Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Memperlakukan Seseorang Berdasarkan Penampilannya, Salahkah?

23 Mei 2018   18:07 Diperbarui: 24 Mei 2018   21:04 2403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: businessinsider.com

Sambil menikmati kue tersebut ditemani secangkir minuman panas, sambil tetap pasang telinga kalau-kalau ada panggilan dari apotek lewat pengeras suara, saya berpikir mengapa petugas stand itu sampai mengatakan hal yang cenderung ngenyek (merendahkan) saya sebagai seorang calon pembeli?

Kejadian di atas beberapa kali saya ceritakan ke teman-teman kantor dan mereka meresponsnya dengan tawa seraya mengatakan penampilan saya waktu itu mungkin mirip kere. Hehe.. Kejam sekali teman-teman saya itu. Tapi setelah saya pikir-pikir, sepertinya mereka benar. Bisa jadi penampilan saya yang menjadi sebab.

Memang, penampilan saya saat itu super kucel nan berantakan alias kumus-kumus: pulang dari kerja yang melelahkan dalam kondisi yang kurang fit, ditambah harus melintasi kemacetan jalan raya, lalu kesulitan menemukan tempat parkir di rumah sakit, berjalan agak terburu-buru dari area parkir ke bagian registrasi pasien supaya mendapatkan nomor urut lebih awal, menunggu datangnya dokter, hingga menunggu antrean pengambilan obat di apotek. Plus dalam kondisi lapar. Tak heran petugas stand kue itu menangkap kesan kere dalam diri saya karena penampilan saya. Tapi yah sudahlah...

Pengalaman kedua, suatu waktu saya dan istri saya jalan-jalan ke sebuah mal di Surabaya Pusat. Waktu itu penampilan saya agak keren walaupun pakaian yang saya kenakan bukan pakaian branded. Ketika kami melintasi stand pemasar apartemen, seorang salesman atau staf pemasarannya menatap saya dan segera menghampiri saya, memberikan brosur apartemen seraya nyerocos dengan antusias mengenai apartemen yang ia tawarkan.

Dalam hati, wah tumben nih disamperin salesman. Jarang banget soalnya. Salesman apartemen lagi. Oh, mungkin karena penampilan saya yang waktu itu agak keren. Dilihat dari penampilan saya waktu itu, mungkin citra yang muncul di mata salesman itu adalah bahwa saya memenuhi ciri-ciri calon pembeli potensial apartemen (gubraakkk..)

Tapi memang apartemen yang ia tawarkan memang menarik, sayangnya saya tidak sedang mencari apartemen. Lagipula hidup saya pas-pasan, bukan horang kaya. Saya ke mal hanya mau jalan-jalan. Saya menolaknya tawarannya dengan halus.

Saya sepakat bahwa dari penampilan kita, orang lain akan memandang dan menilai kita serta mendapatkan kesan dari diri kita. Mengenai penampilan ini dimaknai secara berbeda oleh gender pria dan wanita. Bagi mayoritas pria, penampilan cenderung hal yang remeh temeh. Hal sepele yang kurang begitu penting. Berbeda dengan wanita yang harus selalu menjaga penampilan.

Misalnya, kalau kita mengunjungi mal, kerap kita melihat sepasang pria dan wanita dimana si pria berpenampilan santai mengenakan T-shirt dan celana selutut, sementara si wanita mengenakan pakaian yang lebih rapi, beberapa malah melengkapinya dengan gemerincing berbagai perhiasan.

Saya ingat sebuah pepatah Jawa yang mengatakan "Ajining Diri Saka Lathi, Ajining Sariro Saka Busana".

"Ajining Diri Saka Lathi" mengandung arti bahwa seseorang dapat dihargai itu dari lisan maupun tutur katanya. Sedangkan "Ajining Sariro Saka Busana" atau kalimat lain "Ajining Raga Saka Busana" mengandung makna bahwa seseorang dihargai lewat penampilan atau busana yang ia kenakan.

Pepatah ini ada benarnya juga dan untuk kita sebagai pengingat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun