Mohon tunggu...
Ganes Salma Sandrina
Ganes Salma Sandrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif

saya tertarik dengan dunia digital

Selanjutnya

Tutup

Film

Film Horor Religi Indonesia Dianggap Menistakan Agama, Picu Kontroversi(?)

3 Mei 2024   13:50 Diperbarui: 3 Mei 2024   14:03 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Baru-baru ini, kemunculan film Indonesia bergenre horor dengan nuansa religi menjadi sorotan bagi kalangan masyarakat, terutama bagi para penikmatnya. Film horor selalu menjadi langganan dalam industri perfilman yang dianggap mampu menghibur dan memicu adrenalin saat menontonnya. Pasalnya, film horor religi menuai kontroversi karena memadukan tema seperti kesurupan, ritual mistis, dan sensitivitas terhadap agama yang menciptakan ruang kompleks bagi film horor religi. Kontroversi di tengah Masyarakat semakin memanas dan menilai bahwa film horor religi dapat menyinggung atau bahkan berusaha menakut-nakuti orang untuk beribadah. Tak jarang beberapa film menggunakan istilah dan simbol agama islam yang tidak akurat dan interpretasi cerita yang keliru. Salah satunya ada film Kiblat yang mendapat kecaman dan kontroversi di media sosial. Film bergenre horor religi ini termasuk yang paling banyak mendapat kritikan dari netizen hingga MUI.

 Tentunya kontroversi ini menjadi kekhawatiran bagi umat beragama yang memicu stereotip negatif dan menodai citra agama akibat film-film yang ditayangkan tanpa tanggung jawab. Seharusnya para sutradara film perlu untuk memiliki sensitivitas dan pemahaman religius lebih sebelum pembuatan film. Mulai dari konsultasi dengan para tokoh agama, riset secara mendalam mengenai budaya dan tradisi, serta pemilihan cerita tanpa adanya unsur yang menyinggung dan pelecehan terhadap nilai-nilai dalam agama. Selain itu, lembaga sensor juga harus benar-benar menjamin bahwa film yang dibuat layak untuk ditayangkan dan tidak melanggar norma agama. 

Wakil Ketua Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam (LSBPI), MUI Erick Yusuf ikut merespon adanya kontroversi tentang sejumlah film horor yang menggunakan istilah dan/atau unsur agama islam dalam judulnya. Erick Yusuf mengungkapkan bahwa adanya film horor yang menggunakan judul dengan istilah-istilah Islam dapat menyebabkan masyarakat menjadi takut beribadah. Sangat disayangkan bahwa film horor religi ini dapat menjadi media hiburan yang menarik jika dibuat dengan tanggung jawab dan kehati-hatian. Karena banyak pemilihan alur cerita lainnya yang bisa mengedukasi dan merefleksikannya dalam kehidupan realitas sosial. 

Seperti pada film Siksa Kubur, karya film Joko Anwar juga ikut menjadi perbincangan dari netizen. Berbanding terbalik dengan film Kiblat, film Siksa Kubur justru banyak menuai pujian dari masyarakat baik dari model alur cerita, visual, bahkan nilai moral pelajaran yang bisa diambil dari film tersebut. Plot ini menunjukkan bahwa kebenaran yang disampaikan agama memang benar adanya. Karya Joko Anwar ini berhasil menyampaikan pesan dan memprovokasi keimanan kita yang diuji melalui alur spiritual menyeramkan dan obsesi tokoh utama yang berusaha mencari jawaban atas apa yang terjadi di liang lahat setelah kematian. 

Film horor religi merupakan bentuk kebebasan berekspresi dan seni yang perlu dihormati. Namun, perlu dicatat bahwa para pembuat film berhak untuk mengeksplorasi berbagai tema, termasuk tema-tema religius, selama menjadi karya yang kreatif dan bermanfaat jika dibuat dengan penuh tanggung jawab. Terutama dialog terbuka antarpihak, termasuk pembuat film, tokoh agama, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk membantu menghindari kontroversi dan menciptakan ruang yang lebih kondusif

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun