Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Belajar Buka Usaha Kuliner dari Hendra Njoo

1 Januari 2021   17:21 Diperbarui: 6 Januari 2021   20:03 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hendra Njoo, entrepreneur muda pemilik Bosseller Cafe di BSD. (Foto: Gapey Sandy)

"Karena persis di dekat lokasi kami berada, ada unit properti yang memang dikhususkan untuk kos-kosan. Jumlah unitnya cukup banyak. Maka itulah yang awalnya menjadi alasan membuka kafe di sini."

o o O o o

Penjelasan yang disampaikan entrepreneur muda Hendra Njoo, membuktikan naluri bisnisnya memang sensitif. Ia melihat peluang pasar. Ada potensi kebutuhan tempat kuliner yang tidak saja terjangkau secara lokasi, tapi juga harga.

"Kami buka kafe Bosseller di Vanya Lakeside, Vanya Park, BSD ini pada 27 November 2020. Antara lain untuk merespon kebutuhan kuliner bagi para penghuni klaster di Vanya Park," ujarnya.

Membuka usaha di tengah pandemi Covid-19? Daya beli masyarakat terimbas, pembatasan wilayah sering bolak-balik diinjak "gas dan rem tangan"-nya? Hendra Njoo nekat? Bisa jadi. Tapi alumni SMA 70 Bulungan Jakarta angkatan 1989 itu memang sosok yang tidak mau membuang peluang. Pandemi virus korona tidak boleh menjadi alasan untuk menjadi pengecut menghadapi risiko usaha.  

Prinsip "berani menghadapi risiko" ala Hendra Njoo ternyata klop dengan yang diajarkan pakar pemasaran Hermawan Kartajaya.

Menu andalan Nasi Goreng Hongkong dan Nasi Goreng Bosseller. (Foto: Gapey Sandy)
Menu andalan Nasi Goreng Hongkong dan Nasi Goreng Bosseller. (Foto: Gapey Sandy)

Seperti dimuat kompas.com CEO dan Founder Markplus, Hermawan Kartajaya memaparkan sejumlah kiat bagi siapa saja yang baru mulai dan sedang membangun usaha. Yaitu:

# Mampu melihat peluang, bukan ancaman.

# Berani mengambil risiko, bukan menghindari risiko.

# Siap untuk bekerja sama dengan siapa pun, termasuk dengan kompetitor.

# Selalu memantau apa yang diinginkan konsumen.

Keputusan Hendra Njoo membuka usaha kuliner dengan bendera Bosseller Cafe terbukti sangat tepat. Ia bisa melihat peluang kebutuhan kuliner yang tidak bisa tidak, harus dipenuhi hajatnya oleh setiap orang, setiap penghuni klaster properti di sekitarnya berada. Itu peluang, dan pemilik asli nama Hendra Nyoman itu lebih dari sekadar mampu melihat, tapi juga mulai berusaha memanfaatkan peluang!

Hendra bukan asal nekat dengan membuka usaha kafe di tengah pandemi. Ia berani mengambil risiko dan bukan menghindari alasan pandemi Covid-19 untuk menunda membuka usaha kulinernya.

"Sejujurnya ini bukan kafe seperti yang sesuai dengan istilahnya. Kami merasa ini lebih tepat sebagai warung. Ya, warung makan tapi bernuansa kafe. Itu dari segi istilah. Tapi karena di dekat ruko kami sudah ada juga warung, sehingga dipikirkanlah bagaimana supaya tidak serupa, termasuk menu kuliner yang ditawarkannya," ujar ayah dua anak ini.

Bosseller Cafe, Vanya Park - BSD. (Foto: Gapey Sandy)
Bosseller Cafe, Vanya Park - BSD. (Foto: Gapey Sandy)
Dari sisi kiat mempertahankan bisnis di tengah masa pandemi virus korona, keputusan yang diambil Hendra itu, lagi-lagi sungguh tepat. Mengapa? Karena Hermawan Kartajaya menyebut jeli memasarkan produk yang berbeda dari kompetitor, merupakan salah satu syarat agar bisnis bisa tetap bertahan.

Artinya, meskipun pasar mengecil tapi bukan berarti menghilangkan peluang. Tetap ada peluang untuk melakukan sesuatu yang tidak dilakukan kompetitor. "Mereka kan juga banyak yang sedang lemas, kita manfaatkan masuk dari situ," pesan Hermawan.

Pantau Keinginan Konsumen

Awal didirikan, Bosseller Cafe memang menyasar penghuni unit klaster-klaster properti terdekat. Tapi di usia usaha kulinernya yang baru seumur jagung, Hendra sudah mulai memikirkan bagaimana ia bisa mencurahkan seluruh kecakapan entrepreneurship-nya untuk memenuhi keinginan pelanggannya.

"Kami pun mulai melayani pembelian melalui layanan pesan antar ojek online. Malah kalau untuk penghuni yang jarak lokasinya memang dekat, kami siap mengantarkan pesanan kulinernya. Ini bentuk komitmen melayani pelanggan sepenuh hati," tuturnya.

Menu-menu andalan Bosseller Cafe. (Foto: Gapey Sandy)
Menu-menu andalan Bosseller Cafe. (Foto: Gapey Sandy)
Begitu juga dengan kesadaran untuk melayani pelanggan secara adaptasi kenormalan baru di tengah pandemi Covid-19. Bosseller Cafe mengutamakan kesehatan dengan mematuhi protokol kesehatan. Mulai dari menyediakan wastafell cuci tangan, toilet yang selalu terjaga kebersihannya, jaga jarak antar meja-kursi makan. Serta wajib mengenakan masker.

"Bisa makan di teras luar. itu juga yang paling disuka pelanggan. Menikmati sajian kuliner kami dengan suasana terbuka. Outdoor dengan pemandangan yang sangat indah. View danau Vanya Park yang dikelilingi jogging park dan taman menghijau. Pokoknya, segala keindahan suasana alam dan kesegaran taman menghijau menjadi salah satu kekuatan Bosseller Cafe. Selain menu makan yang selalu terjaga cita rasa dan kesehatannya," urainya.

Tak hanya itu, harga makanan dan minuman yang ditetapkan Bosseller Cafe sangat "ramah kantong". Maklum, awalnya memang menarget kalangan mahasiswa dan pekerja muda yang indekos di lokasi unit klaster sekitar.

Tapi murah bukan berarti murahan. Ingat ya Boss! Karena sajian cita rasa dan HALAL dari setiap menu yang disajikan Bosseller Cafe sangat berkelas tinggi.

Bisa kebayang dong bagaimana "bergoyang lidah" kita, ketika disebut sejumlah menu andalan seperti Nasi Goreng Bosseller, Nasi Goreng Hongkong, Chicken Teriyaki, Beef Teriyaki, Mie Goreng/Rebus Bosseller, Mie Goreng/Rebus Hongkong, Kwetiau Goreng/Rebus Ayam dan Sapi serta masih banyak lagi.

Bosseller Cafe menawarkan pengalaman menikmati kuliner secara outdoor dengan view danau di Vanya Park, BSD. (Foto: Gapey Sandy)
Bosseller Cafe menawarkan pengalaman menikmati kuliner secara outdoor dengan view danau di Vanya Park, BSD. (Foto: Gapey Sandy)
Jadi tidak salah kalau banyak pelanggan berkomentar dan rela memberi ikon BINTANG LIMA. Di aplikasi google misalnya, ada pemilik akun Merlina Lina yang sebulan lalu berkunjung ke Bosseller dan memberi top five sambi berujar, "Tempatnya enak, belakangnya ada danau dan makanannya pun oke."

Begitu juga Anthony Liang yang memberi bintang lima sambil menyebut, "Murah makannya, enak pula, recommended guyss disekitar Vanya Park loh."

Komentar pelanggan tidak membuat Hendra berpuas diri. Ia justru terlecut memikirkan bagaimana memudahkan setiap orang bisa menikmati sajian menu Bosseller Cafe, dan mendapat layanan yang mudah lagi memuaskan.

"Konsep franchise mungkin cocok juga untuk dikaji lebih dalam. Hanya saja yang sudah ada dalam business plan jangka pendek yaitu membuka cabang Bosseller Cafe hingga ke Bali. Rencananya kami akan segera melakukan survei lokasi dan potensi pasar. Bagaimana hasilnya, kami akan kaji lagi berdasarkan hasil survei itu," tuturnya.

Lantas, bagaimana "mantul dan maknyus"-nya sajian kuliner di Bosseller Cafe? Silakan simak di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun