Kuliner Geprek dan Es Teh
Umumnya di Indonesia kalau ada pertemuan, kalau nggak snack pasti ada makan besarnya. Di Jerman? Ngimpi! Nggak selalu begitu. Makanya, mengikuti tradisi orang Indonesia, Koteka menyediakan snack gorengan dan makan besar. Menunya sederhana, nasi geprek. Walaupun sudah nggak panas, nasinya mengisi perut yang memang keroncongan. Habisnya Rp 570.000,00.
Geprek adalah bahasa Jawa, yang artinya dipukul atau dihancurkan. Nah, ayam yang sudah digoreng memang dipukul hingga hancur kasar, dilumuri sambal. Pedas! Nasinya putih, sebagai penawar lauk yang gurih pedas. Sebagai lalapan, ada ketimun. Di tempat lain, ada juga yang memberi tomat atau selada.
Aku lihat, para peserta begitu menikmati masakan cafe saat waktu istirahat -Isoma. Es teh rasanya kental banget. Kalau boleh pilih, aku minta hangat saja, sih. Aku nggak terbiasa minum es. Minum hangat bagiku lebih nyaman dan menghirupnya jadi sensasional. Tapi, yah, sudah terlanjur dibuatkan es untuk semua.
Doorprize adalah doa
Dari rumah aku bawa koper isi bukuku yang ingin aku jual. Selain itu ada merchandise dan doorprize yang ingin aku bagikan kepada peserta yang bisa menjawab pertanyaan, sebagai feed back; tadi dengerin aku cerita nggak? Gitu. Apa saja doorprize-nya?
- Bukuku yang lama: aku membagikan buku "38 Wanita Indonesia Bisa" supaya perempuan Semarang terinspirasi dari kisah perempuan-perempuan sukses yang aku tulis. Kesuksesan itu kan proses, ada naik turunnya. Ini akan menjadi pelajaran berharga bagi pembacanya.
- Satu kantong koin dari berbagai negara: aku sudah mengunjungi 31 negara. Ketika ke sana, uang koin nggak bisa ditukar kembali, aku bawa pulang. Aku kumpulkan. Lama-lama kebanyakan, banyak yang dobel. Makanya, aku bagikan di acara ini. Siapa tahu, ini doa supaya yang dapat akan terbang ke sana juga. Amin.
- Tas kain dari Jerman: setelah mengumpulkan tas kain dari Jerman dan membawa ke Indonesia tahun 2009, aku mendirikan komunitas My Bag is Your Bag. Membagikan tas kain supaya nggak pakai tas kresek yang merusak bumi, dan berbagi, karena di dalam tas, aku isi alat tulis, buah, beras, sikat dan pasta gigi. Harapanku, supaya yang mendapatkannya, semakin ramah lingkungan dan setia membawa tas kain kapan saja, di mana saja.