Mohon tunggu...
Gan Pradana
Gan Pradana Mohon Tunggu... Dosen - Hobi menulis dan berminat di dunia politik

Saya orang Indonesia yang mencoba menjadi warga negara yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gerakan "Super Kreatif" agar Ahok Semakin Bonyok

18 April 2016   18:34 Diperbarui: 18 April 2016   18:40 1506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

JIKA Mohamad Sanusi, politikus Partai Gerindra,  tidak dicokok KPK, apakah proyek reklamasi Teluk Jakarta akan ditolak? Jika Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak sewot karena program reklamasi jadi blunder, apakah para “nelayan” terpanggil untuk melakukan aksi unjuk rasa pada Minggu (17 April) lalu?

Jawabnya, semua itu tidak akan pernah ada. Namun, gara-gara musuh Ahok terpojok, siapa pun yang tidak senang Ahok mencalonkan kembali jadi gubernur DKI Jakarta, bakal “super kreatif”. Layaknya Tom (si kucing tengil) dalam film kartun Tom & Jerry, mereka mencari siasat agar Ahok semakin bonyok.

Celakanya yang bonyok justru para penantang dan pengiseng Ahok. Harry Azhar Azis, ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang punya “niat mulia” menjerumuskan Ahok ke penjara lewat pintu masuk kasus pembelian tanah RS Sumber Waras, eh... Harry Azhar malah yang salah tingkah dan serba salah.

Itu gara-gara namanya disangkutpautkan dengan Panama Papers. Saat membantah, alamak, Azhar malah  salah ucap (bukan bohong, lho) bahwa ia memiliki dan mendirikan perusahaan di Panama seusai menikahkan anaknya dengan warga Chili pada 2010. Fakta membuktikan ia menikahkan anaknya pada 10 Agustus 2014. Yang menjadi  saksi saat itu adalah Guberrnur Bank Indonesia Agus Martowardoyo.

Ini masih ulah si “Tom”  Harry Azhar. Dia menuduh Ahok membayar tanah RS Sumber Waras sebesar Rp 700 miliar secara tunai. Busyet, deh, membawanya pakai apa? Bagaimana pula menghitungnya, butuh berapa lama? Belakangan fakta membuktikan bahwa Pemprov DKI membayar menggunakan cek.

Kita lupakan dulu Harry Azhar yang semoga dia tetap konsisten menutup telinga atas desakan banyak pihak agar dia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai ketua BPK. Sepertinya posisinya di BPK bakal tetap aman, apalagi beberapa hari lalu ia sudah mengadu ke Presiden Jokowi.


Mari kita kembali ke kasus reklamasi Teluk Jakarta yang telah minta korban Sanusi, dan semoga sang kakak, Mohamad Taufik, yang hari ini (Senin 18 April 2016) diperiksa KPK, keluar dari gedung lembaga antirasuah itu tidak mengenakan rompi berwarna oranye. Kasihan, ah, kalau ini terjadi. Masa sih kakak adik jadi pesakitan KPK?!

Masih dalam rangka menggulingkan Ahok, reklamasi Teluk Jakarta kini jadi bahan mainan baru para pelawan Ahok. Rencana itu dikait-kaitkan dengan nasib para nelayan. Permainan itu semakin “mantap” setelah Ahok menggusur permukiman kumuh di kawasan Pasar Ikan, Jakarta Utara. Pernyataan Ahok pun dibentur-benturkan dengan pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang menyebut proyek reklamasi harus dihentikan.

Bersama beberapa lembaga dan aktivis, para nelayan Muara Angke, Minggu (17 April) pagi berdemonstrasi  di kawasan reklamasi tepatnya di Pulau G. Pulau ini dibangun oleh PT Muara Wisesa Samudera, anak perusahaan PT Agung Podomoro Land.

Banyak orang yang salut dengan sang “EO” yang sukses menggerakkan para nelayan untuk melakukan unjuk rasa. Buktinya, anak-anak dan istri para nelayan pun ikut bersorak-sorak memprotes agar proyek reklamasi tidak dilanjutkan. Sebagian besar para nelayan itu adalah warga Muara Angke. Ada pula pencari ikan asal Kepulauan Seribu, Kamal Muara, Kalibaru, Cilincing, Indramayu, hingga Tegal. Dermaga menjadi penuh. Suara-suara tolak reklamasi, seperti ditulis Tempo.co, terus berdengung.

Para LSM yang biasa “menjual” kemiskinan juga terlibat dalam aksi tersebut, seperti Koalisi Selamatkan Teluk Jakarta, Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Jakarta, Wahana Lingkungan Hidup Jakarta, Kontras, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, LBH Jakarta, dan Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi (ForBali) Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun