Mohon tunggu...
Galih Rudyto
Galih Rudyto Mohon Tunggu... lainnya -

Hanyalah "Wong Cilik". Pernah bekerja di BUMN penerbangan tapi terpaksa mendarat darurat akibat "Bad Weather"

Selanjutnya

Tutup

Money

Fenomena Bisnis Angkutan Udara Nasional

14 Oktober 2009   22:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:36 4467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Demografi Indonesia

Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2009 ini tercatat telah mencapai sekitar 240 juta orang. Berdasarkan Data Biro Sensus AS, Indonesia menempati urutan ke 4 (empat) dunia dalam hal banyaknya jumlah penduduk, setelah China, India dan Amerika Serikat.
Luas wilayah Indonesia terbentang di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan terletak di posisi silang yang sangat strategis yaitu pada koordinat 6°LU - 11°08'LS dan dari 97°' - 141°45'BT.

Di mata dunia internasional, potensi dan nilai strategis Indonesia dianggap sangat penting tercermin dari isu-isu dan pernyataan dalam berbagai forum internasional yang menyebutkan "Geographically, Indonesia is located in a very strategic position which serves as an important international trade hub, connecting North to South (Japan and Australia) and West to East (Europe, Asia, Australia, and the Pacific Rims). With its 17.508 islands located along the equatorial line, Indonesia stretches over 5.120 km from East to West, and 1.760 km from North to South. Indonesia UIRs are considerably wide and It is indeed very potential and strategic in providing international air navigation or air traffic services and traditional marine traffics"

Namun untuk menjangkau seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau, menghubungkan dan membantu peningkatan pembangunan ekonomi di 33 (tiga puluh tiga) propinsi yang ada di Indonesia tersebut, diperlukan sarana angkutan yang memadai, baik moda darat, laut maupun udara.

Mana yang mau didahulukan, angkutan darat, angkutan laut atau angkutan udara? Jawabannya adalah, ketiga-tiganya harus dikembangkan untuk kepentingan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia. Tentunya dalam hal ini sangat dibutuhkan "political will" dari pemerintah untuk melakukan harmonisasi, membina dan mengawasi persaingan yang muncul diantara ketiga moda industri, maupun antar sesama pelaku industri, sehingga masing-masing tidak saling mematikan.

Kontribusi angkutan udara pada perekonomian Nasional

Peran angkutan udara secara umum adalah memperkokoh kehidupan politik, pengembangan ekonomi, sosial dan budaya serta keamanan dan pertahanan. Di bidang pengembangan ekonomi, sosial dan budaya, angkutan udara memberikan kontribusi yang cukup besar antara lain, di bidang transportasi, pengembangan ekonomi daerah, pertumbuhan pariwisata dan ketenagakerjaan.

Kontribusi angkutan udara di bidang transportasi adalah memberikan layanan pengangkutan baik orang maupun barang melalui jalur udara yang menawarkan nilai tambah berupa efisiensi waktu dan kecepatan yang lebih baik dibandingkan moda transportasi lainnya. Dengan adanya faktor kecepatan tersebut disamping mampu menekan biaya produksi, mobilitas orang dan penyampaian kebutuhan barang atau jasa pun menjadi lebih cepat dan lebih baik.

Kontribusi angkutan udara di bidang pengembangan ekonomi daerah adalah melakukan kegiatan lalu lintas orang maupun barang untuk membantu membuka akses, menghubungkan dan mengembangkan potensi ekonomi daerah yang pertumbuhan ekonominya masih rendah serta menghidupkan dan mendorong pembangunan wilayah khususnya daerah-daerah yang masih terpencil , sehingga penyebaran penduduk, pemerataan pembangunan dan distribusi ekonomi dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.

Kontribusi angkutan udara di bidang pariwisata adalah memberikan layanan angkutan udara dari/ke luar negeri dengan tujuan untuk memasukkan wisatawan sebanyak-banyaknya ke Indonesia dalam rangka meningkatkan pendapatan devisa Negara. Berkaitan dengan sektor pariwisata, kontribusi angkutan udara memang sangatlah besar karena angkutan udaralah yang memungkinkan wisatawan manca negara masuk ke Indonesia. Hampir kurang lebih 90% dari wisatawan yang masuk ke Indonesia menggunakan sarana angkutan udara. Sehingga dapat dikatakan, sektor pariwisata Indonesia akan semakin berkembang apabila didukung oleh pertumbuhan angkutan udaranya.

Kontribusi angkutan udara di bidang ketenagakerjaan adalah menciptakan lapangan kerja baik langsung maupun tidak langsung dalam rangka membantu pemerintah dalam pemenuhan lapangan kerja khususnya di bidang industri angkutan udara. Menurut Air Transport Action Group (ATAG), yaitu sebuah organisasi independen internasional yang terdiri dari beberapa kelompok perusahaan khususnya yang berkiprah di bidang industri angkutan udara, kontribusi angkutan udara di bidang ketenagakerjaan secara langsung adalah penciptaan lapangan kerja industri dari angkutan udara itu sendiri dan secara tidak langsung adalah menciptakan lapangan kerja di bidang pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan operasional / produksi angkutan udara. "Multiplier effect" lainnya adalah adanya angkatan kerja yang disebabkan oleh pengeluaran yang disebabkan oleh industri dan yang terbesar adalah angkatan kerja yang disebabkan meningkatnya kegiatan sektor pariwisata akibat masuknya wisatawan melalui jalur angkutan udara. ATAG mengindikasikan bahwa indeks prosentase dari pengaruh industri angkutan udara terhadap ketenagakerjaan adalah sebesar 580% dengan perincian sebagai berikut, pengaruh langsung (direct) sebesar 100% berupa penciptaan tenaga kerja angkutan udara itu sendiri, pengaruh tidak langsung (indirect) sebesar 116% berupa angkatan kerja pengadaan barang dan jasa, pengaruh lainnya (induced), yaitu angkatan kerja dari sektor pariwisata sebesar 310% dan angkatan kerja dari pengeluaran yang disebabkan oleh industri sebesar 54%. Sehingga jika kita mengacu pada rasio pesawat per pegawai sebesar 1 : 150 orang, maka jika muncul industri angkutan udara baru dengan jumlah armada sebanyak 5 pesawat akan menghasilkan angkatan kerja sebanyak, 5 x 150 orang x (100%+116%+310%+54%)=4.350 orang angkatan kerja. Apabila kita hitung dengan perumusan yang sama secara nasional, dari seluruh jumlah armada yang beroperasi di Indonesia yang berjumlah kurang lebih sekitar 270 pesawat, maka total penciptaan angkatan kerja dari sektor angkutan udara adalah sebesar 227.070 orang. Suatu jumlah angkatan kerja yang cukup lumayan, apalagi di era sekarang , hal tersebut sangat membantu pemerintah di bidang pemenuhan tenaga kerja nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun