Lagi Rame!

Terima Kasih Joko Pinurbo

Timnas U23, Debutan Penakluk Raksasa

Indonesia Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024

Kilau Marselino Ferdinan di Piala AFC U23

Perubahan yang Terasa dari Timnas: Mentalitas dan Kematangan!

Bagaimana Lansia Bisa Produktif?

Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Sosbud Artikel Utama FEATURED

Serba-serbi Konferensi Asia-Afrika Pertama, Mulai dari Kamera "Jadul" hingga Bajigur

17 April 2018 21:32 Diperbarui: 18 April 2022 06:25 7659

+

Laporkan Konten

Laporkan Akun

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamera Leica IIIf milik Inen Rusnan yang masih tersimpan apik di Museum KAA, Bandung. (Foto: Gapey Sandy)

Kamera Leica IIIf milik Inen Rusnan yang masih tersimpan apik di Museum KAA, Bandung. (Foto: Gapey Sandy)

Kamera Leica IIIf milik Inen Rusnan yang masih tersimpan apik di Museum KAA, Bandung. (Foto: Gapey Sandy)

Inen Rusnan, saksi hidup fotografer KAA 1955. Foto dan profil Inen Rusnan dipamerkan di Museum KAA, Bandung. (Foto: Repro Museum KAA)

Enlarger Set, proyektor khusus untuk mencetak foto hitam putih secara manual milik Inen Rusnan juga ada dipamerkan di Museum KAA, Bandung. (Foto: Gapey Sandy)

Suasana pengamanan ketika perhelatan KAA 1955 di Gedung Merdeka, Bandung. (Foto: Museum KAA)

Presiden Soekarno ketika berpidato di podium KAA 1955, Bandung. (Foto: Arsip Nasional RI)

Diorama yang ada di Museum KAA, Bandung, menggambarkan ketika Presiden Soekarno sedang berpidato. (Foto: Gapey Sandy)

Wartawan peliput KAA 1955 sibuk melakukan wawancara. (Foto: Repro Frino Bariarcianur)

Jurnalis bekerja di newsroom KAA 1955. (Foto: Repro Frino Bariarcianur)

Salah satu mesin tik manual yang digunakan wartawan peliput KAA 1955 masih tersimpan di Museum KAA Bandung. (Foto: Gapey Sandy)

Kamera film dan mesin tik manual perangkat kerja wartawan peliput KAA 1955 masih tersimpan rapi di Museum KAA, Bandung. (Foto: Gapey Sandy)

Popong Otje Djundjunan, pernah turut andil dalam perhelatan KAA 1955 di Bandung. (Foto: jawapos.com)

Tamu delegasi hadir di bandar udara langsung disambut Ketua Umum KAA 1955, Ali Sastroamidjojo, juga diliput wartawan dalam dan luar negeri, diantaranya ada yang menggunakan kamera film. (Foto: asianafricanmuseum.org)

Salah satu kamera film yang pernah digunakan wartawan peliput KAA 1955, masih tersimpan apik di Museum KAA, Bandung. (Foto: Gapey Sandy)

Taplak meja, meja dan kursi rotan serta asbak ketika digunakan saat KAA 1955. (Foto: Gapey Sandy)

Taplak meja, meja dan kursi rotan serta asbak ketika digunakan saat KAA 1955. (Foto: Gapey Sandy)

Komunike Terakhir Hasil KAA 1955 yang dikenal dengan nama Dasa Sila Bandung. (Foto: ANRI)

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baca juga tulisan berikutnya:

Cerita Ceu Popong: Dari KAA 1955, Bohongi Presiden Mesir sampai Kekurangan Jokowi

Warisan "Semangat Bandung" dan Isu Tabu pada KAA 1955

HALAMAN :

1
2
3
4
5
6

LIHAT SEMUA

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya

Beri Komentar

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Konten

Laporkan Akun

Akun Terverifikasi

Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.

Pelajari selanjutnya.