Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

"Semua Bisa Tumbuh" Lantaran Adrian Gunadi

20 November 2017   20:21 Diperbarui: 22 November 2017   14:59 1640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adrian Gunadi, Co-Founder & CEO Investree. (Foto: DEA 2017)

Seseorang ingin meminjamkan uang kepada kita. Tapi ia ragu dan tidak sepenuh hati menunaikan. Akhirnya diputuskan meminta bantuan pihak bankan. Sayangnya, sudah bisa ditebak, syarat dan ketentuannya rumit.

Pada kesempatan lain, kita yang punya dana berlebih. Tapi jujur saja, rasanya 'kok enggan ya meminjamkannya kepada orang lain. Alasannya? Tentu saja, was-was.

Hal-hal seperti ini memang biasa terjadi.

Terus bagaimana solusinya?

Peer-to-peer lending (P2PL) adalah jalan keluarnya. Tanpa perantara bank maupun lembaga finansial lain, P2PL merupakan praktik meminjam dan memberikan pinjaman secara onlinemelalui sebuah wadah yang disebut marketplace.

Sederhana ya?


Inilah yang dilakukan PT Investree Radhika Jaya (selanjutnya ditulis: Investree). Mengajukan pinjaman atau mendanai dengan orang lain yang bukan teman menjadi poin penting dari keberadaan Perusahaan yang berdiri sejak 2015 ini. Investree membantu mengamankan hubungan antara Borrower dan Lender sehingga keduanya dapat sama-sama menikmati keuntungan; pinjaman berbunga kompetitif untuk Borrower dan returnterbaik untuk Lender.

Tapi tunggu dulu, marketplace itu apa? Seperti dijelaskan investree.id, yang dinamakan marketplace bak pasar barang antik atau bursa mobil murah. Hanya saja, peer-to-peer marketplace berbasis online. Ia merupakan wadah yang mempertemukan banyak orang yang butuh pinjaman dana, dengan banyak orang lainnya yang bersedia memberikan pinjaman.

Nah, peran Investree adalah menjalankan marketplaceitu. Bagaikan pusat perbelanjaan, tugas Perusahaan ini menyediakan ruang eksklusif bagi para penjual dan pembeli untuk saling bertemu. Tak hanya itu, Investree juga menyeleksi, menganalisis dan menyetujui aplikasi pinjaman yang diajukan Borrower agar menghasilkan pendanaan yang berkualitas, untuk ditawarkan kepada para Pendana.

Adrian Gunadi, Co-Founder & CEO Investree. (Sumber: Danamon Entrepreneur Awards 2017)
Adrian Gunadi, Co-Founder & CEO Investree. (Sumber: Danamon Entrepreneur Awards 2017)
Digitalisasi Inklusi Finansial

Menurut Co-Founder and CEO Investree, Adrian Gunadi, Indonesia adalah bangsa yang besar; sebuah negara dengan potensi ekonomi yang menjanjikan, didukung dengan banyaknya jumlah penduduk usia produktif. Sayangnya, inklusi finansial di Tanah Air belum berjalan secara efektif akibat disintermediasi keuangan. Masih banyak individu dan pelaku usaha yang mengalami kesulitan dalam memperoleh akses keuangan, utamanya dari segi informasi dan regulasi.

"Menjawab permasalahan tersebut, Investree mengembangkan layanan finansial di Indonesia secara lebih cerdas. Dengan menghubungkan Lender yang ingin membantu memberikan pinjaman dan Borrower yang ingin memperoleh pinjaman secara online, kami menjadikan aktivitas pinjam meminjam lebih mudah diakses bagi keduanya. Tak berhenti sampai di situ, kami pun menawarkan return yang menarik bagi Lender dan pinjaman berbunga kompetitif bagi Borrower," ujar pria kelahiran Jakarta, 3 Januari 1976 ini.

Sebagai perusahaan pionir, lanjutnya, Investree menanamkan dan menguatkan prinsip kerja berdasarkan nilai-nilai integritas, inovasi, dan profesionalisme agar dapat memberikan manfaat kepada para stakeholder di bawah bendera sharing economy---sebuah sistem sosial-ekonomi yang menjadikan sumber daya pribadi sebagai peluang untuk berbagi.

"Dengan memberikan dan mengajukan pinjaman melalui Investree, Anda dapat saling membantu meraih tujuan finansial sekaligus bersama-sama memberdayakan perekonomian masyarakat Indonesia," jelas Adrian dalam sambutan di Investree.id.

Cara kerja Investree sebagai peer-to-peer lending melalui marketplace finansial. (Sumber: investree.id)
Cara kerja Investree sebagai peer-to-peer lending melalui marketplace finansial. (Sumber: investree.id)
Oh ya, Adrian mengenyam pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Kemudian menamatkan S2 di Rotterdam School of Management Erasmus University. Ia memulai karir profesionalnya sebagai Management Trainee di Citibank. Sempat pula mengelola Islamic Finance di Standard Chartered, Saadiq, Dubai, UEA. Dilanjutkan dengan mengepalai Bagian Syariah di Bank Permata. Tak berapa lama, karirnya melambung, ia didaulat menjadi Managing Director -- Retail Banking di Bank Muamalat.

Selama kurun 20 tahun menggeluti dunia perbankan lokal dan internasional, Adrian banyak disibukkan dengan membangun model bisnis perusahaan perbankan meliputi jaringan konvensional di bidang syariah dan SME platform, keuangan mikro maupun e-banking di bidang ritel.

Pengalamannya bekerja di berbagai institusi finansial terkemuka inilah yang membuat Adrian melihat secara langsung betapa banyak masyarakat Indonesia yang masih mengalami kesulitan guna memperoleh akses pembiayaan. Adrian lantas mengimplementasikan ide untuk membangun wadah digital yang menghubungkan Borrower dan Lender. Maka lahirlah, Investree.

Layanan Investree

Ada dua layanan pinjaman yang dikelola Investree. Pertama,Pinjaman Personal, seperti untuk:

* Renovasi Rumah

* Pendidikan

* Berlibur

* Pernikahan

* Biaya Kesehatan

* Kendaraan Bermotor

Pinjaman Personal ini menjadikan praktik meminjam uang menjadi lebih praktis, syarat mudah, proses cepat, dan biaya kompetitif bagi para pekerja atau karyawan. Pinjaman fasilitas untuk karyawan ini dapat dimanfaatkan bukan saja untuk level manajer, tapi juga staf administrasi, bahkan para petugas kebersihan.

Cara mengajukan pinjaman melalui Investree. (Sumber: investree.id)
Cara mengajukan pinjaman melalui Investree. (Sumber: investree.id)
Melihat skema pengajuan pinjaman melalui Investree, begitu mudah dan ringkas melakukannya. Seperti persyaratan pada umumnya, beberapa rincian data pribadi, termasuk invoice dan dokumen legalitas perusahaan yang masih berlaku harus dilengkapi. Kemudian, aplikasi pinjaman akan dianalisis dan diseleksi melalui sistem credit-scoring. Setelah aplikasi tersebut disetujui, pinjaman Anda akan ditampilkan di marketplace Investree.

Praktis bukan? Jelas.

Dibandingkan lembaga keuangan konvensional, proses pengajuan pinjaman di Investree lebih fleksibel. Borrower memiliki kontrol penuh terhadap biaya pendanaan, tanpa paperwork dan melibatkan keputusan yang lebih cepat. Investree juga menetapkan suku bunga yang bersaing terhadap setiap pinjaman.

Kedua, Pinjaman Bisnis, diantaranya bisa dimanfaatkan untuk:

* Invoice Financing

* Online Seller Financing

* Pembiayaan Usaha Syariah

Bagi pebisnis, cash flow yang lancar berarti finansial sehat. Disinilah, Investree meneguhkan kelengkapan layanannya bagi para pebisnis pintar untuk bisa memperoleh pinjaman pelancar cash flow. Atau, dalam bentuk pinjaman modal kerja atas tagihan berjalan dengan syarat yang mudah dan prosesnya butuh 3 hari saja.

Eh, tapi harap diingat lho, Investree bukan bank atau perusahaan finansial lainnya. Beda. Sekali lagi, Investree adalah marketplace finansial, menyediakan layanan perantara untuk proses peer-to-peer lending. Tidak seperti layanan perantara konvensional, Investree tidak berpartisipasi dalam aktivitas pinjam meminjam, alias hanya menyediakan platform untuk memfasilitasi prosesnya, mengadministrasi akun Borrower dan Lender.

Alasan mengajukan pinjaman melalui Investree. (Sumber: investree.id)
Alasan mengajukan pinjaman melalui Investree. (Sumber: investree.id)
Selain itu, sejak 31 Mei 2017, Investree resmi terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sedangkan khusus untuk layanan Investree Syariah, sejak 23 Agustus 2017, Investree resmi pula memperoleh surat rekomendasi penunjukan Tim Ahli Syariah dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) melalui Surat Nomor U-492/DSN-MUI/VIII/2017.

Itulah makanya, ada salah satu layanan Pinjaman Bisnis yang dinamakan Pembiayaan Tagihan Syariah atau Invoice Financing Syariah. Ini merupakan produk mendanai yang dijamin oleh tagihan atau invoice. Dirancang dengan menggunakan skema syariah melalui Akad Al Qardh untuk pemberian dana talangan dan Akad Wakalah Bil Ujrah untuk mendapatkan keuntungan atau ujrah.

Invoice Financing ini bekerja dengan cara menjaminkan invoice: sebuah tagihan atas barang atau jasa yang telah diberikan oleh Payor untuk memperoleh pembiayaan dari Lender. Pada akhir periode pembiayaan, Payor akan membayar invoice tersebut dan Lender pun memperoleh pengembalian berupa pokok pendanaan (prinsipal) serta pendapatan wakalah atas jasa pengurusan dokumen penagihan.

Menjadi lender melalui Investree dengan prinsip syariah. (Sumber: investree.id)
Menjadi lender melalui Investree dengan prinsip syariah. (Sumber: investree.id)
Transparansi Biaya dan Profit

Sementara itu, sejalan dengan misinya yang terbuka, aman dan mudah, Investree merasa tidak ada yang perlu disembunyikan, bahkan termasuk keuntungan perusahaan sekalipun. Dalam prosesnya, Investree membebankan Borrower dengan biaya pinjaman yang rendah dan transparan, sehingga dapat diperoleh bunga yang kompetitif. Selain itu, Perusahaan ini juga tidak membebankan biaya apapun kepada Lender yang meminjamkan dananya.

Biaya untuk Borrower berasal dari tingkat perbedaan yang rendah antara jumlah yang dibayarkan oleh Borrower dan jumlah keuntungan Lender, atau disebut juga dengan OriginationFee. Biaya tersebut sudah termasuk dalam tingkat bunga yang didapat oleh Borrower sehingga bebas pungutan tersembunyi.

Pahami Risiko Mendanai Secara Cermat

Bisnis selalu punya risiko. Termasuk risiko dalam melakukan pendanaan. Melalui laman investree.id, calon pengguna jasa peer-to-peer lending melalui marketplace finansial yang dioperasionalkan Investree selalu diingatkan untuk dapat terhindar dari risiko kerugian.

Risiko Pendanaan itu sendiri adalah kemungkinan terjadinya kerugian terhadap pendanaan yang dilakukan Lender. Untuk itu, Lenderdianjurkan mempertimbangkan berbagai macam risiko yang diprediksi bisa terjadi sebelum memberikan pinjaman melalui platformInvestree.

Meski Investree memiliki sistem credit-scoring yang akurat, tim penilai kredit yang kompeten, dan hanya akan memberikan pinjaman kepada badan atau perorangan yang memiliki tingkat kelaikan kredit yang baik, namun risiko yang melekat pada pendanaan tidak dapat sepenuhnya bisa dihindari.

Menjadi borrower melalui Investree dengan prinsip syariah. (Sumber: investree.id)
Menjadi borrower melalui Investree dengan prinsip syariah. (Sumber: investree.id)
Dalam setiap kegiatan pendanaan, Lender selalu memiliki potensi kehilangan seluruh pendanaannya atau mendapati pembayaran pokok dan bunga yang akan diterima terpengaruh oleh beberapa hal. Untuk menghindarinya, dapat mempelajari terlebih dahulu risiko-risiko untuk kemudian menentukan langkah yang tepat dalam melakukan pendanaan, yaitu:

* Gagal Bayar

* Fraud ataukondisi dimana Borrowerbukanlah pemilik identitas sebenarnya sehingga terdapat kemungkinan tidak dilakukan pembayaran sama sekali. Borrowerbisa jadi merupakan korban pencurian identitas atau oknum yang melakukan pemalsuan informasi gaji dan kewajiban utang yang dapat mempengaruhi kemampuan bayar mereka. Untuk menghindarinya, Investree akan memproteksi Lenderdengan sistem pengamanan dan manajemen risiko yang mutakhir.

* Resesi atau Krisis Ekonomi

* Investree Pailit, risiko pailit yang diakibatkan oleh kondisi-kondisi di luar dugaan memang tidak dapat dihindarkan oleh perusahaan manapun, namun Investree akan terus menjaga eksistensi perusahaan dengan mengandalkan reputasi dan portofolio investasi yang berintegritas, didukung oleh manajemen dan tim operasional yang solid dan berpengalaman.

Oktober 2017, Penyaluran Pinjaman Rp 276 M

Menurut Adrian, secara umum, apa yang dihadirkan oleh Investree merupakan---dan telah diyakini oleh banyak orang---sebagai salah satu bentuk inovasi teknologi terkini yang mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat luas, terutama individu dan bisnis yang bankableatau sulit mendapatkan akses pinjaman dari bank.

Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi (kanan) menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo di booth Investree pada gelaran Indonesia Banking Expo (IBEX) 2017 di Jakarta, belum lama ini. (Foto: investree.id)
Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi (kanan) menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo di booth Investree pada gelaran Indonesia Banking Expo (IBEX) 2017 di Jakarta, belum lama ini. (Foto: investree.id)
"Investree sendiri kini telah berhasil mengukuhkan posisi sebagai pionir peer-to-peer lending marketplacedi Indonesia, cara baru yang revolusioner untuk mengajukan dan memberikan pinjaman. Dengan mempertemukan orang yang ingin mengajukan pinjaman (borrower)dan orang yang ingin memberikan pinjaman (lender)dalam sebuah online marketplace, Investree menjadikan aktivitas pinjam meminjam lebih mudah dan fleksibel untuk dilakukan, didukung dengan sistem keamanan berbasis teknologi mutakhir," tuturnya bangga.

Dari segi teknologi, ujarnya lagi, Investree menerapkan sistem credit-scoringmodern untuk setiap aplikasi pinjaman yang diajukan oleh calon borrowerdi Investree. Hal ini berfungsi untuk menentukan peringkat dan suku bunga yang akan diperoleh oleh calon borroweruntuk kemudian dipublikasikan di marketplace, sehingga lenderdapat menakar tingkat risiko dari setiap pinjaman yang akan mereka danai secara mandiri.

"Selain itu, dalam rangka mempercepat proses pemberian pinjaman dalam sistem verifikasi, analisis, dan konfirmasi data, Investree telah bekerjasama dengan Bank Danamon untuk sistem manajamen kas berupa fasilitas automatic paymentdan automatic postingatau yang lebih dikenal dengan Host-to-Host Service. Pada awal Oktober 2017, Investree juga ditunjuk sebagai satu-satunya fintech-peer-to-peer lendingyang menjadi peserta Pilot ProjectPengembangan Sistem Penjualan Surat Berharga Nasional (SBN) untuk Investor Secara Onlinedengan memanfaatkan jaringan internet," urainya mantap.

Investree meraih penghargaan prestisius se-Asia sebagai
Investree meraih penghargaan prestisius se-Asia sebagai
Dari segi produk, lanjut Adrian, Investree berupaya menjangkau tak hanya individu---melalui Pinjaman Personal atau Pembiayaan Karyawan---tapi juga kelompok usaha atau masyarakat luas melalui Pinjaman Bisnis Berbasis Invoice Financing. Untuk produk Pinjaman Personal, Investree menerima pinjaman dari karyawan yang perusahaannya sudah bekerjasama dengan Investree dan menggunakan skema potong gaji untuk meminimalisasi risiko gagal bayar. Sedangkan untuk produk Pinjaman Bisnis, kami memproduktifkan tagihan atau invoicesebagai aset tidak bergerak menjadi jaminan untuk mendapatkan pinjaman melalui platformInvestree.

"Untuk memaksimalkan manfaat dari masing-masing produk, Investree berkolaborasi dengan beberapa institusi keuangan dan asuransi serta komunitas, di antaranya Bank Woori Saudara dalam hal kemitraan penjualan, Zurich Topas Life dalam hal perlindungan kredit nasabah, Perum Jamkrindo dalam hal penjaminan risiko bagi lender, Pefindo Biro Kredit dalam hal penilaian kredit, serta Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) DKI Jaya dan Kadin Jateng dalam hal perluasan layanan," tutur Adrian lugas.

Sedangkan dari segi segmen pasar, Investree menyasar generasi millennialsebagai target khalayak utama karena tingkat pemakaian gadgetdan penguasaan teknologi yang tinggi di era sekarang. Hal itu sekaligus menjadi kampanye Investree untuk mengajak anak muda semakin melek keuangan, khususnya dalam berinvestasi secara aman dan nyaman.

Investree menandatangani perjanjian kerjasama kemitraan bersama dengan Kadin Jawa Tengah untuk memberdayakan UMKM di Jateng dan sekitarnya. (Foto: investree.id)
Investree menandatangani perjanjian kerjasama kemitraan bersama dengan Kadin Jawa Tengah untuk memberdayakan UMKM di Jateng dan sekitarnya. (Foto: investree.id)
 "Melalui teknologi finansial dan peer-to-peer lendingpun, Investree turut memberdayakan para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Tanah Air dengan memberikan akses pembiayaan yang fleksibel dan biaya kompetitif, sehingga mereka dapat mengembangkan bisnisnya secara pesat," jelasnya.

Saat ini, ungkap Adrian, sebesar 30% pinjaman di Investree berhasil disalurkan ke pegiat kreatif seperti production housedan digital agency. Sejalan dengan tagline"Semua Bisa Tumbuh", bisnis UMKM kreatif menjadi fokus utama Investree karena masih banyak di antara mereka yang belum dapat menjangkau atau terjangkau oleh layanan finansial. Padahal, data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia per Maret 2016 menyebutkan bahwa kontribusi sektor UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sangat signifikan, yaitu 58,92% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dengan jumlah pelaku UMKM sebanyak 57,9 juta.

Sebagai highlightterkini, hingga pertengahan bulan Oktober 2017, Investree telah berhasil membukukan catatan total fasilitas pinjaman sebesar Rp 342 miliar dan penyaluran pinjaman sebesar Rp 276 miliar. Angka tersebut melonjak tinggi dari bulan Desember 2016 yang masih sebesar Rp 50 miliar. Sementara itu, sebesar Rp 209 miliar pinjaman telah lunas terbayarkan dengan rata-rata tingkat pengembalian 16,9% dan jumlah pinjaman NPL (keterlambatan pembayaran > 90 hari) adalah 0.

"Hal ini membuktikan bahwa Investree telah mampu dan berkomitmen untuk terus memelihara integritas dan sepak terjang guna menjaga kepercayaan masyarakat dalam menggunakan produk dan layanan peer-to-peer lendingInvestree," yakin Adrian.

Investree -- bersama PT Danamon Indonesia Tbk (Danamon) -- juga meraih penghargaan Best Cash Management Solutions untuk kategori
Investree -- bersama PT Danamon Indonesia Tbk (Danamon) -- juga meraih penghargaan Best Cash Management Solutions untuk kategori
Terus Meraih Kepercayaan Para Mitra

Sejauh ini, performa Investree terus mengkilap sehingga semakin memperoleh kepercayaan dari kalangan mitra kerja. Baru-baru ini misalnya, Perum Jamkrindo dan Investree menandatangani perjanjian kerjasama guna mengukuhkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap investasi pembiayaan piutang (invoice financing) dengan skema peer-to-peer lending.

Kolaborasi strategis ini bertujuan untuk memitigasi risiko gagal bayar serta merealisasikan manfaat hadirnya teknologi pada industri keuangan bagi para pemberi pinjaman atau lender dalam rangka memberdayakan untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia.

Sebelumnya, Investree juga sudah berkolaborasi dengan Kementerian Keuangan dalam Pilot Project pengembangan sistem penjualan SBN untuk investor ritel secara online. Membanggakannya, Investree menjadi satu-satunya Fintech peer-to-peer lending yang ditunjuk Kementerian Keuangan untuk meningkatkan jumlah investor ritel domestik melalui program yang mendukung keuangan inklusif serta mempermudah akses investasi ritel untuk masyarakat Indonesia secara lebih meluas melalui portal elektronik modern.

Sedangkan pada Agustus kemarin, Investree menandatangani perjanjian kerjasama kemitraan bersama dengan Kadin Jawa Tengah untuk memberdayakan UMKM di Jateng dan sekitarnya. Kolaborasi dengan organisasi terdepan yang menjadi payung dunia usaha di Indonesia merupakan langkah lanjutan dari strategi bisnis Investree untuk mengepakkan sayap usahanya dalam menjangkau dan memberdayakan lebih banyak UMKM se-tanah air.

Perum Jamkrindo dan Investree menandatangani perjanjian kerjasama guna mengukuhkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap investasi pembiayaan piutang (invoice financing) dengan skema peer-to-peer lending. (Foto: investree.id)
Perum Jamkrindo dan Investree menandatangani perjanjian kerjasama guna mengukuhkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap investasi pembiayaan piutang (invoice financing) dengan skema peer-to-peer lending. (Foto: investree.id)
Prestasi Mengkilap Investree

Tak pelak, banyak juga torehan prestasi yang diraih Investree. Misalnya, penghargaan prestisius se-Asia sebagai "Best P2P Lending Platform for SMEs" dari The Asian Banker.

Selain itu, Investree -- bersama PT Danamon Indonesia Tbk (Danamon) -- juga meraih penghargaan Best Cash Management Solutions untuk kategori "New Economy Solutions" dalam gelaran The Asset Triple A -- Treasury, Trade, Supply Chain, and Risk Management Awards 2017 yang diadakan Majalah The Asset.

Dukung Adrian sebagai DEA 2017 Terfavorit

PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) mengumumkan 5 peraih Danamon Entrepreneur Awards (DEA) 2017, satu inisiatif Danamon dalam memberikan apresiasi atas prestasi wirausahawan Indonesia.

DEA 2017 diikuti oleh 607 aplikasi, menghasilkan 5 peraih yang terbagi dalam kategori Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Social Entrepreneur, serta fintech. Para peraih akan menerima penghargaan di acara penganugerahaan DEA 2017 pada 6 Desember ini. Selain itu akan diumumkan juga peraih favorit pilihan masyarakat yang ditetapkan berdasarkan hasil voting.

Dukung Adrian Gunadi untuk menjadi Terfavorit pada gelaran DEA 2017. (Foto: Danamon Entrepreneur Awards 2017)
Dukung Adrian Gunadi untuk menjadi Terfavorit pada gelaran DEA 2017. (Foto: Danamon Entrepreneur Awards 2017)

Satu dari 5 peraih DEA 2017 ini adalah Adrian Gunadi selaku wakil dari PT Investree Radhika Jaya. Pria yang tinggal di bilangan Pasar Minggu, Jakarta Selatan ini menjadi jawara untuk kategori Best Fintech.

Adapun dewan juri terdiri dari T. M. Zakir Machmud Ph.D - Kepala UKM Center FEB UI; Ir. Yuana Setyowati, MM - Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM; Restu Pratiwi - Direktur Eksekutif Yayasan Danamon Peduli; Junanto Herdiawan -- Plt. Kepala Fintech Bank Indonesia; Ardian Taufik Gesuri -- Pemimpin Redaksi Harian Kontan; serta Sebastian Togelang -- Founder & Managing Director of Kejora Group (Kejora Ventures)

"Kami ucapkan selamat kepada para peraih tahun ini. Mereka telah menunjukkan bagaimana kekuatan segmen UKM dalam menciptakan dampak positif terhadap perekonomian, kesejahteraan masyarakat sekitar, serta budaya inovasi. Harapan kami, ajang Danamon Entrepreneur Awards yang berfokus pada segmen UKM sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia dapat menggugah semangat sekaligus menginspirasi kewirausahaan di tanah air," kata Gunawan Te, Small Medium Entreprise Business Head Danamon.

Ya, inilah wujud nyata Danamon apresiasi pelaku UKM dengan DEA 2017.

Tak lupa, publik diundang untuk memberi dukungan dan berpartisipasi melalui voting atas 5 peraih yang paling dijagokan untuk jadi yang terfavorit. Voting dilakukan di sini terhitung sejak 19 November 2017 hingga 5 Desember 2017.

Yuk, dukung Adrian Gunadi untuk menjadi peraih DEA 2017 Terfavorit, dengan meng-klik ini.


o o o O o o o

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun