Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

[Kota Cerdas] Tangerang Selatan, Tak Hanya Akrab Teknologi (2)

19 Mei 2015   21:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:48 2619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_418649" align="aligncenter" width="567" caption="Pasar Modern di BSD City. (Foto: viva.id)"][/caption]

Konsep kedua dalam pencapaian Kota Cerdas adalah Smart Economy. Lagi-lagi, dukungan TIK tak dapat dilepaskan. Smart Economy berarti pengelolaan kota dengan ditopang perekonomian yang baik dan memaksimalkan sumber daya/potensi kota. Tentu, didukung pula layanan TIK, tata kelola dan peran SDM yang baik. Konsep ini misalnya, menelisik empat persoalan, mulai dari pusat kegiatan ekonomi, pendidikan, industri, dan sumberdaya alam.

Smart Economy

Secara ekonomi, Tangsel menggeliat. Dampaknya, pusat-pusat kegiatan perekonomian terus menjamur dengan beragam bidang usaha, seperti industri kayu anyaman bambu/rotan, gerabah, pakaian jadi, makanan dan minuman, alas kaki, kertas, penerbitan, kimia, karet/plastik, barang galian bukan logam, barang logam, mesin dan perlengkapan, peralatan kantor dan rumah tangga, juga kosmetik dan obat-obatan. Data yang dihimpun Disperindag Kota Tangsel memperlihatkan, jumlah perusahaan sepanjang 2013, sebanyak 764 perusahaan. Tersebar di tujuh kecamatan, terbanyak berada di Kecamatan Pondok Aren (256 perusahaan), disusul Setu (131), Serpong (114), Ciputat (90), Serpong Utara (71), Pamulang (63), dan Ciputat Timur (39).

Pusat-pusat perbelanjaan yang banyak menyedot tenaga kerja itu misalnya, ITC BSD, Mall WTC Matahari Serpong, BSD Junction, Serpong Plaza, Bintaro Plaza, BintaroXChange, Carrefour CBD Bintaro – Ciputat - Pamulang, Ramayana Ciputat, Pamulang Square, Living World Alam Sutera, Lotte Mall Bintaro, Superindo Supermarket Pamulang, Giant Hypermarket Ciputat, Tip Top Ciputat, Mal TerasKota BSD dan masih banyak lagi.

[caption id="attachment_418650" align="aligncenter" width="314" caption="Tabel Jumlah Perusahaan Berdasarkan Sektor Usaha di Tangsel, 2013. (Sumber: BPS Kota Tangsel)"]

1432043048762121066
1432043048762121066
[/caption]

[caption id="attachment_418651" align="aligncenter" width="540" caption="Pusat perbelanjaan Living World di Alam Sutera, BSD City. (Foto: bakerymagazine.com)"]

1432043103690220720
1432043103690220720
[/caption]

Sebagai kota yang digadang-gadang menjadi ‘Kota Jasa’, Tangsel menjadi primadona sebagai wilayah yang tepat bagi pengusaha untuk menanamkan modalnya. Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Tangsel merinci, pada 2013 terdapat 172 Penanaman Modal Asing (PMA), dan 18 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Jumlah investasi PMDN mencapai lebih dari Rp 426 miliar, dan jumlah investasi PMA mencapai lebih dari US$ 3 miliar. Meningkat, bila dibandingkan tahun sebelumnya dengan 167 PMA (dengan jumlah investasi hingga lebih dari US$ 2,9 miliar), dan 12 PMDN (lebih dari Rp 340 miliar). Lima besar posisi aliran modal dari mancanegara yang berinvestasi di Tangsel adalah, Korea Selatan, Jerman, Singapura, Taiwan, dan Australia.

Bagaimana imbasnya terhadap warga kota? Pada 2013, dari jumlah total penduduk sebanyak 1.443.403 jiwa, terdapat 1.070.776 jiwa atau 74,18 persen yang merupakan Penduduk Usia Kerja (PUK). Dari jumlah PUK ini, sebanyak 650.259 jiwa merupakan para angkatan kerja, dan sisanya 29.632 jiwa adalah bukan angkatan kerja (pengangguran). Proporsi pekerja terhadap Angkatan Kerja cukup menggembirakan, 95,44 persen. Angka ini menunjukkan besarnya kesempatan seseorang untuk memperoleh pekerjaan atau Tingkat Kesempatan Kerja (TKK). Dari sini, kinerja Pemkot Tangsel terlihat keberhasilannya, lantaran berhasil menekan angka pengangguran menjadi 4,56 persen. Pada tahun sebelumnya atau 2012, angka pengangguran masih cukup tinggi, 8,07 persen.

PUK yang mencari kerja, menurut data Dinas Tenaga Kerja Tangsel, jumlahnya mencapai 4.839 orang. Latarbelakang ijasah pendidikan mereka didominasi Strata-1 sebanyak 2.093 orang. Disusul lulusan SMK dan sederajat dengan 1.219 orang, lulusan S2 sebanyak 72 orang, program Diploma-I, II dan III mencapai 52 orang, dan lulusan SD sebanyak 6 orang. Angka lulusan SMK dan sederajat yang masuk dalam PUK cukup besar, karena memang berdasarkan prosentase penduduk usia 10 tahun keatas menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan pada 2013, lulusan SMK dan sederajat tercatat paling banyak yaitu 35,64 persen, disusul Universitas atau Perguruan Tinggi sebanyak 19,06 persen, SMP dan sederajat 17,92 persen, kemudian SD dan sederajat 15,81 persen, serta sisanya 11,57 persen adalah yang tidak atau belum menamatkan SD.

[caption id="attachment_418652" align="aligncenter" width="329" caption="Tabel Indikator Ketenagakerjaan di Tangsel, 2013. (Sumber: Sakernas 2013, diolah)"]

1432043183502909378
1432043183502909378
[/caption]

[caption id="attachment_418653" align="aligncenter" width="316" caption="IPM Kota Tangsel pada 2012-2013, tertinggi se-Provinsi Banten. (Sumber: Susenas 2013 diolah)"]

14320432831649738139
14320432831649738139
[/caption]

Karena itu, tak berlebihan bila Tangsel berhasil menempati posisi ‘Menengah Atas’ dalam capaian Indeks Pembangunan Manusia se-Provinsi Banten, dengan capaian 77,13. Disusul Kota Cilegon (76,31), dan Kota Tangerang (76,05), sebagai perbandingan.

 

Berdasarkan data Dinas Pendidikan Tangsel, pada 2013 kemarin, jumlah sekolah Taman Kanak-Kanak mencapai 421 sekolah; SD Negeri (208 sekolah), dan SD swasta (139 sekolah); SMP Negeri (21 sekolah), SMP swasta (119 sekolah); SMA Negeri (12 sekolah), dan SMA swasta (46 sekolah); SMK Negeri hanya lima sekolah, dan SMK swasta (60 sekolah); sedangkan Raudhatul Athfal swata (96 sekolah); Madrasah Ibtidaiyah Negeri (2 sekolah), MI swasta (78 sekolah); Madrasah Tsanawiyah Negeri hanya ada satu sekolah, dan swastanya berjumlah 40 sekolah; perbandingan yang tak seimbang juga terjadi pada Madrasah Aliyah Negeri (hanya dua sekolah), dan MA swasta ada 14 sekolah.

Adapun Universitas/Perguruan Tinggi yang ada di Tangsel, misalnya, untuk di wilayah Kecamatan Ciputat ada STIE Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah, STIE Paripurna, Institut Ilmu Al Quran, AKPAR Nusantara, dan AMIK BSI. Sedangkan yang berada di kawasan Serpong, ada Institut Teknologi Indonesia, AMIK BSI, Universitas Swiss German, Prasetiya Mulya Business School, Universitas Bina Nusantara, dan STIE Bisnis Indonesia. Di Pamulang, ada Universitas Terbuka, Universitas Pamulang, AMIK Wahana Mandiri, Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid, dan masih banyak lagi.

[caption id="attachment_418654" align="aligncenter" width="518" caption="Universitas Terbuka di Pondok Cabe, Tangsel. (Foto: infokampustangsel.com)"]

1432043358430695625
1432043358430695625
[/caption]

[caption id="attachment_418656" align="aligncenter" width="512" caption="Pengelola Swiss German University di Serpong, dalam satu kegiatan. (Foto: sgu.ac.id)"]

14320434071771414831
14320434071771414831
[/caption]

Smart Environment

Konsep ketiga dalam parameter Kota Cerdas adalah Smart Environment. Penekanannya lebih difokuskan pada bagaimana kota mengelola dengan cerdas kebutuhan dan pasokan energi bagi warganya, termasuk penggunaan energi alternatif, dan upaya melakukan hemat energi. Selain itu, sebuah kota juga akan dinilai pengelolaan lingkungan---baik kualitas maupun tingkat pencemarannya---, dan terkait masalah perencanaan tata ruang.

Sepertinya, penerapan Smart Environment ini menjadi ‘lampu kuning’ bagi Tangsel. Untuk lebih jelasnya, simak paparan berikut sembari mengenal profil Kota Tangsel lebih jauh.

Profil Tangsel dan 10 Isu Umum Perkotaan

Secara global, lebih dari 50 persen penduduk dunia saat ini hidup di perkotaan. Kelak, pada 2050, diperkirakan 9,6 miliar jiwa hidup di perkotaan. Masuk akal, bila permasalahan perkotaan semakin banyak dan beragam. Dalam bukunya “Pengantar Perencanaan Wilayah dan Kota” (2014), Achmad Djunaedi selaku Dosen UGM Yogyakarta sekaligus Konsultan Wilayah dan Perencanaan Kota (WPK) memaparkan sepuluh isu umum, seputar wilayah dan perkotaan di Indonesia.

Berurutan, isu tersebut adalah permukiman padat dan kumuh (beberapa permukiman di kota yang dulunya terencana baik menjadi padat dan kumuh karena bertambahnya jumlah penduduk yang tak terkendali dan juga karena penduduknya kurang tertib menjaga kebersihan); kemacetan lalu lintas (antara lain karena jumlah kendaraan melebihi kapastas daya tamping dengan jalan, juga karena pengaturan yang kurang seimbang terkait interaksi guna lahan dan transportasi serta distribusi aliran lalu-lintas yang kurang merata); bencana banjir (diantara faktornya adalah pemanfaatan guna lahan di daerah hulu. Daerah hulu yang berupa lereng gunung menjadi kawasan resapan air, yang bila dibangun banyak permukiman padat maka resapan air terganggu, akibatnya banjir ke hilir, juga membuat sumur-sumur di daerah hilir menjadi kering); lokasi pedagang kaki lima; kurangnya sarana-prasarana perkotaan; konflik antarguna lahan; kurangnya akses ke suatu wilayah; polusi lingkungan; kemiskinan perkotaan; dan konflik sosial.

[caption id="attachment_418657" align="aligncenter" width="396" caption="Tujuh kecamatan yang ada di Kota Tangerang Selatan. (Sumber: BPS Kota Tangsel)"]

14320434811257190388
14320434811257190388
[/caption]

[caption id="attachment_418661" align="aligncenter" width="374" caption="Tabel Data Geografis Kota Tangsel. (Sumber BPS Kota Tangsel)"]

1432043623713464206
1432043623713464206
[/caption]

Lantas, apa hubungannya isu umum perkotaan ini dengan Tangsel? Sebagai salah seorang warga Tangsel, penulis semakin merasakan sendiri, bahwa sepuluh isu umum wilayah dan perkotaan seperti uraian di atas, memang telah (dan semakin) menjadi kenyataan di Tangsel --- kota hasil pemekaran Kabupaten Tangerang yang diresmikan pada 26 November 2008 melalui payung hukum UU No.51 Tahun 2008. Masalah permukiman padat (dan kumuh) misalnya. Luas Kota Tangsel adalah 147,19 km2, dan tak akan pernah mungkin bertambah. Beda dengan populasi penduduknya.

Menurut data BPS, pada 2010, jumlah penduduk Tangsel mencapai 1.290.821 jiwa. Tiga tahun kemudian, 2013, jumlahnya melonjak jadi 1.443.403 jiwa (laki-laki 727.802 jiwa, sedangkan perempuan 715.601 jiwa). Mereka tersebar di tujuh kecamatan dengan 54 kelurahan. Dibandingkan tahun 2012, laju pertumbuhan penduduk Tangsel sepanjang 2013 mencapai 2,72 persen, atau bertambah 38.233 jiwa dalam satu tahun. Tak salah, BPS Kota Tangsel bahkan jauh-jauh hari mengingatkan, bila laju pertumbuhan penduduk tidak berhasil ditekan, maka kepadatan penduduk Tangsel akan semakin memuncak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun