Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pendongeng Hitam: Demo 4 November 2016 Buah dari Operasi Senyap "Dwitunggal Jokowi-Ahok"

4 November 2016   07:49 Diperbarui: 4 November 2016   08:43 6265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Entah siapa yang mengatur Ahok untuk sowan ke Jokowi sebelum mendatangi Polisi. Tentu saja hal itu semakin menguatkan persepsi kalau Jokowi memang benar-benar melindungi Ahok. Persepsi dwitunggal Jokowi-Ahok berhasil semakin mendapat pembenaran. Kejadian itu juga sekaligus menguatkan berlangsungnya ketidakadilan di bawah pemerintahan Jokowi.

Upaya me-Libya-kan dan men-Suriah-kan Indonesia yang awalnya sulit diciptakan kini mendadak mendapat angin segar. Ratusan demonstran dari berbagai daerah berdatangan di Jakarta. Mereka bergabung dengan ratusan ribu domontran asal Jakarta. Apakah mereka jauh-jauh menempuh perjalanan berhari-hari dengan bus hanya untuk mengikuti aksi demo yang hanya berlangsung kurang dari 5 jam? Jawabannya bisa “ya” bisa juga “tidak”. Tetapi, ternyata ada pihak-pihak yang akan mendorong demo 4 November ke arah memakzulkan Jokowi lewat Sidang Istemewa. Artinya, Jokowi akan di-Gus Dur-kan.

Selain itu, konsentrasi aparat keamanan pun terpecah dengan ditenggarainya  anggota kelompok teroris, seperti ISIS, Nusra, Al Qaeda, dll yang akan ambil bagian. Tidak masuk akal kalau kelompok teroris itu ambil bagian dengan menjadi pendemo.

Tidak ada seorang pun yang dapat memprediksikan akhir dari unjuk rasa 4 November 2016. Tidak seorang tokoh pun yang mampu menghentikan pendemo, termasuk Habib Rizieq sendiri.

Publikasi pemberitaan yang mempertontonkan barisan tentara dan polisi tidak menyurutkan pendemo untuk menghadiri unjuk rasa. Bahkan, komentar-komentar netizen yang mengatakan kalau pendemo akan disikat habis TNI dan Polri justru menambah semangat pengunjuk rasa. Karena persoalan ini sudah membakar akar rumput. Suasana kebatinan inilah yang tidak disadari oleh media, pemerintah, dan pendukung Ahok. Maka tidak mengherankan kalau selama sebulan ini media dan pendukung Ahok terus menerus melancarkan hujatan yang nyaris tanpa kendali.

Kemarin, dengan dimotori oleh Guntur Romli, buzzer-buzzer pendukung Ahok mem-bully SBY lewat tagar #LebaranKuda. Suatu perbuatan yang benar-benar kekanak-kanakan yang dilakukan di saat negara mengarah dalam situasi genting. Wajar saja kalau pendukung SBY meluapkan kemarahannya dan akan menghadiri demo 4 November 2016.

Kemarahan kepada Ahok, juga kemarahan kepada Jokowi. Unjuk rasa atas kesalahan Ahok, juga unjuk rasa kepada Jokowi. Pengadilan terhadap Ahok, juga pengadilan terhadap Jokowi. Itu semua karena keberhasilan propaganda dwitunggal Jokowi-Ahok yang dimakan mentah-mentah oleh pendukung Jokowi.

Beruntung, upaya untuk menggerakkan demo tandingan seperti yang digelar di Bandung pada 30 Oktober 2016 lalu gagal. Kalau demo tandingan itu berhasil, maka dengan mudah Indonesia akan di-Mesir-kan. Begitu juga dengan adanya usulan untuk menurunkan Banser NU. NU tidak bodoh. NU tahu kalau Banser diturunkan maka akan mudah memancing konflik horisontal yang sulit dipadamkan. Dan NU tidak mau diadu domba dengan sesama rakyat Indonesia.

Saat ini Jokowi sudah terpojok di sudut ring. Pukulan demi pukulan menghantam. Ada 3 kemungkinan, Jokowi di –KO lewat Sidang Istimewa, saved by the bell, atau kalah angka pada Pilpres 2019. Itulah buah dari keberhasilan operasi senyap “Dwitunggal Jokowi-Ahok” yang mempersepsikan Jokowi melekat erat pada Ahok sang tokoh kontroversial dengan segudang masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun