Mohon tunggu...
Ganesha AfnanAdipradana
Ganesha AfnanAdipradana Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Hobi membaca dan mencoba belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

"Sekkusu Shinai Shokogun", Fenomena Sindrom Menghindari Menikah di Jepang

13 Februari 2024   21:02 Diperbarui: 17 Februari 2024   15:40 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persimpangan Jalan di Negeri Jepang. Sumber Ilustrasi : Pexels.com/Riccardo-Parretti

Dampak menunda menikah juga dapat terlihat dalam perubahan struktur keluarga. Pasangan yang menunda menikah mungkin memiliki anak dalam usia yang lebih tua, yang dapat mengubah dinamika keluarga dan pengalaman orang tua.

4. Perubahan Sosial dan Budaya

Perubahan dalam pola menikah dan memiliki anak juga dapat memengaruhi struktur sosial dan budaya suatu masyarakat. Nilai-nilai tradisional tentang pernikahan dan keluarga mungkin berubah seiring dengan penundaan menikah, yang dapat memiliki dampak jangka panjang pada struktur sosial dan budaya.

5. Tantangan dalam Kesehatan dan Kesejahteraan Mental

Menunda menikah juga dapat membawa tantangan dalam kesehatan dan kesejahteraan mental individu. Beban stres yang terkait dengan menunda keputusan pernikahan dan memiliki anak, serta tekanan sosial dari masyarakat atau keluarga, dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.

Penutup

Fenomena "sekkusu shinai shokogun" adalah salah satu contoh nyata dari perubahan dalam pola hidup dan nilai-nilai sosial di masyarakat modern Jepang. Meskipun menunda menikah dapat memberikan kebebasan dan kesempatan untuk mengejar impian dan kebahagiaan pribadi, hal ini juga menimbulkan berbagai tantangan dan dampak sosial yang perlu dipertimbangkan secara serius oleh masyarakat dan pemerintah Jepang.

Menunda menikah adalah fenomena kompleks yang melibatkan berbagai faktor sosial, ekonomi, dan budaya. Untuk menghadapi tantangan ini, diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan kerja sama antara masyarakat, pemerintah, dan lembaga lainnya. Dengan strategi yang tepat, diharapkan masyarakat dapat mengubah persepsi terhadap pernikahan dan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi pasangan muda untuk membentuk keluarga yang bahagia dan berkelanjutan.

Dampak menunda menikah dapat dirasakan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari tingkat kelahiran hingga struktur sosial dan budaya. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan kerja sama antara individu, masyarakat, dan pemerintah. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang dampak menunda menikah, diharapkan dapat diambil langkah-langkah yang tepat untuk mengelola dan mengurangi dampak negatifnya.

Semoga Bermanfaat. Salam Cinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun