Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

Musim Weihnachtsmarkt, Pasar Natal Jerman

29 November 2013   21:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:31 489 20

Weihnachtsmarkt atau pasar natal yang (biasanya) digelar pada malam hari namun kadang juga seharian, sedang menjamur di Jerman akhir-akhir ini. Menyambut natal dengan gembira meski dingin dan salju datang.

Pasar tahunan ini sudah menjadi tradisi masyarakat Jerman yang mayoritas katolik. Apa saja yang ditawarkan di sana? Bagaimana rasanya mengelilingi pasar itu di Nürnberg seharian?

***

Tadi malam, kami baru saja diundang untuk datang di sebuah Weihnachtsmarkt sebuah perusahaan mesin dan robot di kota D. Sebenarnya saya malas untuk kesana. Selain sudah sering melihat pasar natal, hari selalu dingin. Maklum, pasar natal selalu digelar pada musim dingin.Ditambah Jerman sepertinya lebih dingin tahun ini dibanding tahun lalu. Kalau sampai natal saja tahun lalu belum ditaburi salju. Ini sudah putih semua. Temperatur tertinggi sudah minus 11. Tangan seperti diiris belati.

OK, kami berlima berangkat. Setengah jam kemudian, sampai. Ah, senangnya ternyata acara digelar di luar dan di dalam ruangan. Semua makanan dan minuman gratis. Hanya souvenir natal saja yang harus membayar jika ingin membawa pulang untuk oleh-oleh. Seperti dua buah batu kali yang disulap jadi malaikat natal, harganya 70 euro. Wihhh.

Kami menikmati hidangan yang khas pasar natal seperti Crepes, Schupfnudeln, sosis dan roti, Glühwein, teh rasa kayu manis … mak nyusss.

Setelah sejam, anak-anak rewel. Katanya sudah mengantuk dan dingin. Kamipun pulang. Horeee….

***

Pasar natal terbesar yang pernah kami kunjungi bersama-sama (komplit sekeluarga) yakni di Nürnberg.

Di kota tua yang masuk wilayah Bayern itu memang menarik untuk didatangi. Kota ini tempat dibuatnya terjemahan Al-Quran ke dalam bahasa Jerman pertama kali oleh Salomon Schweigger. Yakni tahun 1616. Tak heran jika ketika kami mengunjungi kota ini, saya membawa pulang satu, dibagi secara gratis oleh sekelompok pemuda yang menata rapi Al-Quran itu di sebuah gerobak dorong kecil di tengah kota, agak jauh dari pasar natal.

Selain itu hiasan berupa bangunan jaman Romawi masih terlihat di sana-sini, unik dan antik.

Pasar natal di sana agak lain dibandingkan di kota kami atau kota kecil lainnya yang akhir-akhir ini mewarnai Jerman. Saya pandang Nürnberg masih memegang tradisi pasar natal yang tradisional. Jika di kota lain sudah menggeber mainan komedi putar atau sejenisnya, Nürnberg masih menyuguhkan atraksi jaman bahula. Silahkan naik kereta kuda jaman Isaura di sana. Hanya 3 euro untuk dewasa dan 1,5 euro untuk anak-anak. Rasakan sensasi jaman belum ada motor dan mobil. Mengelilingi kota dengan kuda hitam yang gagah perkasa. Ketuplak-ketuplak … priiiit … semua minggir.

Makanan yang dijualpun beragam; Crepes, Waffel, Schupfnudeln, buah-buahan segar, buah yang diolesi coklat, sosis (Nürnberg terkenal dengan sosisnya), roti khas Nürnberg, gula-gula dan masih banyak lainnya.

Selain berjalan-jalan, kami menikmati pemandangan yang ada. Mulai dari sungai yang membelah kota (makanya kota termasuk lembab dan hangat dari kota lain) sampai bangunan tuanya. Kalau pas sedang ada pasar natal, lebih menarik lagi. Ada pengamen jalanan yang unik! Bahkan sampai ada yang digusur polisi. Hehe.

Serombongan pemuda menarik hati. Entah mereka sedang demo atau memang dalam rangka memeriahkan pasar natal ya? Pakai bendera segala.

Dekorasi kota menjadi semakin menjadi magnet pengunjung. Lihat saja Santa Claus berbaju merah, malaikat natal dan masih banyak lainnya. Eh, pengunjung tak hanya orang Jerman, lho. Ada juga yang dari Turki dan tentunya, Indonesia (red: saya).

Seperti biasa, alunan musik mengalun. Entah dari pengamen atau konser beneran yang digelar sebuah komunitas di salah satu sudut, lengkap dengan panggungnya. Lagunya tentu saja yang sejajar dengan lagu natal.

Krippe atau miniatur cerita kelahiran yesus ada dimana-mana. Dari yang mini sampai raksasa (maksudnya seukuran manusia biasa).

Berkeliling dari pagi sampai malam kian temaram. Heran, orang-orang masih juga menyesaki pasar natal. Saya taksir, mereka menyambut natal dengan gembira. Lihat saja wajah-wajah yang ada. Lupa sudah soal lelah dan dingin yang menerpa. Jalan, terus dan teruuus.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun