Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Batik Cirebon, Jangan Asal Sebut Mega Mendung

18 Juli 2022   15:12 Diperbarui: 19 Juli 2022   02:50 2931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ukiran Kayu Ganesha Naik Gajah (1852). Sebelah kiri dan kanan ada motif Wadasan. Di atas gajah ada motif Mega Mendung. (Foto: Gapey Sandy)

Motif "Wadasan" itu makna keimanan? Ya, makanya posisi bentuk "Wadasan" itu vertikal ke atas. Dalam Islam, inilah yang dimaksud hubungan dengan Allah SWT atau hablum minallah. Sedangkan motif "Mega Mendung" yang horisontal, bermakna tataran hubungan antar-sesama manusia atau hablum minannas. Nah, antara hablum minallah (Wadasan) dan hablum minannas (Mega Mendung) tidak sama, tapi keduanya tidak bisa dipisahkan. Ini satu kesatuan!

Motif
Motif "Wadasan" ada juga di Gapura Kutagara Keraton Kasepuhan Cirebon. (Foto: keratonkasepuhan3[dot]blogspot[dot]com)

Beberapa bentuk "Wadasan" bisa kita temukan di KKC. Misalnya, nampak jelas di Gapura Kutagara Wadasan yang berwarna putih itu. Pada bagian atas dan bawah gapura ada motif "Wadasan". Ingat ya, bentuk "Wadasan" di gapura itu vertikal, sehingga jangan sebut lagi itu sebagai motif "Mega Mendung".

Adapun makna "Gapura Kutagara Wadasan", dijelaskan: 

"Pada Gapura Kutagara terdapat motif Wadasan di bagian bawah dan atasnya. Gapura Kutagara memiliki filosofi dari arti namanya yaitu Gapura adalah gerbang, Kutagara adalah tembok negara, Wadasan adalah batu karang atau kekuatan pondasi keimanan. Jadi makna dari filosofi "Gapura Kutagara Wadasan" adalah gerbang dari tembok negara yang terbuat dari batu karang atau pondasi keimanan, dan filosofi tersebut dapat diartikan menjadi sebuah negara yang dibentengi dengan kekuatan yang kokoh, serta pemimpin negara yang dibentengi dengan kekuatan keimanan."

Selain itu, motif "Wadasan" juga ada di ukiran wayang Raksasa Kumba Karna yang dipajang di Museum KKC. Tahun pembuatan ukiran wayang ini tertera 1720 M. Motif "Wadasan" itu ada di bawah kedua tapak kaki Kumba Karna. Sederhananya, Kumba Karna sedang berdiri di atas batu karang yang kokoh. Perhatikan! Motif "Wadasan" itu mirip "Mega Mendung" yang posisinya menghadap vertikal.

Sayangnya di ukiran wayang Raksasa Kumba Karna itu tidak ada motif "Mega Mendung" pada latar belakang langitnya ... heheheheeee ... 

Motif Wadasan di bawah tapak kaki Raksasa Kumba Karna itu ibarat berdiri di atas batu karang kokoh atau keimanan kuat. (Foto: Gapey Sandy)
Motif Wadasan di bawah tapak kaki Raksasa Kumba Karna itu ibarat berdiri di atas batu karang kokoh atau keimanan kuat. (Foto: Gapey Sandy)

Batik Cirebon motif Naga Silam, yang di bawah posisi kedua Naga adalah batu karang atau motif Wadasan, bukan Mega Mendung. (Foto: infobatik.id) 
Batik Cirebon motif Naga Silam, yang di bawah posisi kedua Naga adalah batu karang atau motif Wadasan, bukan Mega Mendung. (Foto: infobatik.id) 

Pertanyaannya? Siapa pencipta awal motif "Mega Mendung"? Apakah kita hanya "pasrah" menyebut motif itu "impor" dari China saja? Tidakkah ada temuan yang membuka kotak pandora bahwa perajin batik atau pengukir kayu lokal itulah yang justru menciptakannya?

Ayo dong, temukan jawaban siapa pencipta pertama motif "Mega Mendung" itu! Sulit menemukan jawabannya. Karena, muncul beberapa versi. Pertama, motif "Mega Mendung" diciptakan pendiri Cirebon, Pangeran Cakrabuana---putra Prabu Siliwangi dari Nyi Subang Larang---yang seperti "keluar" (out of the box) dari pakem motif ke-keraton-an. Pangeran pun terpengaruh seni China. Versi ini bersumber dari buku "Batik: Warisan Adiluhung Nusantara" (Asti Musman & Ambar B. Arini, Yogyakarta, 2011).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun