Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

CWD, Wabah "Rusa Zombie" yang Dikhawatirkan Menulari Manusia

19 Februari 2019   11:57 Diperbarui: 19 Februari 2019   13:38 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Rusa | megapolitan.kompas.com

Celain CWD, penyakit lain yang disebabkan oleh prion antara lain Kuru, sindrom Gerstmann-Straussler-Scheinker dan Creutzfeldt--Jakob yang menyerang manusia, dan bovine spongiform encephalopathy (BSE) alias sapi gila yang menyerang hewan sapi dan scrapie yang menyerang domba dan kambing.

Lalu mengapa penyakit CWD ini disebut dengan rusa zombie? Merunut sejarah munculnya penyakit ini, CWD pertama kali diidentifikasi pada rusa tangkapan pada akhir tahun 1960-an di Colorado dan rusa liar pada 1981, demkian menurut CDC.

Gejala rusa yang mengalami penyakit ini yaitu adanya air liur berlebih, tersandung ketika berjalan, pergerakan yang kurang terkoordinasi (yang berkaitan dengan gangguan syaraf), kurangnya rasa takut terhadap manusia, lesu, haus atau buang air kecil yang berlebihan, teliga yang terkulai dan berperilaku agresif. Perilaku tesebut lantas merujuk pada perilaku zombie sehingga CWD disebut dengan penyakit rusa zombie.

Rusa yang terkena penyakit ini akan memiliki waktu satu tahun hingga akhirnya muncul gejala-gejala yang menunjukkan hewan itu terjangkiti CWD. Penyakit CWD dapat menyerang rusa dari segala usia. Rusa yang terinfeksi bisa mati tanpa pernah terserang penyakit. CWD bersifat fatal bagi hewan. Sejauh ini belum ada tindakan baku mengenai perawatan atau pun vaksin untuk mengatasi penyakit ini.

Penyakit CWD ini pada umumnya ditemukan di AS dan Kanada, Norwegia dan Korea Selatan. Tetapi baru-baru ini penyebaran cukup masif terjadi di AS dan Kanada. Pengujian pada hewan kera menunjukkan adanya kemungkinan penyakit ini menyerang manusia. Pengujian dilakukan dengan memberi makan sejumlah kera sejumlah daging hewan yang terpapar CWD.Beberapa kera yang memakannya menunjukkan gejala CWD.

Penularan CWD yang cukup efektif adalah kontak langsung antar badan hewan, misalnya lewat air liur, darah, urin dan tinja. Penularan juga terjadi lewat lapisan kulit beludru pada tanduk rusa dan bangkai rusaMengingat rusa adalah hewan yang hidup berkelompok, maka penularan CWD semakin meluas baik penularan secara langsung maupun tidak langsung.

Sedangkan penularan lainnya yang perlu diwaspadai adalah melalui makanan dan air yang terkontaminasi. Oleh karena itu himbauan agar tidak memakan daging rusa yang terpapar penyakit itu sudah tepat.

Apakah penyakit CWD bakal sampai ke Indonesia?

Sekadar informasi tentang spesies rusa di Indonesia, Kompasianer Gunawan Simanjuntak pernah menulis artikel berjudul "Rusa Indonesia dan Upaya Pelestariannya" yang menginformasikan tentang jenis rusa di Indonesia yaitu Rusa Sambar (Cervus unicolor), Rusa Timor (Cervus timorensis), Rusa Bawean (Axis kuhlii), dan Kijang Muncak (Muntiacus muntjak).

Spesies rusa-rusa tersebut merupakan rusa asli Indonesia dan populasinya tersebar luas di seantero Indonesia. Selain itu, terdapat jenis Rusa Totol (Axis axis Erxl) yang berasal dari India dan sudah beradaptasi dengan baik di Indonesia. Spesies rusa ini bisa ditemui di halaman Istana Bogor.

Penyakit CWD bisa saja menyerang rusa-rusa di Indonesia apabila kontrol terhadap masuknya satwa dan daging rusa dari luar negeri (khususnya rusa dari AS dan Kanada) ke Indonesia lemah. Oleh karena itu Badan Karantina Pertanian merupakan gerbang utama yang berperan besar dalam pencegahan penyebaran penyakit yang berasal dari hewan atau tumbuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun