Mohon tunggu...
Garuda Hitam
Garuda Hitam Mohon Tunggu... profesional -

Garuda Hitam adalah cerita bersambung dengan genre spionase, kombinasi antara Da Vinci Code dengan James Bond, tentang intrik politik dan intelejen tingkat tinggi yang terjadi di tanah air. Kendati beberapa tokoh dan lembaga yang disebut dalam kisah ini benar-benar ada, cerita ini seratus persen fiksi alias khayalan. Kisah ini ditulis secara bergantian oleh Suka Ngeblog, Daun Ilalang dan Hes Hidayat

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[14] Unit Khusus Presiden Terpilih

30 Juli 2014   19:23 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:50 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Gedung yang dijadikan Kantor Transisi oleh Presiden Terpilih nampak ramai. Sejumlah petinggi partai politik pendukung nampak bergerombol. Kresna Dutamangkara alias Dododo juga mengenali sejumlah sosok terkenal seperti mantan petinggi Polri dan ABRI, beberapa pengusaha, pengacara, bahkan artis. Beberapa diantaranya tersenyum dan menganggukkan kepala ke arahnya.

Telepon yang mengabarkan bahwa Presiden Terpilih ingin bertemu membuat Kresna Dutamangkara galau. Kenapa Presiden terpilih ingin bertemu? Apakah karena urusan LIN?

Dia mengenal Presiden Terpilih, tentu saja, sekalipun tidak akrab. Terakhir kali mereka bertemu bulan Januari ketika Kresna menjadi pembicara pada acara yang diikuti para kepala daerah se-Indonesia. Saat itu, Kresna bersama kepala BIN memaparkan perkiraan kondisi keamanan menjelang pilpres. Saat itu mereka sempat bersalaman.

Namun setelah itu, tak ada pertemuan. Menjelang dan selama proses pilpres, Kresna memang sengaja menjaga jarak dengan kedua kandidat.

Seorang perempuan berambut pendek yang mengenakan batik berwarna kemerahan menyambut Kresna.

"Kau terlambat empat menit," ujar perempuan itu.


"Maaf, macet," balas Kresna. "Ada urusan apa Sel? Kenapa Presiden Terpilih ingin bertemu denganku?"

Perempuan yang disapanya dengan Sel itu sejenak nampak bimbang. "Emm. Aku tak punya kapasitas untuk menjelaskan hal itu. Aku hanya ditugaskan untuk menghubungimu. Beliau sudah menunggumu di  ruangannya."

***

Presiden Terpilih nampak sedang berbincang dengan seorang lelaki dan perempuan ketika Kresna Dutamangkara memasuki ruangan. Sang Presiden Terpilih yang mengenakan busana berwarna putih itu tertawa ramah.

"Ah, yang ditunggu datang juga. Selamat bertemu, pak Kresna," ujar Sang Presiden Terpilih sambil menjabat tangan Kresna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun