Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Seyogyanya Messi Ambil Pelajaran dari Kebangkitan Baggio

30 Juni 2016   05:10 Diperbarui: 16 Juni 2018   22:40 1525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roberto Baggio tertunduk usai kegagalannya mengeksekusi pinalti dalam final Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat pada 17 Juli 1994. (Sumber foto: BBC.co.uk)

Dan, entah dengan alasan apa, wasit Hugh Dallas asal Skotlandia seolah memberikan waktu lebih lama kepada Baggio untuk menyiapkan dirinya. Drama semakin menegangkan!

Untuk sekian detik Baggio menatap tajam ke arah gawang. Belasan meter di hadapannya Fabian Barthez meningkatkan kesiagaannya. Kedua tangan Barthez merentang bersiap menepis serangan. Badan penjaga gawang berkepala plontos itu terlihat bergerak-gerak miring ke kiri dan ke kanan. 

Dan, ketika pluit ditiup wasit, Baggio bergerak. Ia berlari kecil. Sampai kemudian kakinya menendang Tricolora. Demikian bola resmi keluaran Adidas itu dinamakan.

Ketika rekaman yang menyorot wajah-wajah penonton ditayangkan, nampak sejumlah penonton berdiri dengan jemari kedua tangan yang menutupi bagian hidung dan mulutnya. Ada yang menutupi kedua telinganya. Ada juga menggigit jarinya. Begitu dramatis.

Bola yang ditendang Baggio melesat lalu melewati garis gawang yang dijaga oleh Barthez. Seketika itu juga Baggio meluapkan kegembiraannya.

Sontak penonton bersorak. Bukan hanya pendukung Tim Italia, pendukung tim Perancis pun turut berteriak melepaskan ketegangannya. Gol yang dicetak oleh Baggio bukan hanya menjadi milik Baggio dan Italia, tetapi juga milik dunia.

Masyarakat dunia menjadi saksi betapa trauma kegagalan di Amerika Serikat masih begitu menghantui Baggio. Tetapi, dunia pun menjadi saksi perjuangan Baggio ketika ia mencoba menyingkirkan beban berat masa lalunya. Sebuah peperangan batin anak manusia yang benar-benar berhasil ditangkap secara jelas dan detil oleh kamera dan disaksikan oleh ratusan juta pasang mata anak manusia lainnya.

“Kegagalan penalti di Piala Dunia 1994 adalah momen terburukku,” ungkap Baggio dalam biografinya sebagaimana dikutip oleh CNNIndonesia.com. “Jika saya bisa menghapus momen dalam hidup saya, maka itu mungkin menjadi salah satu bagian yang akan saya hapus.”

Seperti Baggio ketika gagal di Piala Dunia USA 1994, Begitu juga Leonel Messi yang gagal mengeksekusi tendangan penaltinya pada final Copa America Centenario 2016 di Amerika. Seperti juga Baggio bagi Italia, Messi pun gagal membawa Argentina membawa pulang trofi kemenangan bagi negaranya. 

Dalam partai puncak peringatan 100 tahun Copa America itu, Argentina dipecundangi oleh Chile lewat adu penalti dengan skor 4-2. Seperti 17 Juli 1994 bagi Baggio, begitu juga 26 Juni 2016 bagi Messi.

Tidak berbeda dengan Baggio, Messi pun dibuat kecewa atas kegagalannya. Tidak lama setelah pertadingan usai, Messi mengumumkan pengunduran dirinya dari timnas Argentina. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun