Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Para Freelancer, Ini Tujuh Cara Memotivasi Diri Sendiri

8 April 2023   13:18 Diperbarui: 8 April 2023   18:38 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi seorang freelancer bersemangat tinggi. (sumber foto: Andrea Piacquadio / Pexels) 

Selain pekerja formal, ada pekerja non formal yang aktivitasnya tidak terikat dengan suatu institusi seperti kantor pemerintah, atau pun perusahaan swasta. Para pekerja non formal ini misalnya wirausahawan alias entrepreneur, pemilik toko kelontong, pedagang offline dan online, dan pekerja lepas alias freelancer. Sebutan alternatif untuk orang yang melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut adalah self-employed.

Para pekerja non formal ini kerap menghadapi situasi yang tidak menentu. Dalam hal pendapatan misalnya, pendapatan pekerja non formal cenderung fluktuatif. Berbeda dengan pekerja formal yang punya gaji tetap yang rutin beserta sejumlah tunjangan.

Penjual makanan di mal atau tempat wisata akan menangguk untung besar di akhir pekan, tetapi di hari-hari lainnya bisa sepi pembeli. Begitu pula reseller pakaian mungkin akan berkali-kali restock menjelang Lebaran saja.

Seorang perias pengantin sangat sibuk di bulan-bulan ketika orang ramai mengadakan hajatan pernikahan. Di bulan lainnya kesibukannya mungkin menurun bahkan mungkin tidak ada kerjaan sama sekali.

Begitu pula seorang programmer lepas mungkin punya waktu tidur yang singkat dan penghasilan yang lumayan ketika sedang menggarap sebuah proyek pembuatan suatu aplikasi. Ketika tidak ada proyek, penghasilannya nol rupiah tapi waktu istirahatnya jadi lebih banyak.

Pekerja non formal mungkin memiliki tim atau anak buah yang berada di bawah tanggung jawab mereka. Tetapi konsekuensinya, mereka harus menggaji dan/atau memberi tunjangan tertentu yang tentu saja bakal mengurangi profit.


Oleh karena itu, para pekerja non formal biasanya melakukan semua aktivitas usahanya sendiri. Konsekuensinya, ia harus menghadapi berbagai tantangan sendirian dan harus memutar otak guna menyusun siasat agar usahanya bisa bertahan dan berkembang.

Nah, karena apa-apa dilakukan sendiri, tidak ada orang lain yang bisa diajak berdiskusi kecuali dirinya sendiri. Mereka mungkin akan memanfaatkan jaringan pertemanan seprofesi, akan tetapi pertimbangan-pertimbangan dan keputusan-keputusan terhadap usahanya tetap harus dilakukan sendiri.

Sebagaimana pekerja formal, para pekerja non formal juga butuh motivasi agar mereka tetap bersemangat menjalankan usahanya. Kalau semangat mereka kuat, usaha mereka bisa bertumbuh dan berkembang.

Sayangnya tidak ada orang lain yang bisa memotivasi selain dirinya sendiri. Apalagi tidak semua orang memiliki karakter self-motivated yang kuat.

Nah, berikut ini tujuh cara yang perlu dilakukan oleh para pekerja non formal agar tetap termotivasi ketika melakukan pekerjaan mereka sehari-hari.

1. Tetapkan tujuan dalam kalender.

Tujuan bisa bermacam-macam dan waktu untuk mencapainya juga berbeda-beda. Tujuan ditentukan secara spesifik sesuai pekerjaan yang sedang dilakukan.

Tujuan juga bisa saja parsial, apalagi bila seorang pekerja informal melakukan sejumlah pekerjaan atau proyek. Setelah menentukan tujuan yang hendak dicapai, tujuan ditetapkan pada kalender apakah setiap minggu atau dua minggu.

Seorang penulis buku misalnya, bisa menetapkan tujuan dengan membaginya menurut bab. Misalnya ia punya target menyelesaikan bab pertama pada tanggal tertentu, lalu bab kedua seminggu kemudian, dan seterusnya.

Seorang agen properti misalnya, mengisi kalendernya dengan rencana pemasarannya lewat media sosial. Ia membuat sejumlah konten di sejumlah media sosial yang harus rutin ia tayangkan selama golden hour.

2. Buat kebiasaan bekerja seusai target

Namanya pekerja non formal pastinya tidak terikat dengan jam kerja standar yang bisanya diterapkan di kantor-kantor pemerintah atau pun perusahaan. Pekerja non formal memiliki waktu bekerja yang lebih fleksibel, akan tetapi secara bersamaan mereka tetap harus menetapkan target.

Nah, mereka harus membangun kebiasaan-kebiasaan tertentu agar mereka dapat melakukan pekerjaan mereka secara optimal, selesai dengan baik dan tepat waktu. Disiplin sudah pasti, tetapi waktunya bisa ditentukan sendiri.

Jam kerja mereka mungkin jauh berbeda dengan pegawai kantoran yang harus patuh pada jam kerja mulai jam 8 hingga 17. Bila seorang pegawai kantor swasta di Jakarta bertempat tinggal di area sub urban misalnya Bekasi, maka ia harus berangkat lebih pagi misanya jam 4 subuh atau paling telat am 5.30 pagi

Seorang self-employed yang bertempat tinggal di kota yang sama juga punya jam kerja yang sama. Bedanya, ia tidak perlu harus buru-buru meloncat dari kasurnya, cepat-cepat mandi dan berdandan, lalu berjalan setengah berlari untuk mengejar kereta paling pagi.

Seorang pekerja lepas bisa melakukan aktivitas di rumah secara lebih santai sebelum memulai kerja. Namanya pekerja lepas, jam kerjanya berbeda dengan pekerja kantoran yang harus mematuhi jam kantor. Ia bisa bekerja mulai pagi hingga siang atau sore, atau bahkan hingga larut malam bergantung pada volume pekerjaan dan/atau lokasi kliennya.

Pengaturan jadwal kerja harian disesuikan dengan kondisi masing-masing dengan selalu memperhatikan target. Bagaimanapun klien adalah yang utama, jangan sampai klien merasa kecewa dengan hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan target.

3. Kenali potensi kegagalan

Setiap pekerjaan selalu ada resiko kegagalan, termasuk pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja non formal. Ada baiknya untuk mengenali hal yang mungkin bisa menyebabkan kegagalan dan sebisa mungkin mencari langkah antisipasi.

Pedagang makanan di sebuah even pameran terbuka yang diadakan di musim hujan akan mengenali hujan sebagai faktor yang akan mempengaruhi usahanya. Ia mesti sedia payung sebelum hujan dengan menyiapkan sejumlah barang agar makanan yang ia jual tidak rusak.

Misalnya dengan menyiapkan sejumlah lembaran plastik untuk melindungi dagangannya bila hujan tiba. Atau mungkin menggunakan wadah plastik transparan berpenutup yang bisa melindungi produknya dari percikan air hujan.

Seorang graphic designer menerima pekerjaan dadakan dari seorang pelanggannya untuk membuat slaid presentasi dan harus dibuat semenarik mungkin dengan batas waktu keesokan paginya. Padahal masih ada banyak pekerjaan dari pelanggan lain yang mengantri.

Ia sudah mengantisipasi bakal ada pelanggan yang seperti ini. Maka ia menyiapkan jurus spesial dengan menggunakan template presentasi gratisan siap pakai dari sebuah layanan online yang belum banyak diketahui orang.

Apabila pekerja non formal ini mampu mengenali apa saja yang bisa membuat usaha atau proyeknya gagal, ia sudah siap dengan solusi yang akan membalikkan hambatan menjadi cuan.

4. Lacak kemajuan yang telah diraih

Sebagaimana pekerja formal, pekerja non formal juga perlu memonitor pekerjaannya agar hasil pekerjaannya sampai ke klien dengan tepat waktu. Apalagi bila ia telah memiliki klien tetap, maka urusan kepercayaan harus dijaga dengan baik.

Di ranah manajemen proyek, biasanya digunakan tabel Gantt Chart untuk memonitor perkembangan suatu proyek atau pekerjaan dari seluruh aspek secara visual. Tabel ini bisa diadopsi untuk para pekerja informal agar mereka bisa mendapatkan gambaran tentang pekerjaan yang mereka lakukan.

Ada beberapa website tentang project management yang memiliki fitur Gantt Chart yang memberikan layanan gratis hingga berbayar misalnya Notion, Asana, Venngage, Monday.com dan Zoho. Paling simpel bisa menggunakan aplikasi spreadsheet seperti MS Excel aatau Google Sheet.

5. Beri penghargaan kepada diri sendiri

Jangan memandang remeh dengan pencapaian kecil karena itu sangat berarti. Ingat, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Dalam konteks pekerjaan, pencapaian-pencapaian kecil bisa menambah pengalaman dan memperkuat keahlian.

Ketika berhasil melakukan pencapaian-pencapaian kecil, tak ada salahnya memberi penghargaan kepada diri sendiri alias self-reward. Bentuknya bisa bermacam-macam, bisa berupa barang atau kegiatan tertentu.

Seorang penulis konten yang ditarget 10 artikel per hari mungkin akan memanjakan dirinya dengan makan di restoran all you can eat setelah semua artikel yang ia kirim disetujui oleh pemberi kerja. Ia merasa sangat senang dengan pencapaiannya kali ini karena itu adalah pencapaian terbaiknya.

Seorang tenaga penjualan lepas yang berhasil mencapai target pejualan harian secara berturut-turut selama satu minggu memanjakan dirinya dengan melakukan staycation di akhir pekan. Ia merasa segar kembali dan siap menerima tantangan penjualan di minggu berikutnya.

Sekecil apapun penghargaan terhadap diri sendiri, semuanya sangat berarti untuk memacu motivasi lebih tinggi lagi. Atur self-reward sesuai kemampuan dengan uang yang ada, jangan sekali-sekali menggunakan kartu kredit atau pun pinjol. Ingat, freelancer bukan pegawai kantoran yang bergaji tetap.  

6. Bersyukur

Bersyukur merupakan wujud terima kasih kepada Yang Maha Kuasa atas segala rezeki yang diterima oleh seseorang. Cara melakukan syukur bermacam-macam, misalnya quality time dengan keluarga atau berbagi rezeki di panti asuhan.

Seorang arsitek independen baru saja menyelesaikan proyek pertamanya, sebuah rumah tinggal, dimana kliennya mengatakan sangat puas dengan pekerjaannya. Di Minggu yang cerah, ia mengajak keluarga kecilnya, orang tua dan mertua jalan-jalan ke tempat wisata di luar kota.

Ini merupakan salah satu ungkapan syukur sang arsitek atas selesainya pekerjaan yang telah menyita waktu, energi dan pikiran. Apalagi klien pertamanya itu adalah sosok yang perfeksionis yang ingin hunian pertamanya adalah rumah terbaik bagi keluarganya.

Melihat kegembiraan anggota keluarga atau pun keceriaan anak-anak panti asuhan akan membuat hati senang dan bahagia. Hal itu bisa memacu semangat diri agar bisa bekerja lebih baik lagi.

7. Lakukan sesuatu yang bisa meningkatkan mood atau suasana hati

Freelancer juga manusia. Kadang ada waktu-waktu dimana mereka punya suasana hati yang tinggi dan di waktu lainnya rendah. Mereka harus senantiasa menjaga good mood agar bisa bekerja dengan sebaik-baiknya.

Pegawai kantoran yang sedang bad mood mungkin tidak bisa kemana-mana selain muter-muter saja di area kantor (kecuali pegawai yang banyak alasan). Tapi seorang freelancer punya banyak pilihan untuk break sejenak agar bisa meningkatkan mood yang sedang low.

Karaoke di rumah sendiri atau bersama anggota keluarga, bermain gim, atau pun berolahraga. Waktunya bisa diatur sendiri asal jangan sampai kebablasan hingga berjam-jam. Apapun kegiatan break-nya, tujuannya agar bad mood menjadi good mood.

Oh ya, menjaga tubuh tetap sehat dan bugar bisa menjaga good mood juga lho. Seorang pekerja non formal harus senantiasa sehat, karena kalau sakit maka pekerjaan bisa terhambat karena tidak ada yang bisa menggantikan perannya.

Menerapkan gaya hidup sehat harus dipatuhi setiap hari. Misalnya kebiasaan mengonsumsi mengonsumsi asupan sehat seperti makanan dan minuman sehat, juga menjaga tubuh agar selalu terhidrasi (kecuali saat berpuasa).

Begitu pula dengan olahraga rutin bisa membantu tubuh selalu fit. Dipetik dari laman Verywell Mind, aktivitas fisik dapat meningkatkan mood, meningkatkan tingkat energi, dan membantu tidur lebih nyenyak.

***

Daftar bacaan:
1. How to Motivate Yourself: 11 Tips for Self Improvement 
2. How to Increase Self-Motivation
3. Self-Motivation Explained + 100 Ways To Motivate Yourself 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun