Jelang akhir tahun 2019 ini sejumlah kompetisi fotografi internasional memasuki masa deadline pengiriman karya.Â
Selama kurun waktu September hingga Desember 2019 ini hingga paling lambat awal Januari 2020 adalah masa-masa sibuk bagi para fotografer yang ingin mengikuti kompetisi. (Informasi lengkap tentang jadwal deadline kontes fotografi bisa diperhatikan di laman Photo Contest Deadlines.)
Beberapa kompetisi fotografi sudah mulai memamerkan sejumlah karya terpilih yang berhak menjadi finalis, misalnya "2019 Wildlife Photographer of The Year" dan "Comedy Wildlife Photography Awards 2019". Dua kontes foto tersebut sudah memutuskan foto mana saja yang menjadi finalis.
Dua kompetisi tersebut mensyaratkan obyek foto adalah binatang di alam liar. Semua foto yang tampil sebagai finalis di dua kompetisi foto global tersebut sangat memikat.Â
Khusus untuk kompetisi "Comedy", syaratnya unik, yaitu memotret perilaku hewan yang selain memikat dari aspek teknis juga memancing senyum bagi siapa saja melihatnya.
Melihat kerasnya kehidupan satwa dari dekat di 2019 Wildlife Photographer of The YearÂ
Kompetisi "2019 Wildlife Photographer of The Year" sudah ke-55 kalinya digelar oleh Natural History Museum di London, Inggris. Para juri menyeleksi seluruh karya yang masuk hingga akhirnya terpilih 15 foto yang layak menjadi finalis.Â
Di tahun 2019 ini, jumlah karya yang masuk sangat banyak yaitu 50 ribu foto dari 100 negara.
Semua foto bertema alam liar yang tidak saja fokus pada binatang itu sendiri tetapi juga kehidupan mereka di antara predator dan manusia. Jadi selain sebagai kompetisi seni fotografi, juga punya misi membangun kesadaran warga dunia bahwa kehidupan manusia mempengaruhi kelestarian spesies satwa.
Misalnya salah satu foto karya Matthew Ware dari Amerika Serikat yang memotret seekor penyu Kemp yang hampir punah di sebuah pantai di Alabama. Lehernya terikat dengan senar alat pancing yang terikat pada sebuah kursi pantai. Kabarnya penyu itu pada akhirnya mati.
Sedih, Kehidupan manusia yang acap abai terhadap lingkungan tidak saja mengusik kehidupan satwa tetapi juga mengancam nyawa mereka.
Kita melihat sebagian manusia masih membuang sampah secara sembarangan. Membuang ke sungai misalnya, sampah-sampah itu akan mengalir hingga pantai dan akan terombang-ambing di lautan, mengancam spesies tertentu.Â
Bahkan ikan paus pun mengira sampah plastik sebagai makanan. Kompas.com pernah menginformasikan sebanyak 5,9 kilogram plastik ditemukan di dalam perut seekor ikan paus yang mati di perairan Wakatobi.
Perkelahian antar binatang juga menjadi salah satu finalis yang mewarnai kompetisi ini, misalnya foto karya Peter Haygarth dari Inggris. Ia memotret pertarungan antara seekor cheetah dengan sekelompok anjing liar Afrika  yang bernama Latin Lycaon pictus. Foto berlokasi di Zimanga Private Game Reserve, di KwaZulu-Natal, Afrika Selatan.
Tetapi tidak semua finalis memotret situasi yang menggugah atau mendebarkan hati. Beberapa foto malah memotret perilaku satwa yang lucu. Misalnya foto seekor racoon yang melongokkan kepalanya lewat sebuah lubang kaca depan sebuah bangkai mobil Ford Pinto tahun 1970 di wilayah Saskatchewan, Kanada.
Sadar bahwa ia mendapatkan sebuah momen itu, dengan sigap ia memotret momen tersebut sebelum sang racoon kembali memasukkan kepalanya atau keluar lewat lubang tersebut untuk mencari makanan.
Ternyata ada bayi-bayi racoon di dalam bangkai mobil itu! Sang induk menemukan tempat yang hangat dan aman dari gangguan coyote, predator utamanya.Â
Penantian Jason tidak sia-sia, ia tampil sebagai salah satu finalis kompetisi foto ini. Sebagaimana para finalis lainnya, ia berharap untuk memenangkan kompetisi tersebut.
Foto-foto lain merekam hal-hal di luar dugaan, misalnya karya fotografer Perancis Frank Deschandol tentang seekor kumbang zombie yang dikuasai suatu spesies jamur. Jamur parasit itu menginfeksi dan menyebar di dalam tubuh kumbang ketika kumbang itu masih hidup.
Tidak ada keterangan tentang spesies jamur tersebut, tetapi pasti akan menarik perhatian ahli mikologi dan entomologi untuk mempelajarinya lebih jauh, termasuk implikasinya bila menginfeksi manusia.
Foto-foto finalis selengkapnya silakan mengunjungi tautan ini.
Ketika Satwa Bertingkah Seperti Manusia di Comedy Wildlife Photography Awards 2019
Kompetisi "Comedy Wildlife Photography Awards 2019" juga menjadikan binatang sebagai obyek foto. Tetapi kompetisi ini punya syarat yang lebih unik lagi.
Selain teknik fotografi yang apik, foto harus menangkap tingkah binatang yang memancing senyum atau pun gelak tawa. Nah, ini akan menjadi tantangan tersendiri buat fotografer manapun yang mengikuti kontes ini.
Tidak ada informasi jumlah foto yang terkumpul di panitia, tetapi finalisnya cukup banyak yaitu 40 karya foto. Semuanya menarik, lucu dan memancing senyum bagi siapapun yang melihatnya.
Para satwa itu tidak berpikir bahwa apa yang mereka lakukan itu sesuatu yang lucu dari sudut pandang manusia. Binatang dalam foto seakan mimicking alias meniru gerakan atau perilaku manusia.
Mungkin kita bisa memberi caption foto ini dengan "Like a Boss!". Sang fotografer jeli menangkap momen dan lekas mengabadikan momen tersebut.
Foto lainnya merekam dua ekor burung yang mengingatkan kita dengan kehidupan suami takut istri. Sepertinya itu spesies burung Berek atau Merops hirundineus atau burung pemakan lebah.
Sedangkan yang diam saja mungkin burung jantan. Kenyataannya kita tidak tahu yang mana yang jantan atau betina, atau mungkin keduanya jantan atau betina.
Apa gerangan yang ia lakukan di sana? Bermain petak umpet dengan sang fotografer? Jelas tidak, bahaya kalau sampai induknya tahu bisa-bisa fotografernya bisa dikejar. Hehe.
Foto-foto finalis selengkapnya silakan mengunjungi tautan ini. Pemenang kompetisi ini akan diumumkan pada 13 November 2019.