Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wajah-Wajah Tegar Dari Hutan Kota 2 BSD City

29 November 2013   06:34 Diperbarui: 4 April 2017   17:06 21190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_305328" align="aligncenter" width="560" caption="Pintu Gerbang untuk masuk ke area Hutan Kota 2 pada sisi kawasan pergudangan di Taman Tekno, BSD. (Foto: Dokpri)"][/caption]

Hutan Kota 2 Bumi Serpong Damai (BSD) City berlokasi di kawasan Taman Tekno, sebuah pusat pergudangan berskala besar yang berada dekat dengan Taman Makan Pahlawan Seribu Serpong menuju arah selatan ke daerah Muncul, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Tepatnya, Hutan Kota 2 --- yang dulu dinamakan Taman Kota 2 ini --- kalau dari arah BSD menuju Muncul (lokasi Kampus Institut Teknologi Indonesia atau ITI), diapit antara Jalan Raya Victor (menuju Parung, Pamulang, dan Muncul), dengan kawasan pergudangan Taman Tekno.

Luas areal Hutan Kota 2 ini sekitar 7,5 hektar. BSD City selaku pengelolanya menetapkan, salah satu fungsi Hutan Kota 2 ini adalah juga sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH). Selain tentu saja menjadi lokasi wisata dan olahraga yang nyaman, sejuk, murah, juga meriah. Sebenarnya ada juga Hutan Kota 1 di BSD, tepatnya dekat sekolah Al Azhar BSD, dan pusat belanja BSD Junction. Meski sama-sama rimbun dan asri dengan begitu banyak pepohonan, tapi luas areal Hutan Kota 1, hanya sepertiga dari Hutan Kota 2 yang menjadi obyek tulisan ini.

Pengunjung yang menyengaja datang untuk menikmati sejuknya area Hutan Kota 2 tidak dipungut biaya, gratis! Memasuki pintu gerbang Hutan Kota 2 melalui kawasan pergudangan Taman Tekno, kita akan langsung dihadapkan dengan lapangan rumput menghijau yang biasa dibuat arena bermain sepakbola. Tak perlu bingung memarkir kendaraan, karena lahannya terbilang luas, lengkap dengan sejumlah kios penjaja makanan-minuman yang sudah siap melayani konsumen sejak pagi hingga sore hari.

[caption id="attachment_305329" align="aligncenter" width="560" caption="Memasuki area Hutan Kota 2 BSD City dengan menaiki jembatan senggol yang melintas di atas sungai yang konon bermuara ke Sungai Cisadane. (Foto: Dokpri)"]

13856802691612032449
13856802691612032449
[/caption] [caption id="attachment_305330" align="aligncenter" width="560" caption="Menjadi destinasi wisata lokal yang mengingatkan untuk menjaga kelestarian alam, sekaligus tempat olahraga keluarga. (Foto: Dokpri)"]
1385680352827927049
1385680352827927049
[/caption]

Hutan Kota 2 ini memang dibuka untuk umum sedari jam 06.00 pagi sampai 18.00 sore. Aturan jam buka ini terpampang jelas di papan besi, sesaat sebelum kita melangkahkan kaki memasuki area Hutan Kota 2, yaitu dengan terlebih dahulu melintasi jembatan besi yang menggantung di atas sungai yang konon bermuara ke Sungai Cisadane. Lebar sungai ini terbilang cukup luas, meski airnya sama sekali tidak bening alias coklat, tapi sisi kiri dan kanan sungai amat sangat bersih dan tertata rapi.

Selain aturan jam buka Hutan Kota 2, pengelola juga mengatur sejumlah tata-tertib lainnya, seperti mewajibkan izin tertulis dari pengelola apabila pengunjung melakukan kegiatan promosi, foto pre-wedding, shooting film, dan event hingar-bingar sebagainya. Pengunjung juga dilarang membawa senjata tajam, memberi tip, menitipkan uang kepada petugas atau yang mengaku petugas, dilarang melakukan perbuatan asusila, dan hal-hal lain yang bisa mengganggu ketertiban umum serta kenyamanan orang lain.

Pihak pengelola juga menegaskan larangan bagi pengunjung untuk melakukan aksi corat-coret, dan membawa hewan peliharaan maupun kendaraan bermotor, serta membuang sampah pada tempat yang telah disediakan di area Hutan Kota 2. Adapun bila terjadi kehilangan barang-barang milik pengunjung, maka pengelola menegaskan tidak akan turut bertanggung-jawab, sekaligus agar pengunjung segera menelepon pengelola melalui nomor telepon (021) 53152688 dan (021) 7566911, apabila terdapat atau terjadi hal-hal yang mengganggu kenyamanan dan ketertiban sesama pengunjung.

[caption id="attachment_305331" align="aligncenter" width="560" caption="Bersih dan tertata rapi, pemandangan sungai yang bermuara ke Sungai Cisadane dari atas jembatan senggol saat akan memasuki area Hutan Kota 2 BSD City. (Foto: Dokpri)"]

1385680426668887683
1385680426668887683
[/caption] [caption id="attachment_305332" align="aligncenter" width="560" caption="Lintasan olahraga di area Hutan Kota 2 yang didominasi pohon pinus dan cemara. (Foto: Dokpri)"]
13856805121577776770
13856805121577776770
[/caption]

Kemarin pagi, tepatnya hari Kamis, 28 November 2013, dengan menenteng kamera digital EOS 600D, saya berhasrat mengabadikan isi jeroan di area Hutan Kota 2. Sekaligus, berolahraga jalan kaki, “mencari keringat” dengan menyusuri setiap sudut lahan salah satu paru-paru Kota Tangsel yang dipimpin Walikota Airin Rachmi Diany ini.

Saat melintasi jembatan besi gantung, di kiri kanan nampak pemandangan sungai yang bermuara ke Sungai Cisadane dengan bantaran yang bersih dan rapi menyambut setiap langkah kaki, sekaligus ‘memanjakan’ pandangan mata pengunjung. Ditingkahi bunyi gemericik air sungai yang melintasi bebatuan, serta kawanan daun-daun pinus yang berbaris rapi, seakan memberi ucapan Selamat Datang kepada siapa saja yang memasuki area Hutan Kota 2.

Di ujung seberang jembatan, kita akan langsung menemui jalan ‘panggung’ yang bercabang, keduanya menuju area terbuka berbentuk bundar, yang biasa dijadikan sebagai tempat pelaksanaan berbagai acara seremonial, senam massal, main skateboard, dan olahraga lainnya. Di sekeliling area terbuka ini terdapat 13 batu prasasti terkait aksi penanaman pohon, termasuk prasasti peningkatan kapasitas Taman Kota 2 menjadi Hutan Kota 2 ini yang ditandatangani oleh Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany, tertanggal 3 Juli 2011. Sayangnya, prasasti-prasasti itu terkesan diletakkan begitu saja di atas tanah, sehingga tanah merah mengotori permukaan prasasti berbatu marmer hitam, dengan pahatan tulisan yang berwarna kuning keemasan. Belum lagi, rerumputan yang hampir menutupi beberapa prasasti tersebut.

[caption id="attachment_305333" align="aligncenter" width="588" caption="KIRI. Prasasati Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany untuk peningkatan kapasitas Taman Kota 2 menjadi Hutan Kota 2 BSD City, 3 Juli 2011. KANAN. Dan prasasti Menneg LH RAchmat Witoelar saat meresmikan Taman Kota 2 BSD City, 18 Juni 2006. (Foto: Dokpri)"]

1385680615921863293
1385680615921863293
[/caption] [caption id="attachment_305334" align="aligncenter" width="588" caption="KIRI. Pohon Kemuning Gading yang ditanam Ratu Atut Chosiyah selaku Plt Gubernur Banten kala itu. KANAN. Prasasti Ratu Atut Chosiyah saat menanam pohon Kemuning Gading, 18 Juni 2006. (Foto: Dokpri)"]
13856806761731694434
13856806761731694434
[/caption]

Selain prasasti Ibu Walikota tadi, ada pula prasasti penanaman pohon secara serentak tertanggal 18 Juni 2006, misalnya pohon Pala yang ditanam oleh Menneg Lingkungan Hidup (LH) Rachmat Witoelar, pohon Kemuning Gading oleh Ratu Atut Chosiyah selakuPelaksana Tugas Gubernur Banten kala itu, pohon Sonokeling yang ditanam Bupati Tangerang Ismet Iskandar, pohon Merbau oleh Direktur PT BSD Johannes A Hariyanto, pohon Sempur yang ditanam oleh Ketua Umum Eka Tjipta Foundation yakni Gandi Sulistiyanto Suherman, prasasti penanaman pohon Khaya oleh aktivis Lingkungan Hidup untuk Konservasi Alam Ully Hary Rusady, pohon Sungkai yang ditanam oleh Ketua Kerukunan Keluarga Muslim BSD Usamah Hisyam, pohon Salam oleh Ketua Dewan Wali Warga Bakti Keluarga BSD H.L.M Sjafein, pohon Sosis Africa ditanam oleh Direktur Indopos yaitu Joko Intarto, pohon Damar ditanam oleh Ketua Umum Wisdom Tai Chi BSD City M Taufik, prasasti penanaman pohon Trembesi oleh Ketua Gerakan Cinta Pohon Bakti Keluarga BSD Agus Wahyudi, dan prasasti penanaman pohon Sawo Duren oleh Koordinator Pelukis BSD ytiu Saat.

Di tengah-tengah prasasti tadi, terdapat sebuah tugu batu prasasti yang berukuran besar. Inilah tugu peresmian Taman Kota 2 BSD City pada tanggal 18 Juni 2006, dan ditandatangani oleh Menneg LH Rachmat Witoelar. Di batu marmer hitam itu, terpahat tulisan dengan tinta emas, selengkapnya, begini: SESUATU ITU TERASA BERARTI / KETIKA SULIT DITEMUKAN / TAK ADA KATA TERLAMBAT / MARI … / HIJAUKAN BUMI / LINDUNGI AIR / BIRUKAN LANGIT.

Biasanya, dari area terbuka tempat prasast-prasasti ini berada, pengunjung mulai ancang-ancang start untuk mulai mengelilingi area Hutan Kota 2. Perlintasan jalan yang di-cor semen membuat nyaman mereka yang jogging maupun jalan sehat. Tambah lagi, undak-undakan anak tangga yang membuat pengunjung dapat mencapai ketinggian seolah mendaki puncak bukit. Di kiri-kanan, umumnya didominasi pohon-pohon pinus dan cemara. Bagi yang ingin bersantai atau melepas lelah, kursi-kursi panjang yang dicetak berbentuk batang pohon besar dapat menjadi ‘persinggahan’ yang nyaman sembari menikmati camilan. Pokoknya, benar-benar serasa di dalam hutan, meski minus suara kicauan burung, dan keberadaan hewan-hewan liar lainnya.

[caption id="attachment_305335" align="aligncenter" width="560" caption="Lintasan jalan dan kursi-kursi bagi pengunjung di kawasan area Hutan Kota 2 untuk berolahraga dan bersantai ria. (Foto: Dokpri)"]

1385680741124100555
1385680741124100555
[/caption] [caption id="attachment_305336" align="aligncenter" width="560" caption="Menembus hutan pohon bambu. Jalur lintasan bagi pengunjung yang menggemari olahraga gowes menggunakan sepeda gunung. (Foto: Dokpri)"]
13856808041449127576
13856808041449127576
[/caption]

Hebatnya lagi, ada jalur lintasan (track) yang biasa dilalui oleh para pengunjung untuk meng-gowes sepeda gunungnya. Tentu, track-nya beda dengan perlintasan jalan yang untuk para pejalan kaki atau pun jogging. Karena, buat mereka yang meng-gowes, lintasannya sudah disiapkan pada sisi pinggir area Hutan Kota 2 yang masih berupa jalan setapak bertanah merah, serta kondisinya yang melandai naik-turun, dengan sesekali melintasi lebatnya pepohonan bambu. Tak hanya itu, track yang cukup curam juga tersedia di pinggiran sungai, dan biasanya diteruskan dengan melintasi sebuah jembatan yang di dekatnya terdapat riak air sungai yang mengaliri jajaran bebatuan. Sayangnya, menurut petugas parkir di sini, jembatan tersebut sempat diterjang banjir saat musim penghujan beberapa waktu lalu, sehingga nampak jelas butuh renovasi, atau sejumlah perbaikan.

Satu yang cukup mengganggu adalah bertebarannya sampah kemasan makanan dan minuman ringan. Kurangnya tersedia tempat-tempat sampah, boleh jadi merupakan salah satu alasannya, tapi yang jelas, kesadaran pengunjung untuk tidak membuang sampah sembarangan masih memprihatinkan. Sebotol bir yang sudah kosong, pagi ini nampak sengaja ditinggalkan oleh peminumnya, sementara di sekitarnya bertebaran plastik dan kemasan sampah makanan ringan.

Terus-terang, sampah-sampah yang dibuang sembarangan oleh para pengunjung inilah yang membuat area Hutan Kota 2 menjadi terkesan jorok. Karena, khusus untuk sampah dedaunan dan ranting pohon, biasanya sejak pagi hingga jelang tengah hari, sudah rutin dibersihkan oleh para petugas kebersihan.

[caption id="attachment_305344" align="aligncenter" width="560" caption="Emak Ening mulai menyapu dan membersihkan area Hutan Kota 2, mulai sejak jam 6 pagi hingga 11 siang, dengan upah Rp 12.000 per hari. (Foto: Dokpri)"]

1385681327458406196
1385681327458406196
[/caption]

[caption id="attachment_305337" align="aligncenter" width="630" caption="Emak Ening, Emak Saiyah, dan Emak Arnih. Tiga diantara sepuluh petugas kebersihan di area Hutan Kota 2 BSD City yang selalu ulet, rajin, ikhlas, dan tegar dalam menuntaskan tugas rutin sehari-hari, meskipun penghasilannya diakui oleh mereka kurang mencukupi. (Foto: Dokpri)"]

1385680895801270659
1385680895801270659
[/caption]

Mereka yang berjiwa ikhlas dan tegar dari Hutan Kota 2

Petugas kebersihan? Yup! Merekalah para perempuan empunya wajah-wajah renta termakan usia, yang sejak jam 06.00 pagi hingga 11.00 siang, bertugas menyapu dan membersihkan area Hutan Kota 2 dari aneka sampah. Dengan luas mencapai 7,5 hektar, menurut Emak Saiyah, salah seorang petugas kebersihan, jumlahnya mencapai 10 orang. “Di area depan ada tiga orang yang nyapu, Di tengah ada tiga orang, dan di bagian belakang, ada empat orang yang kerja nyapu. Semuanya, jadi 10 orang. Kita semua, kerja dari jam 6 pagi sampai jam 11 siang,” tuturnya kepada penulis.

Emak Saiyah sudah bekerja menjadi petugas kebersihan di area Hutan Kota 2 ini sejak lebih dari 8 tahun yang lalu. Sambil menyeruput air teh dalam botol yang dibekalnya dari rumah, Emak Saiyah kelihatan baru saja mendapat tiga buah kecapi matang yang sudah berwarna kuning. “Banyak buah kecapi di sini, pada jatuhan, kita tinggal mungutin aja. Ada juga buah buni, yang sudah jarang-jarang ditemukan pohonnya di mana-mana,” ujarnya didampingi rekan kerjanya sesama ‘tukang sapu’ yaitu Emak Arnih, dan Emak Ening.

Ketiga perempuan yang meski sudah renta ini terlihat tetap rajin, ulet, ikhlas dan tegar dalam menuntaskan pekerjaan rutinnya sehari-hari. Mereka juga kompak, pergi dan pulang kerja bersama-sama, dengan berjalan kaki. “Kami semua bertetanggaan. Tinggalnya di daerah Gardu, di Kampung Buaran, tidak jauh dari sini. Dulu, waktu kita mulai kerja di Hutan Kota 2 ini, pohon pinus dan pohon-pohon lainnya masih pendek-pendek ukurannya. Sekarang lihat aja sendiri, semua pohonnya sudah tinggi-tinggi,” jelas Emak Ening sembari tak mau lepas dari sapu lidi bergagang panjangnya.

[caption id="attachment_305338" align="aligncenter" width="560" caption="Tumpukan sampah dari para pengunjung, akibat masih buruknya kesadaran membuang sampah pada tempatnya. (Foto: Dokpri)"]

1385680965947762762
1385680965947762762
[/caption] [caption id="attachment_305339" align="aligncenter" width="560" caption="Ulah tangan jahil pengunjung yang mencorat-coret fasilitas area Hutan Kota 2. (Foto: Dokpri)"]
13856810051771522681
13856810051771522681
[/caption]

Sementara itu, menurut Emak Arnih, dirinya bersama rekan-rekan kerja lain menerima upah Rp 12.000 per hari. “Jadi, kalau setiap hari Sabtu, kita dibayar Rp 72.000 untuk 6 hari kerja, karena kalau hari Minggu biasanya kita libur. Tak ada tambahan uang atau apa-apa lagi, ya cuma segitu upah yang kita terima. Kita terima aja, syukuri, dan jalani saya rutinitas pekerjaan ini,” urai nenek bercucu 5 orang ini dengan tatapan mata yang seolah kosong.

Penghasilan sebagai petugas kebersihan di area Hutan Kota 2, tambah Emak Saiyah, sebenarnya jauh dari cukup. “Kalau sehari dibayar Rp 12.000, sekarang kita beli beras sekilo aja sudah Rp 7.500, minyak goreng Rp 3.500, sisa Rp 1.000, terus mau beli lauk apaan? Tapi ya, mau bagaimana lagi, kita tetap bekerja, daripada di rumah juga enggak ngapa-ngapain,” jelas nenek yang sudah memiliki 5 orang cucu, dengan nada enteng diiringi tawanya yang renyah.

Emak Saiyah menambahkan, kenaikan upah menjadi Rp 12.000 per hari baru dinikmati sejak sekitar bulan Agustus 2013 kemarin. “Sebelum-sebelumnya, selama lebih dari delapan tahun, kita dibayar Rp 10.000 per hari,” ungkapnya sembari enggan menampakkan senyumnya saat dibidik kamera. “Gigi saya ompong, malu,” akunya tersipu.

Emak Saiyah, Emak Arnih, dan Emak Ening sepakat menjawab bahwa sampah-sampah yang dibuang sembarangan oleh pengunjung, biasanya bertambah banyak pada tiap-tiap akhir pekan. Meski begitu, mereka tetap bekerja dan tak pernah mengeluh menghadapi kenyataan seperti itu. “Untuk sampah-sampah daun dan lainnya yang bisa dibakar, ya kita bakar. Karena memang tidak ada larangan untuk membakar sampah di sini. Memang benar sih, bahwa sampah dari daun-daun yang berguguran itu sebenarnya bisa diolah dan dijadikan pupuk, tapi siapa yang mau ngangkutin? Akses kendaraan pengangkutnya susah,” jelasnya.

[caption id="attachment_305340" align="aligncenter" width="560" caption="Asal mengepul dari pembakaran sampah di lintasan jogging, jalan sehat dan bersepeda, sungguh tidak sehat dan membuat sesak nafas pengunjung. (Foto: Dokpri)"]

1385681061276327316
1385681061276327316
[/caption] [caption id="attachment_305341" align="aligncenter" width="560" caption="Lintasan jembatan yang kerap dilintasi oleh para penggowes sepeda gunung, kini mengalami kerusakan. (Foto: Dokpri)"]
1385681112574477884
1385681112574477884
[/caption]

Sampah yang dibakar, memang menjadi cara praktis untuk menyapu habis sampah-sampah yang sudah dikumpulkan. Tapi dampaknya? Asap yang mengepul membuat pengunjung area Hutan Kota 2 yang tengah jogging, berjalan kaki dan beraktivitas lainnya menjadi terganggu akibat sesak pernafasan. Kiranya, akan lebih baik lagi bila pihak pengelola memikirkan cara kreatif untuk mengolah dan menjadikan sampah-sampah dari area Hutan Kota 2 ini menjadi sesuatu yang bermanfaat, seperti misalnya dijadikan pupuk.

Lagipula, bukankah sampah yang dibakar itu menyebarkan karbonmonoksida (CO) yang kalau terhirup oleh kita akan mengganggu fungsi kerja sel darah merah (hemoglobin). Selain itu, asap dari hasil pembakaran sampah mengandung benzopirena (gas beracun penyerang jantung) sebanyak 350 kali. Zat ini dapat memicu biang keladi penyebab kanker dan hidrokarbon berbahaya seperti asam cuka penyebab iritasi.

Selain memunculkan problem sampah, pengunjung yang tak mematuhi aturan juga mengotori Hutan Kota 2 dengan berbagai coretan-coretan tulisan tangan dengan menggunakan spidol, tipp ex, hingga cat semprot. Tak hanya monumen prasasti peresmian Hutan Kota 2 yang dicorat-coret, bahkan kursi-kursi yang tersedia di area Hutan Kota 2 pun tak luput dari ulah tangan-tangan jahil.

[caption id="attachment_305354" align="aligncenter" width="560" caption="Tanda panah penunjuk arah ke Toilet Pria justru membawa kita ke kebun yang lebat dengan perdu dan rerumputan. Tanpa ada toilet sebenarnya. (Foto: Dokpri)"]

13856878071671093867
13856878071671093867
[/caption]

Pihak pengelola Hutan Kota 2 juga mustinya lebih manusiawi lagi dengan menyediakan toilet atau kamar kecil bagi pengunjung. Saya sempat tergelitik dengan tulisan besar di pagar yang bertuliskan: TOILET PRIA. Setengah penasaran, saya coba ikuti arah tanda panah penunjuknya, ternyata yang ditemui bukan bilik untuk buang air kecil, atau buang air besar, tapi hanya kebun yang rimbun dengan rerumputan dan perdu yang lebat, dibalik pagar beton area Hutan Kota 2. Sempat dalam hati saya bertanya sembari tersenyum kecut: “Waduh, kalau cuma kebon kayak begini, untuk buang air kecilnya di mana? Terus, ‘gimana juga kalau tiba-tiba nongol ular sewaktu kita sedang buang air kecil?”

Di pintu belakang area Hutan Kota 2 yang tembus ke Jalan Raya Victor, terdapat banyak lapak yang menjual tanaman hias, berikut pernak-pernik seperti pot, pupuk, obat anti hama tanaman dan sebagainya. Inilah Bursa Tanaman Hias di area Hutan Kota 2 yang dipenuhi dengan aneka tanaman hias seperti bermacam-macam jenis anggrek, termasuk Anggrek Cattleya yang konon berasal dari Kosta Rika dan wilayah tropis Amerika Selatan. Ada pula Bougainvillea Bonsai yang menghasilkan enam warna bunga dan ditawarkan seharga Rp 750.000.

[caption id="attachment_305342" align="aligncenter" width="560" caption="Salah satu lapak bursa tanaman hias di area Hutan Kota 2 yang menuju Jalan Raya Victor. (Foto: Dokpri)"]

1385681187661221583
1385681187661221583
[/caption] [caption id="attachment_305343" align="aligncenter" width="560" caption="Bunga Morning Glory yang elok dan sedap dipandang mata. (Foto: Dokpri)"]
1385681235769926900
1385681235769926900
[/caption]

Jangan khawatir, yang murah-murah juga ada, seperti pohon bunga Morning Glory yang termasuk keluarga Convolvulaceae, dan ditawarkan seharga Rp 35.000. Sesuai namanya, bunga berwarna biru keunguan ini hanya mekar sempurna di pagi hari. Indah sekali! Ada juga pohon bunga kemuning, melati, kamboja, mawar dan masih banyak lagi. Sementara tanaman yang menghasilkan buah, sebut saja misalnya pohon jambu cincalo hijau, jeruk bayi, dan masih banyak lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun