Mohon tunggu...
Galang KusumaWardana
Galang KusumaWardana Mohon Tunggu... Freelancer - Ada

Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Stadion Gelora Bung Karno terhadap Ambisi Soekarno

2 Agustus 2021   20:44 Diperbarui: 2 Agustus 2021   21:08 2125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada tahap penyelesaian pembangunan stadion dengan material beton bertulang dan pembangunan komplek olahraga dapat dikerjakan lebih cepat dari jangka waktu yang sudah ditentukan. 

Dalam proses pembangunannya, Stadion Gelora Bung Karno tidak memiliki perancang tunggal. Seluruh bangunan stadion berlatar dari gagasan Soekarno. Gagasan tersebut selanjutnya diterjemahkan oleh tim dalam sebuah cetak biru, dengan mendapatkan dukungan penuh oleh tim teknis dari Uni Soviet. 

Kemudian disusun bersama dalam satu tim, hal itulah yang menjadikan pembangunan Stadion Gelora Bung Karno  bukan menjadi karya dari perseorangan. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pembangunan dapat semakin berkembang serta tumbuh menjadi lambang kerjasama internasional. Dalam menjalankan tugasnya, teknisi Indonesia tidak hanya dibantu oleh tenaga ahli dari Uni Soviet saja, ,melainkan juga dibantu oleh para ahli yang berasal dari Jerman, Prancis, Hongaria, Swiss, dan Jepang.

Namun dalam proses pembangunan stadion beserta komplek olahraga juga tidak luput dari masalah. Beberapa masalah yang terjadi antara lain masalah terkait kesejahteraan pekerja, seperti masalah uang makan, selain itu ditemukan masalah kurangnya tenaga kesehatan, serta kurangnya pembagian alat pelindung diri utamanya sepatu sebagai standar keamanan bagi pekerja proyek. 

Dewan Asian Games Indonesia (DAGI) membagi gaji pekerja menjadi 2 kategori (swasta dan negeri) dan 3 tingkatan tingkat 1-3 yang masing-masing memiliki upah minimum dan maksimum yaitu sebesar Rp. 350,- hingga Rp. 3500,- perbulan. Selain gaji pokok diberikan pula tunjangan bagi para pekerja yang tinggal diluar Jakarta sebesar Rp. 1500,- perbulan, serta jatah uang makan Rp. 20,- perhari. 

Besaran gaji yang didapatkan para pekerja ternyata belum cukup untuk menjamin kesejahteraan mereka yang yang menjadi bagian proyek bersejarah dalam pembagunan Stadion Gelora Bung Karno.,Selain masalah kesejahteraan pekerja, pada saat pembangunan Stadion pada tanggal 23 Oktober 1961, terjadi musibah kebakaran. 

Kebakaran terjadi di beberapa area stadion yang waktu itu dalam kondisi setengah jadi. Bagian yang paling banyak terbakar adalah rangkaian pada kayu penyangga besi. Kerugian yang dialami dari insiden pada bagian tersebut tidak begitu besar. Justru pada bagian lain yaitu atap stadion yang belum selesai pengerjaannya mengalami kerusakan parah akibat insiden kebakaran.

Setelah terjadinya insiden kebakaran dalam proses pembangunan stadion, muncul keraguan diantara para anggota Asian Games Federation (AGF) tentang kelanjutan rencana Indonesia sebagai tuan Rumah Asian Games IV. Bersamaan dengan itu, nyatanya semua persiapan untuk penyelenggaraan event tersebut masih berjalan sesuai rencana. 

Untuk menjawab keraguan tersebut, Sri Sultan Hamengkubuwono IX selaku Presiden Asian Games Federation (AGF) kemudian mengundang para pimpinan komite AGF untuk datang ke Jakarta untuk mengikuti sidang. Sidang diselenggarakan pada bulan April tahun 1962. Para anggota AGF hadir lengkap pada sidang tersebut, meliputi Jepang, Hongkong, Taiwan, Afghanistan, India, dan Filipina. 

Mereka juga memantau langsung perkembangan persiapan di lapangan yang sudah dilakukan oleh Indonesia, selanjutnya para pimpinan komite mengeluarkan pernyataan resmi bahwa keraguan akan penyelenggaraan Asian Games IV apabaila diundur itu tidak beralasan, dan selanjutnya Asian Games IV akan dimulai sesuai rencana yaitu pada tanggal 24 Agustus 1962.

Akhirnya pada bulan Juli tahun1962 pembangunan Stadion Gelora Bung Karno dapat diselesaikan, stadion megah dan kokoh yang terdiri dari lima lantai berkapasitas 100.000 penonton menjadi kenyataan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun