Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Patuhi Aturan Wisata di Istano Basa Pagaruyung

1 April 2016   06:34 Diperbarui: 1 April 2016   13:17 1246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yo wes lah, saya dan teman-teman serombongan pun akhirnya “berkeliaran” sendiri-sendiri. Mengeksplorasi sudut demi sudut istana dengan semangat ‘kepo’ 45. Di lantai satu ini, ruangan dalamnya begitu luas, lapang dan memanjang, serta begitu tinggi atap atasnya. Warna-warni cerah begitu mendominasi kain-kain hiasan, begitu juga dengan pernak-pernik keemasan. Yah, namanya juga (replika) istana.

Berdasarkan banner besar yang berisi informasi ruangan, di lantai satu sisi paling kiri dinamakan "anjuang perak". Fungsinya sebagai tempat Bundo Kanduang (Ibu Suri) mengadakan rapat yang bersifat kewanitaan pada langgam (tingkat) pertama, lalu sebagai tempat beristirahat pada langgam kedua, dan sebagai tempat tidur Ibu Suri pada langgam terakhir atau ketiga.

[caption caption="Suasana di dalam istana yang ada di lantai satu. (Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

[caption caption="Di dalam istana, di lantai satu. (Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]Lalu ada juga bahagian khusus di tengah-tengah lantai satu ini yang diberi nama “singgasana” (sebagai tempat Kedudukan Bundo Kanduang). Persisnya, letak singgasana ini sejajar dengan pintu masuk. Di sini terpajang foto Raja Pagaruyung terakhir yakni Sultan Alam Bagagarsyah.

Menariknya, singgasana ini dilingkari dengan tirai yang terjuntai di sisi kiri, kanan, dan depan. Di sini biasanya Bundo Kanduang duduk sambil melihat-lihat siapa yang datang, atau yang belum datang apabila ada rapat dan mengatur segala sesuatu di atas rumah.

Bagaimana dengan sisi kanan di lantai satu ini?

Bahagian ruang ini dinamakan Anjuang Rajo Babandiang. Berada di bagian kanan atau pangkal rumah (istana), dan punya tiga langgam atau tingkat. Fungsi anjuang ini adalah sebagai tempat sidang (langgam pertama), tempat beristirahat (langgam kedua), dan tempat tidur raja serta permaisuri pada langgam ketiga.

Di space Anjuang Rajo Babandiang ini ada dua boneka seukuran manusia yang dipakaikan busana adat Minangkabau berwarna hitam-hitam dengan pernak-pernik keemasan. Di dada kiri boneka lelaki ada tulisan penjelasan bahwa inilah contoh pakaian adat untuk Datuak atau ‘Penghulu’ yang tugasnya menjadi niniak mamak dalam nagari.

[caption caption="Seorang pengunjung berfoto di bahagian ruang berfungsi sebagai singgasana. (Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]

[caption caption="Bahagian ruang Anjuang Rajo Babandiang di sisi sebelah kanan istana di lantai satu. (Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]Oh ya, selain tiga bagian istana pada lantai satu ini, terdapat juga sejumlah lemari kaca yang berisi replika benda-benda kerajaan peninggalan masa lampau. Meski hampir semuanya adalah replika, tapi tidak meninggalkan kesan antik alias penuh riwayat juga hikayat. Misalnya, ada replika Keris Geliga Tunggal Alam. Ini adalah benda pusaka Istana Pagaruyung yang selalu jadi bekal Tuanku Abang Raja Manti Putih Larat ke Rantau Kala-Kala Kuning Tanah Kucing Serawak pada akhir abad XVIII.

Ada kenong atau gong kecil berwarna keemasan yang dinamakanCanang Pamanggia, fungsinya untuk memanggil masyarakat guna bekerja gotong-royong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun