Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Blusukan di Yerusalem dan Kaos "I Love Israel"

23 Maret 2020   08:34 Diperbarui: 12 April 2020   15:20 1451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyusuri kawasan Kota Tua Yerusalem melalui Jaffa Gate. (Foto: UTM Mury Sri Muryati)

Akhirnya pertengahan Maret ini, Masjid Al-Aqsa resmi ditutup sementara. Pengurus masjid suci ketiga umat muslim itu beralasan demi mengurangi penyebaran pandemi Virus Corona (COVID-19). Meski ditutup, Direktur Masjid Al-Aqsa, Omar Kiswani mengatakan, shalat berjamaah masih tetap bisa dilakukan di wilayah terbuka kompleks Al-Aqsa.

Saya langsung memikirkan suasana di Al-Aqsa pasti lengang. Tapi ternyata enggak segitunya juga keleus. Kehadiran peziarah tetap tinggi. Pada Minggu (15 Maret 2020) misalnya, shalat berjamaah tetap banyak yang hadir.

Seperti foto yang dijepret oleh Ammar Awad dari Reuters para jamaah lelaki nampak berbaris persis di sisi luar pintu Masjid Al-Aqsa Kuno (Masjid Qibli). Ini bukan masjid yang berkubah emas itu ya, karena kalau yang itu banyak yang menyebut sebagai Dome of The Rock (Kubah Batu), tapi fungsinya ya masjid juga didalamnya.

Di Dome of The Rock, foto Ammar Awad juga menunjukkan sejumlah jamaah perempuan menunaikan shalat di halaman “masjid kubah batu” itu. 

Sedih juga menyaksikan foto yang merekam penutupan masjid-masjid di kompleks Al-Aqsa itu. Meski saya tetap masih bersyukur karena animo peziarah nyatanya pantang surut meski ditakdirkan belum diizinkan masuk ke area dalam.

Masjid Al-Aqsa ditutup sementara, 15 Maret 2020, jamaah shalat di luar ruangan utama. (Foto: Ammar Awad/Reuters)
Masjid Al-Aqsa ditutup sementara, 15 Maret 2020, jamaah shalat di luar ruangan utama. (Foto: Ammar Awad/Reuters)

Jamaah perempuan, 15 Maret 2020, shalat di ruang terbuka Kompleks Al-Aqsa karena ruang utama masjid ditutup sementara. (Foto: Ammar Awad/Reuters)
Jamaah perempuan, 15 Maret 2020, shalat di ruang terbuka Kompleks Al-Aqsa karena ruang utama masjid ditutup sementara. (Foto: Ammar Awad/Reuters)

Saya juga membayangkan para personel keamanan Israel bisa semakin santai  menjaga lorong demi lorong, pintu demi pintu, gang demi gang, yang menjadi akses menuju (maupun keluar) kompleks Al-Aqsa.

Personel militer Israel biasanya berseragam hitam-hitam, lengkap dengan senjata mekaniknya. Personel perempuan dengan rambut tergerai panjang dan pirang “menyilaukan”.

Ketika itu, Selasa 25 Februari 2020, di Negara Palestina hari sudah sore. Di Kota Tua Yerusalem itu, hujan baru saja mengguyur. Saya dan rombongan turun dari bus. Bergegas menyusuri tembok tinggi yang berwarna krem batu pualam. Inilah Gerbang Jaffa atau Jaffa Gate, salah satu dari tujuh gerbang terbuka utama di tembok Yerusalem. Dalam Bahasa Arab julukannya Bab al-Khalil atau Bab Mihrab Dawud (Gerbang Kamar Daud). Sementara Bahasa Ibrani menyebutnya Sha’ar Yafo.

Mirip benteng? Ya, iya karena gerbang tua yang pintu masuknya berbentuk huruf ‘L” itu berkaitan dengan pertahanan militer klasik yang diterapkan otoritas Ottoman (Utsmaniyah). Gerbang ini juga berhadapan langsung dengan Jalan Raya Jaffa yang sore itu cukup macet lalu-lintasnya. By the way, nama Gerbang Jaffa sudah digunakan penguasa Ottoman sejak 1538.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun