Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Musim Weihnachtsmarkt, Pasar Natal Jerman

29 November 2013   21:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:31 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Weihnachtsmarkt atau pasar natal yang (biasanya) digelar pada malam hari namun kadang juga seharian, sedang menjamur di Jerman akhir-akhir ini. Menyambut natal dengan gembira meski dingin dan salju datang.

Pasar tahunan ini sudah menjadi tradisi masyarakat Jerman yang mayoritas katolik. Apa saja yang ditawarkan di sana? Bagaimana rasanya mengelilingi pasar itu di Nürnberg seharian?

[caption id="attachment_305476" align="aligncenter" width="648" caption="Pasar natal di Nürnberg"][/caption]

***

Tadi malam, kami baru saja diundang untuk datang di sebuah Weihnachtsmarkt sebuah perusahaan mesin dan robot di kota D. Sebenarnya saya malas untuk kesana. Selain sudah sering melihat pasar natal, hari selalu dingin. Maklum, pasar natal selalu digelar pada musim dingin.Ditambah Jerman sepertinya lebih dingin tahun ini dibanding tahun lalu. Kalau sampai natal saja tahun lalu belum ditaburi salju. Ini sudah putih semua. Temperatur tertinggi sudah minus 11. Tangan seperti diiris belati.

OK, kami berlima berangkat. Setengah jam kemudian, sampai. Ah, senangnya ternyata acara digelar di luar dan di dalam ruangan. Semua makanan dan minuman gratis. Hanya souvenir natal saja yang harus membayar jika ingin membawa pulang untuk oleh-oleh. Seperti dua buah batu kali yang disulap jadi malaikat natal, harganya 70 euro. Wihhh.

Kami menikmati hidangan yang khas pasar natal seperti Crepes, Schupfnudeln, sosis dan roti, Glühwein, teh rasa kayu manis … mak nyusss.

Setelah sejam, anak-anak rewel. Katanya sudah mengantuk dan dingin. Kamipun pulang. Horeee….

***

Pasar natal terbesar yang pernah kami kunjungi bersama-sama (komplit sekeluarga) yakni di Nürnberg.

Di kota tua yang masuk wilayah Bayern itu memang menarik untuk didatangi. Kota ini tempat dibuatnya terjemahan Al-Quran ke dalam bahasa Jerman pertama kali oleh Salomon Schweigger. Yakni tahun 1616. Tak heran jika ketika kami mengunjungi kota ini, saya membawa pulang satu, dibagi secara gratis oleh sekelompok pemuda yang menata rapi Al-Quran itu di sebuah gerobak dorong kecil di tengah kota, agak jauh dari pasar natal.

Selain itu hiasan berupa bangunan jaman Romawi masih terlihat di sana-sini, unik dan antik.

Pasar natal di sana agak lain dibandingkan di kota kami atau kota kecil lainnya yang akhir-akhir ini mewarnai Jerman. Saya pandang Nürnberg masih memegang tradisi pasar natal yang tradisional. Jika di kota lain sudah menggeber mainan komedi putar atau sejenisnya, Nürnberg masih menyuguhkan atraksi jaman bahula. Silahkan naik kereta kuda jaman Isaura di sana. Hanya 3 euro untuk dewasa dan 1,5 euro untuk anak-anak. Rasakan sensasi jaman belum ada motor dan mobil. Mengelilingi kota dengan kuda hitam yang gagah perkasa. Ketuplak-ketuplak … priiiit … semua minggir.

[caption id="attachment_305477" align="aligncenter" width="585" caption="Naik kereta kuno"]

13857335112117156342
13857335112117156342
[/caption] [caption id="attachment_305478" align="aligncenter" width="581" caption="Buah, lebih sehat"]
13857335561919545733
13857335561919545733
[/caption] [caption id="attachment_305503" align="aligncenter" width="591" caption="Beli permen satu ons saja, ya?"]
1385734407710503482
1385734407710503482
[/caption]

Makanan yang dijualpun beragam; Crepes, Waffel, Schupfnudeln, buah-buahan segar, buah yang diolesi coklat, sosis (Nürnberg terkenal dengan sosisnya), roti khas Nürnberg, gula-gula dan masih banyak lainnya.

Selain berjalan-jalan, kami menikmati pemandangan yang ada. Mulai dari sungai yang membelah kota (makanya kota termasuk lembab dan hangat dari kota lain) sampai bangunan tuanya. Kalau pas sedang ada pasar natal, lebih menarik lagi. Ada pengamen jalanan yang unik! Bahkan sampai ada yang digusur polisi. Hehe.

[caption id="attachment_305479" align="aligncenter" width="518" caption="Sungai bikin lembab dan hangat"]

1385733601326007149
1385733601326007149
[/caption] [caption id="attachment_305480" align="aligncenter" width="501" caption="Beratap kubah perunggu"]
1385733657288319331
1385733657288319331
[/caption] [caption id="attachment_305509" align="aligncenter" width="477" caption="Diantara pengunjung, ada orang Turki juga ...."]
13857346392004602220
13857346392004602220
[/caption] [caption id="attachment_305482" align="aligncenter" width="501" caption="Ikut memeriahkan pasar natal"]
1385733710529998455
1385733710529998455
[/caption]

Serombongan pemuda menarik hati. Entah mereka sedang demo atau memang dalam rangka memeriahkan pasar natal ya? Pakai bendera segala.

Dekorasi kota menjadi semakin menjadi magnet pengunjung. Lihat saja Santa Claus berbaju merah, malaikat natal dan masih banyak lainnya. Eh, pengunjung tak hanya orang Jerman, lho. Ada juga yang dari Turki dan tentunya, Indonesia (red: saya).

[caption id="attachment_305484" align="aligncenter" width="518" caption="Selamat datang di pasar natal ...."]

13857337511152669679
13857337511152669679
[/caption] [caption id="attachment_305487" align="aligncenter" width="529" caption="Mau mengantar hadiah, panjat dinding rumah sampai jendela"]
13857337921932614000
13857337921932614000
[/caption] [caption id="attachment_305488" align="aligncenter" width="536" caption="Malaikat warna emas juga ada"]
13857338641805174359
13857338641805174359
[/caption]

Seperti biasa, alunan musik mengalun. Entah dari pengamen atau konser beneran yang digelar sebuah komunitas di salah satu sudut, lengkap dengan panggungnya. Lagunya tentu saja yang sejajar dengan lagu natal.

[caption id="attachment_305489" align="aligncenter" width="472" caption="Membatu biar dapat koin uang"]

13857339331190556179
13857339331190556179
[/caption] [caption id="attachment_305490" align="aligncenter" width="487" caption="Ngamen pakai baju Santa"]
1385733979641710039
1385733979641710039
[/caption] [caption id="attachment_305492" align="aligncenter" width="499" caption="Konser musik resmi dan terorganisir"]
1385734046794976259
1385734046794976259
[/caption]

Krippe atau miniatur cerita kelahiran yesus ada dimana-mana. Dari yang mini sampai raksasa (maksudnya seukuran manusia biasa).

[caption id="attachment_305494" align="aligncenter" width="622" caption="Mengintip dari kawat ..."]

1385734128507457314
1385734128507457314
[/caption] [caption id="attachment_305496" align="aligncenter" width="602" caption="Yang ukuran besar"]
1385734170872269611
1385734170872269611
[/caption]

Berkeliling dari pagi sampai malam kian temaram. Heran, orang-orang masih juga menyesaki pasar natal. Saya taksir, mereka menyambut natal dengan gembira. Lihat saja wajah-wajah yang ada. Lupa sudah soal lelah dan dingin yang menerpa. Jalan, terus dan teruuus.

[caption id="attachment_305500" align="aligncenter" width="487" caption="Mau naik becak nggak ada tukangnya ...."]

13857342751671884226
13857342751671884226
[/caption] [caption id="attachment_305502" align="aligncenter" width="475" caption="Sampai jumpa lagi!"]
1385734344955435084
1385734344955435084
[/caption] [caption id="attachment_305506" align="aligncenter" width="481" caption="Mulai dari masih terang ..."]
13857344851859680986
13857344851859680986
[/caption]
13857342271848381244
13857342271848381244
... sampai sudah gelap, masih banyak pengunjung pasar

Begitulah, hari yang dingin barangkali terasa hangat (di hati). Argh, tangan saya yang terbalut sarung tangan tebal, sudah mulai kaku. Kaki sudah berat melangkah. Seperti ada beban satu ton di antara sol sepatu. Ok, siap. Waktunya pulang! (G76)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun