Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Naik Tiga Jenis Pesawat Ikuti Kunker Jokowi ke NTT #5

31 Desember 2015   12:13 Diperbarui: 31 Desember 2015   12:13 1395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Baru satu tahun, saya sudah tiga kali ke NTT ini. Karena saya ingin, Provinsi NTT ini jangan sampai tertinggal oleh provinsi-provinsi lain. Kedaulatan pangan hanya bisa dicapai apabila kita memiliki lumbung-lumbung pangan. Sedangkan lumbung-lumbung pangan itu kuncinya hanya satu, harus ada air. Sampai kapan pun di NTT, berbicara pangan tidak akan bisa kalau kita tidak punya air. Air itu hanya akan ada, kalau kita punya bendungan dan waduk. Kuncinya hanya disitu. Selain itu, dibangun pula embung-embung yang besarnya hanya sekitar satu hektar, dan jumlahnya, saya pastikan akan dibangun lebih dari seratus embung di NTT ini. Kuncinya ya hanya itu, air. Pada musim hujan seperti ini, jangan sampai air dibiarkan lari ke laut. Harus ditampung, dicegat, supaya air tertampung di waduk, bendungan dan embung,” tutur Presiden Joko Widodo disambut tepuk tangan warga masyarakat dan tamu undangan.

(Penampakan plan desain Bendungan Rotiklot dari berbagai sudut. || Foto: Gapey Sandy/Kompasiana)

Usai meresmikan groundbreaking pembangunan, Presiden dengan didampingi Ibu Negara, sejumlah menteri kebinet kerja terkait, dan Kapori serta Panglima TNI meninjau bakal lokasi Bendungan Rotiklot. Sejumlah pekerja lengkap dengan atribut keselamatan kerja tampak bersiaga di lokasi. Sejumlah alat berat sibuk membuka lahan. Posisi lahan bendungan, kalau saya perhatikan langsung, memang diapit dua bukit, dan bersambungan dengan Sungai Mota Rotiklot yang panjangnya 6,41 km dengan luas DAS mencapai 11,69 km2. Meskipun di lapangan, saya tidak melihat sama sekali ada genangan air atau sungai. Mungkin karena usai dilanda kemarau berkepanjangan.

Naik CN-295 Milik TNI AU

Oh ya, bisa saya sampaikan. Perjalanan rombongan kepresidenan dari Kupang ke Belu adalah menggunakan dua pesawat CN-295 milik TNI AU. Satu pesawat untuk Presiden dan Ibu Negara. Satu lagi untuk rombongan lain termasuk staf khusus kepresidenan, sejumlah Paspampres, dan wartawan serta BLOGGER KOMPASIANA yang meliput.

Penerbangan dari Bandar Udara El Tari (Kupang) menuju Bandar Udara A.A. Bere Tallo (Belu) menempuh waktu sekitar satu jam. Kalau saya contek dari GoogleMaps, jarak antara Kupang dengan Belu adalah sekitar 279 km, dan bila menggunakan jalan darat ditaksir menghabiskan waktu hingga 5 jam. Waaahhh … kalau bolak-balik pakai mobil, minimal butuh 10 jam. Habis dong waktunya hanya untuk perjalanan ulang alik Kupang – Belu. Padahal, Presiden dan Ibu Negara sudah dijadwalkan hadir pada perayaan Natal Bersama Nasional 2015 sekitar jam 14.00 wita.

(Penampakan teknis desain Bendungan Rotiklot. || Foto: Gapey Sandy/Kompasiana)

Boleh cerita sedikit ya, naik CN-295 buat saya adalah pengalaman pertama. Happy? Heheheee … ya iyalah. Ini pesawat yang diproduksi PT Dirgantara Indonesia bekerjasama dengan Airbus Military, dan merupakan pengembangan tipe sebelumnya, CN-235. Dari referensi nationalgeographic.co.id yang saya baca, pesawat ini punya tingkat keandalan dan dukungan operasional tinggi. Pesawat yang berkonsep arsitektur pesawat fleksibel dengan penggunaan ganda untuk peralatan sipil dan militer ini, sudah terbukti di medan pertempuran dalam kondisi misi panas, padang pasir, kelautan, dingin atau bersalju.

CN-295 merupakan perpaduan teknologi sipil dan militer yang mendukung suksesnya misi-misi taktis. Ia menjadi alat angkut udara yang mampu lepas landas dan mendarat di lapangan pendek atau Short Take Off and Landing (STOL), dan landasan yang tidak dipersiapkan (CBR 3), serta mampu ‘menggendong’ beban seberat 9 ton. Kecepatan jelajah normalnya 260 knots (480 km/jam).

Tidak seperti Presiden dan Ibu Negara yang naik CN-295 dari pintu samping, KOMPASIANA bersama rombongan lain dipersilakan menuju ekor pesawat yang sudah terbuka, dan menjadi pintu masuk. Hup, hup … ada dua anak tangga dengan karpet biru yang dipersiapkan sebagai penyambung antara aspal landasan bandara dengan ‘lantai’ pintu masuk. Bagian belakang pesawat ini biasanya untuk tempat cargo atau barang logistik. Tempat duduknya saling berhadapan wajah alias menyamping seperti di angkutan perkotaan (angkot).

(ATAS: Wartawan dan BLOGGER KOMPASIANA peliput kunker Presiden Joko Widodo di NTT menuju pesawat CN-295. BAWAH: Ketika memasuki pesawat lewat koridor belakang. || Foto: Gapey Sandy/Kompasiana)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun