Mohon tunggu...
Garin Nanda
Garin Nanda Mohon Tunggu... Freelancer - @garinnanda_

Mengemas sebuah cerita jadi lebih bermakna.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pengabdian Tak Terbatas Oscar Tabarez

27 Maret 2022   10:35 Diperbarui: 27 Maret 2022   10:36 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Foxdeportes

Ketika negara-negara seperti Brasil, Argentina, hingga yang tersebar di Eropa mengandalkan kekuatan fisik untuk bermain sepakbola, Uruguay sudah menjadi negara yang tampil dengan permainan menarik. Umpan-umpan pendek dan permainan cepat membuat mereka jadi tim paling ditakuti ketika itu.Hasilnya, mereka mampu menjuarai Olimpiade di tahun 1924 dan 1928. Lalu ketika turnamen terbesar sepakbola beralih ke ajang Piala Dunia, Uruguay menjadi negara yang pertama kali memenangkannya di tahun 1930, untuk kemudian menambah koleksi di tahun 1950.

Dalam waktu yang relatif lama, Uruguay menjadi negara dengan kekuatan yang sama sekali tidak bisa diabaikan. Namun ketika sepakbola memasuki era 1970 an, kekuatan mereka mulai dipahami dan sedikit banyak diadopsi oleh tim lain. Hasilnya, prestasi sulit diulang. Uruguay kehilangan identitas dan tak mampu lagi bersaing di level tertinggi sepakbola dunia.

Lalu di awal 1980 an, muncullah seorang hebat nan berwawasan bernama Oscar Tabarez. Tabarez pertama kali masuk ke jajaran timnas Uruguay pada 1983 ketika dia menjabat sebagai pelatih tim Uruguay U20.

Kedatangannya memberi optimisme tinggi bagi rakyat Uruguay, meski memang, Tabarez sempat beberapa kali melatih tim lain.

Kejeniusannya sebagai seorang juru taktik terbukti, ketika Penarol dibawanya meraih gelar Copa Libertadores kelima sepanjang sejarah. Dari situ, timnas Uruguay tertarik untuk membawanya ke tim senior pada tahun 1988.

Tantangan berat pertama Tabarez datang dari turnamen Copa America 1989. Pada ajang yang digelar di Brasil itu, Uruguay berhasil mencapai babak final. Dalam prosesnya, Uruguay bahkan sempat dibawa Tabarez mengalahkan Argentina yang ketika itu mengandalkan sang dewa sepakbola, Diego Maradona.

Sayangnya di partai final mereka harus menelan kekalahan tipis 1-0 dari tuan rumah Brasil.

Kegemilangan Tabarez berlanjut di ajang Piala Dunia 1990, ketika dia mampu mengantar Uruguay terbang ke Italia. Di fase grup, Uruguay berhasil menempati posisi tiga terbaik dan lolos ke babak 16 besar. Sayang pada fase tersebut, Uruguay harus mau mengakui keunggulan tim tuan rumah Italia dengan skor 2-0.

Sekembalinya dari Italia, Tabarez memilih untuk mundur dari jabatan pelatih timnas Uruguay. Dia lantas bertolak ke sejumlah klub untuk mencari pengalaman berbeda. Saat itu, tim seperti Boca Juniors, Cagliari, AC Milan, Real Oviedo, dan Velez Sarsfield, menjadi yang beruntung karena sempat mendapatkan jasanya.

Ketika Uruguay tidak dilatih oleh Oscar Tabarez, tercatat hanya Piala Dunia 2002 saja yang masuk ke dalam genggaman. Sisanya, mereka gagal unjuk gigi dan harus puas duduk sebagai penonton pertandingan.

Pada ajang yang digelar di Korea Jepang itu pun, Uruguay gagal melangkah jauh, usai di grup A mereka kalah dari Denmark dan Senegal yang mampu lolos ke babak selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun