Tetapi keputusan finansial terkait pemenuhan kualitas hidup adalah ranah individu karena kembali ke pendapat Calman tadi bahwa kualitas hidup hanya dapat dijelaskan dan diukur dalam konteks individual. Senang (baca: tercapai kualitas hidup) atau susah (baca: pemborosan di sana-sini, terlilit hutang) toh individu sendiri yang menikmati.
Jadi sebaiknya hindari kondisi perekonomian keluarga yang tambal sulam karena perilaku boros demi mengejar kualitas hidup yang tidak realistis. Apalagi sampai besar pasak daripada tiang.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!