Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Generasi yang Dinanti-nanti

7 Maret 2018   17:56 Diperbarui: 10 April 2018   13:37 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

          Pertanyaan yang kemudian harus kita jawab bersama, bagaimana kita mampu menjadikan momentum percepatan ini sebagai upaya menciptakan lompatan besar? Kita butuh lebih dari pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja. Kita harus mampu menciptakan konvergensi gerakan yang menjadi titik akupuntur dalam mengobati berbagai masalah kita. Apa itu? Saya yakin wirausaha sosial muda jawabannya.

Jika kita sudah bersepakat, bahwa wirausaha sosial adalah cara kita mencitpakan lompatan besar, kita harus bersama – sama ajak anak – anak kita dan pemuda – pemuda kita untuk menjasi seorang wirausaha sosial. Apa yang bisa mendorong mereka menjadi wirausaha sosial? Untuk menjawab pertanyaan itu, saya akan ajak Anda berselancar bagaimana wirausaha sosial membangun berbagai bangsa di Eropa dan apa yang menggerakkan pemuda-pemuda disana membangun berbagai wirausaha sosial yang berdampak besar bagi negaranya. Pada sebuah penelitian di Eropa, ketika ditanya “Apa alasan yang memotivasi mereka menjadi wirausahawan sosial muda?” jawabannya adalah 21% ingin melakukan sesuatu yang lebih baik, 18% menjadi bos untuk diri sendiri, 17% memenuhi kebutuhan, 17% ingin mengubah dunia, 12% mengambil peluang, 6% menghindari karir perusahaan, 3% tidak dapat melakukan hal lain yang lebih baik, 2% menjadi kaya, 4% alasan lainnya. Jawaban yang diberikan tersebut cukup menarik, karena hampir 1 dari 5 wirausaha sosial di eropa menyatakan peluang untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dengan memperbaiki layanan dan produk yang sudah ada. Yang cukup menarik, hanya 2% dari responden yang memiliki motivasi ingin menjadi kaya. Ini memberikan sebuah pesan bahwa orientasi finansial tidak lagi menggiurkan bagi mereka, tidak menjadi alasan yang berarti signifikan bagi mereka untuk menjadi wirausaha sosial muda. Penelitian diatas harus menjadi rujukan dan penyadaran kita dalam membangun kesadaran pemuda Indonesia untuk mau dan mampu basah kuyup berjuang menjadi wirausaha sosial muda Indonesia. Kita harus menularkan semangat dan mentalitas yang mendorong lahirnya wirausaha sosial yang berjiwa altruisme.

             Dalam perspektif lain, penelitian tersebut menganalisis “Apa isu atau halangan utama yang Anda hadapi atau telah dihadapi sebagai wirausaha sosial muda?” Jawaban mereka antara lain adalah keterbatasan sumber finansial 23%, kerangka kerja regulasi dan legal 12%, keterbatasan pengalaman bisnis 9%, keterbatasan tim 8%, keterbatasan laynanan pengembangan dan pendukuk bisnis 7%, menyeimbangkan profit atau tujuan sosial 7%, kesulitan mengakses pasar 7%, kesulitan mengkomunikasikan nilai 6%, keterbatasan kepercayaan diri 5%, usia 5%, kesulitan meningkatkan 4%, keterbatsan pelatihan dan penelitian 3%, dan keterpatasan kemampuan kepemimpinan 2%. Praktisi yang diwawancara menunjukkan bahwa kekurangan pembiayaan atau sumber pembiayaan mewakili penyebab utama pemuda dan menjadi halangan utama untuk mengembangkan wirausaha sosial baru atau memastikan pertumbuhannya. Oleh karena itu yang harus dilakukan pemerintah dalam mendukung perkembangan kewirausahaan sosial muda adalah menciptakan instrumen-instrumen pembiayaan yang memungkinkan untuk diakses para wirausahawan muda. Hal yang tidak kalah penting adalah memberikan pendampingan pengembangan non-financing yang berkelanjutan, antara lain manajemen organisasi, kepemimpinan, analisis keuangan, marketing dan branding, pengembangan bisnis, dan lain sebagainya.

Selama ini kita sudah menyadari bahwa jumlah wirausaha di kalangan pemuda Indonesia masih kurang, dimana hal tersebut berdampak pada pertumbuhan ekonomi bangsa. Sudah sering kita dengar bahwa kita butuh 2% wirausaha di Indonesia. Saya ingin katakan bahwa saat ini kita lebih membutuhkan wirausaha sosial daripada sekedar wirausaha. Merekalah sejatinya pondasi penting dalam mewujdukan keadilan sosial di masyarakat. Oleh karena itu, saya melihat menjadi penting dan mendesak untuk berbagai sektor dapat mengenal, memahami, dan memperhatikan wirausaha sosial, kemudian bersama-sama membentuk arus yang mampu melahirkan jutaan wirausaha sosial baru di Indonesia. Saya yakin, lahir dan tumbuh kembangnya wirasusaha sosial bisa menjadi strategi yang solutif untuk peningkatan produktivitas pemuda dan percepatan pertumbuhan bangsa. Hal ini dapat menyelesaikan isu ketidakadilan sosial dan kesenjangan ekonomi di Indonesia.

            Saya yakin, menuju tahun 2020 kita akan sampai sebuah momentum besar yang mungkin tidak terulang dalam 10 dekade ke depan. Momentum dimana pemuda melakukan gerakan kewirausahaan sosial secara massive, nyata, cepat yang berdampak besar. Kita harus jujur  dan menyadari bahwa saat ini memang benar bahwa bangsa kita sedang mengalami ketertinggalan. Namun adanya bonus demografi, pertumbuhan teknologi informasi, dan menguatnya kesadaran pemuda untuk mengambil tanggung jawab sosial akan mampu mendorong kita melakukan sesuatu yang Pak Harto sebut sebagai “percepatan yang akseleratif”. Suatu saat bangsa ini akan menyadari bahwa kita adalah generasi yang dinanti-nanti.

 

Hari ini kita butuh pemuda-pemudi terbaik di tiap daerah hingga kilometer terjauh Indonesia untuk duduk bersama-sama, bukan untuk bicara tentang mereka, tapi bicara tentang masalah Indonesia dan bersama-sama berkelahi melawan masalah itu

 

Hari ini kita membutuhkan putra-putri terbaik bangsa untuk bersama-sama mengambil tanggung jawab perbaikan sosial untuk mewujudkan Indonesia mandiri dan berkeadilan

 

Indonesia sedang memasuki era baru dimana nilai-nilai penghormatan bukan lagi diberikan kepada mereka yang punya kesejahteraan finansial, tapi kepada mereka yang punya ide, gagasan, dan kepedulian untuk bangsa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun