... Â menanamkan serta memperkenalkan nilai-nilai kearifan lokal, seni, sosial-budaya, tradisi, serta situs-situs sejarah peninggalan Raja Silahi Sabungan kepada generasi muda keturunan/pomparan Raja Silahi Sabungan Ualu Turpuk dewasa ini, dan bahkan kepada seluruh khalayak luas, sebagai sebuah kekayaan yang bernilai tinggi yang harus terus dilestarikan dari generasi ke generasi.Â
Demikian salah satu petikan maksud dan tujuan perhelatan akbar atau Luhutan tahunan keturunan (bahasa toba : pomparan) Raja Silahi Sabungan yang berasal dari Huta Lahi atau dikenal dengan sebutan negeri Silalahi, sekarang ini sebagai otonomi Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi di Provinsi Sumatera Utara.
Tugu Makan Raja Silahi Sabungan mulai dikerjakan sejak tahun 1967, ada gejolak, pro dan kontra, namun berkat semangat dan kegigihan disertai tekad bulat seluruh Raja-raja Turpuk di Silalahi Na Bolak bersama para tokoh keturunan Raja Silahi Sabungan dari berbagai perwakilan daerah, barulah secara resmi peletakan batu pertama pada tanggal 12 April 1969 oleh bupati Dairi di era itu, Bpk. Victor I. Silalahi, dan didapuk sebagai Ketua Umum Pembangunan Tugu Makam Raja Silahi Sabungan saat itu. Perjalanan panjang dan penuh dinamika, pembangunan Tugu dan Makam Raja Silahi Sabungan akhirnya dapat dirampungkan dan diresmikan pada Tahun 1981, maka sejak itu setiap tahun diadakan perhelatan budaya dan tradisi Raja Silahi Sabungan oleh semua keturunannya dari berbagai daerah di nusantara bahkan dunia. Jauh sebelum peresmian Tugu Makam Raja Silahi Sabungan (disingkat : TUMARAS).Â
Selanjutnya, dalam permusyawarahan Pomparan Raja Silahi Sabungan seluruh Indonesia di negeri Silalahi, telah memutuskan Tarombo Raja Silahi Sabungan seperti yang saat ini diabadikan pada Tugu dan Makam Raja Silahi Sabungan. Perbedaan pandangan dan pendapat mengenai Tarombo, kini seolah kembali mencuat kepermukaan dan kembali menyisakan polemik bahkan kontra bagi beberapa kalangan tertentu yang tidak bisa menerima keputusan Tarombo yang sudah diputuskan. Hanya dengan penuh hormat atas setiap pemikiran dan kerja keras semua pihak, dengan keyakinan bahwa kesehatian dan pikiran kepala dingin disertai roh kebersamaan telah membuahkan hasil yang patut disyukuri, terlepas dari para pihak yang tidak menerima atau kontra.
Sejak perhelatan peresmian Tugu Makam Raja Silahi Sabungan pada tahun 1981, sebutan bagi perhelatan keturunan Raja Silahi Sabungan ini cukup beragam dan dinamis. Dimulai dari Pesta Tugu, Pesta Budaya Luhutan Bolon, Partangiangan dan Pesta Luhutan Bolon, namun kesemuanya hanya merupakan sebagai judul atas ungkapan syukur dan kesatuan seluruh keturunan Raja Silahi Sabungan, mengadakan perhelatan yang didorong rasa syukur dan mengingat akan warisan leluhur dan memperkenalkan tradisi dan budaya Raja Silahi Sabungan kepada generasi muda.
Sebutan Ualu Turpuk  kepada puak keturunan Raja Silahi Sabungan, tidak lain, merujuk kepada Poda Sagu-sagu Marlangan dan Tarombo dari Raja Silahi Sabungan. Dalam bahasa Toba, Ualu berarti delapan dan Turpuk berarti kelompok, grup atau puak. Menurut Tarombo Raja Silahi Sabungan, yang terabadikan di Tugu dan Makam Raja Silahi Sabungan di Silalahi Na Bolak, bahwa Raja Silahi Sabungan memiliki 2 Isteri dan 8 Delapan anak.
Dalam Poda Sagu-sagu Marlangan dari Raja Silahi Sabungan disebutkan bahwa tongka (pantang_red) bagi keturunan Raja Silahi Sabungan menyebutkan bahwa mereka berasal dari dua ibu, tetapi mereka (keturunan_red) adalah satu, artinya anak Raja Silahi Sabungan memang ada delapan, namun mereka adalah satu. Maka dengan itu pula, keturunan Raja Silahi Sabungan sangat tepat untuk tidak mememakai istilah "parsadaan" atau persatuan, karena keturunan Raja Silahi Sabungan yang teridiri dari delapan anak Raja Silahi Sabungan - keturunan dari delapan anak ini kemudian terbentuk delapan kelompok/turpuk- namun mereka  adalah satu, dimanapun dan sampai kapanpun.Â
Kira-kita seperti itu representasi Poda Sagu-sagu Marlangan yang diwariskan oleh Raja Silahi Sabungan kepada keturunannya, dahulu, sekarang dan masa yang akan datang.
Sampai saat ini, keturunan Raja Silahi Sabungan telah tersebar diseluruh nusantara bahkan dunia. Dengan Pesta Budaya dan Luhutan Bolon setiap Tahun, warisan tradisi budaya dan kearifan Raja Silahi Sabungan dapat terus diperkenalkan kepada seluruh keturunan dari generasi ke generasi.
Dalam tahun 2024 ini, adalah giliran turpuk Tambun Raja sebagai Panitia Pelaksana, atau disebut Bolahan Amak. Â Dengan semangat dan roh kebersamaan seluruh keturunan Raja Silahi Sabungan, kiranya perhelatan 2024 terlaksan dengan baik dan terus menanamkan nilai-nilai positif diantara semua keturunan Ualu Turpuk Pomparan Raja Silahi Sabungan. Horas Tondi Madingin, Pir Tondi Matogu.
Proposal Pesta Budaya Dan Luhutan Bolon Pomparan Raja Silahi Sabungan Ualu Tupuk, klik download di Proposal Pesta Budaya Dan Luhutan Bolon Pomparan Raja Silahi Sabungan Ualu Turpuk 2024 atau Proposal Pesta Budaya Dan Luhutan Bolon Pomparan Raja Silahi Sabungan 2024
Kampayekan melalaui Twibbon di ... https://twb.nz/prsut2024btr, https://twb.nz/pbplprsut2024, https://twb.nz/pprsut2024tambunraja, https://twb.nz/pprsuttambunraja
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI