Mohon tunggu...
Galuh Iftita A.
Galuh Iftita A. Mohon Tunggu... Freelancer - Galuh Ifitita Alivia

Seorang mahasiswa perencana dari Universitas Jember, suka merencanakan termasuk merencanakan ingin menulis apa

Selanjutnya

Tutup

Nature

Alternatif Strategi Pengembangan Agroindustri Kopra

20 Juni 2020   12:48 Diperbarui: 20 Juni 2020   12:40 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Maluku Utara yang merupakan kawasan pesisir. Hal ini menjadikan Kab. Halmahera menghasilkan produksi kelapa yang baik dan menunjang. Kelapa merupakan salah satu komoditas agroindustri yang memiliki banyak permintaan. 

Hasil pengolahan kelapa sebagai komoditas kopra memiliki peranan pada industri lainnya. Mulai industri minyak kelapa, pakan ternak, dan bahan baku berbagai sumber nabati memerlukan hasil pengolahan agroindustri kopra sebagai bahan bakunya. 

Pada skala nasional, permintaan bahan baku kopra meningkat sekitar 5.5% per tahun,sementara peningkatan produksi hanya sekitar 4.37% per tahun. 

Berdasarkan data tersebut,menunjukkan jumlah produksi kopra dari tahun ke tahun belum mencukupi permintaan konsumsi industri. Melihat tingginya permintaan dan didukung oleh hasil komoditas yang baik, saat ini Kab. Halmahera Timur memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan mengembangkan agroindustri kopra.

Pada data BPS menyatakan bahwa sekitar 75% desa yang ada di Kab. Halmahera Timur memiliki garis pantai dan dengan 54% dari luas wilayah Kab. Halmahera timur adalah lautan. 

Wilayah daratanya terbatas dan karakterisitik wilayahnya terdiri dari banyak pulau pulau kecil, sebagian tidak berpenghuni, hingga belum dipetakan. 

Hal ini dapat menunjukan bahwa karakteristik Kab. Halmahaera Timur merupakan pesisir. Sehingga perlu adanya pengembangan wilayah yang memanfaatkan potensi wilayah pesisir ini. 

Dilihat pada peta kemiringan lahan dan jenis tanah, Kab. Halmahera Timur memiliki kemiringan lahan 15 -- 25 % yang berada pada sepanjang wilayah pantai dan cocok untuk wilayah pengembangan perkebunan. Jenis tanah yang ada di kabupaten ini adalah podsolik dan aluvial yang tersebar seluas 123.000 ha yang cocok untuk dikembangkan sebagai perkebunan. 

Komoditas yang dapat dikembangkan sesuai keadaan tanah dan kemiringan Kab. Halmahera Timur adalah mulai dari kelapa, cengkeh, sagu, pagi, dan jagung. Kondisi ini memperlihatkan bahwa pengembangan komoditas pertanian dan perkebunan di wilayah ini memiliki potensi yang besar.

Sebagai wilayah yang memiliki potensi di bidang perkebunan dan merupakan daerah yang berkembang, diperlukannya strategi pengembangan yang sesuai. Dikarenakan pengembangannya masih menemui kendala yang menyebabkan potensi perkebunan kelapa tidak dapat berkembang secara maksimal. 

Permasalahan yang terjadi bisa dari infrastruktur yang kurang memadai maupun kelembagaan yang belum terorganisir. Menentukan strategi yang dapat menguatkan perkembangan ekonomi di Kab. Halmahera Timur. 

Dengan adanya arahan pengembangan kebijakan dari pemerintah daerah dapat memajukan pengembangan produk olahan kelapa seperti kopra yang memiliki angka permintaan tinggi di pasaran.

Pengembangan agroindustri di pasaran dalam hal agroindustri merupakan kewajiban masing-masing pengusaha yang membutuhkan visi usaha ke depan dan kreativitas. Jika hal ini dapat direalisasikan, maka harapan pengembangan usaha kecil menjadi skala menengah atau bahkan skala besar menjadi sangat terbuka. Sehingga, dibutuhkan perencanaan strategi pengembangan dalam memperluaskan dan mempertahankan bisnis agar dapat berkembang dengan baik dan dinamis. 

Suatu pengembangan usaha memerlukan analisis perencanaan strategi yang matang sehingga mendukung perolehan hasil yang optimum berdasarkan penggunaan sumber daya bidang produksi, pemasaran, sumber daya manusia, dan teknologi. Analisa perencanaan strategi sangat perlu dilakukan untuk mengantisipasi perubahan pasar, dinamisme pertumbuhan ekonomi, perkembangaan teknologi yang semakin canggih dan perubahan kondisi demografis.

Melalui tabel matriks IFE dan EFE bahwa total nilai pada matriks IFE adalah sebesar 2.51 sementara pada EFE adalah sebesar 2.38. Dengan melihat nilai pertimbangannya bahwa dilakukan penerapan strategi hold and maintain yang umum diterapkan. 

Pada kategori ini, penerapan yang dilakukan adalah dengan penetrasi pasar dan pengembangan produk. Penetrasi pasar merupakan suatu strategi yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk meningkatkan penjualanya atas produk dan pasar yang telah tersedia melalui usaha--usaha pemasaran yang lebih agresif. 

Fokus utama pada strategi penetrasi pasar adalah dengan pemasaran produk saat ini dijalakan melalui pertimbangan telah dimilikinya keahlian dan keterampilan dalam pengoperasian pemasaran baik untuk pelanggan yang ada maupun pelanggan baru. Kemudian pada strategi pengembangan produk menekankan pada peningkatan dan modifikasi produk yang ada. Hingga menciptakan produk baru yang merupakan inovasi lain dari produk yang telah diproduksi sebelumnya.

Strategi S -- O, Meningkatkan kemitraan kelapa dengan UMKM kopra (SO1), Membuat industri minyak kelapa skala UMKM (SO2), Meningkatkan produksi olahan kopra guna memenuhi kebutuhan industri pengolahan minyak kelapa yang tinggi (SO3). Strategi S -- T, Membentuk struktur pemasaran industri kopra mandiri skala lokal untuk menjamin pemasaran kopra (ST1), Meningkatkan keterampilan petani kopra dalam menjaga kualitas hasil panen kopra (ST2), Menjaga daya saing petani kopra terhadap persaingan pasar yang semakin tinggi. (ST3). Strategi W -- O, Penerapan  teknologi baru (WO1), Membentuk pasar tenaga kerja mandiri untuk menjamin kesejahteraan petani (WO2), Mengembangkan hubungan pasokan jangka panjang dengan produsen minyak kelapa (WO3).  Strategi W -- T, Mengadakan pelatihan petani guna meningkatkan kemampuan menjual kopra (WT1), Mensosialisasikan konsumsi olahan kopra lokal kepada masyarakat (WT2), Membuat sistem pemasaran terstruktur yang mampu mengatasi kendala jarak dengan industri pengolahan kopra (WT3).

Sesuai dengan hasil analisa SWOT dan IMS dapat dilihat pilihan strategi kebijakan yang disesuaikan dengan keadaan Kab. Halmahera Timur. Hal ini menunjukan bahwa  melihat nilai pertimbangannya bahwa dilakukan penerapan startegi hold and maintain yang umum diterapkan. 

Pada kategori ini, penerapan yang dilakukan adalah dengan penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi pengembangan yang dapat dilakukan antara lain pengembangan UMKM lokal skala kecil, pengembangan kemitraan, pengembangan kualitas kopra, pengembangan keterampilan SDM. 

Pada pengembangan kelembagaan sendiri dapat dilihat bahwa fokus pengembangan ada pada peningkatan kualitas SDM yang terampil dalam menggunakan teknologi. Hal ini dilakukan untuk lebih mengembangkan potensi yang telah ada sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun