Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ngobrol dengan Mbak Siti tentang Kulonprogo

22 Juli 2023   17:42 Diperbarui: 22 Juli 2023   17:46 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mbak St. Asia , narsum dari Purworejo tinggal di Bonn (dok.Gana)

The show must go on. 

Narasumber yang seharusnya akan mengisi zoom  Kotekatalk-135, nggak bisa. Bagaimana, inih?

Aku putar otak, mencari siapa yang bisa dijawil dalam waktu sesingkat-singkatnya. Ah, mbak Siti!!!

Kebetulan dia lagi di Indonesia. Mengikuti medsosnya, aku ngiler. Banyak tempat wisata yang dia kunjungi. Salah satunya, Kulonprogo! Daerah yang dikabarkan masih memiliki masyarakat di bawah garis kemiskinan itu, rupanya punya tradisi dan kekayaan alam yang luar biasa mempesona. Aku pikir, ini seru dibahas di Koteka!

"Mbak, sesuk Setu ono acara jam papat, rak? Nge-zoom, yuk. Ngisi tentang Karanganyar, kuliner dan obyek wisata." Aku ingin tahu apakah dia pada hari Sabtu minggu itu, jam empat sore ada acara. Jika tidak, aku mengajaknya jadi narsum di zoom Koteka demi mengisi tema Karanganyar. Tapi setelah aku ngobrol lagi, daerah yang akan dibahas diganti Kulonprogo lantaran ada festival Kedundang ke-140.


"OK, noted." Mbak Siti mengiyakan. Walaupun demikian, ia lebih senang jika yang mengisi adalah ibu Siwi, dosen UM bagian fisik, farmasi. Beliau adalah orang yang memimpin UMKM Kulonprogo. Sayangnya, jadwal ibu Siwi pada hari yang sama, padat aka nggak bisa. Waktunya memang belum pas, nggak jodoh.

Tanpa menunggu konfirmasi lagi, aku bikin reng-rengan flyer. Hanya ada satu permintaan mbak Siti, nama Siti Asia yang aku tulis (dari nama asli Siti Asiyah), diganti St. Asia. Ini mengingatkan pada nama-nama keren di dunia seperti St. Ralph Laurent, St. Moritz, St.Petersburg, St. Patrick dan seterusnya. Nama artissss, nih mbak Siti. Memang mbak Siti ini asli artis dari Purworejo yang hijrah ke Bonn, Jerman. Di sana, ia mendirikan Pesanggrahan Indonesia untuk mempromosikan budaya Indonesia. Bersama groupnya, ia main gitar, kulintang dan kendang untuk melantunkan lagu-lagu nusantara di seantero Jerman. Keren, ya. Nggak salah kalau Konsul Jendral RI di Frankfurt menghadiahkan satu set kendang untuk alat peraga. Modal.

Sebelum hari H, aku sudah wanti-wanti mbak Siti:

"Mbak, nanti zoom cuma 30 menitan. Maklum gratisan. Koteka nggak ada dana untuk zoom." Aku memelas tapi nggak ngguguk.

"Kalau bisa kita kerjasama sama Noe. Dia punya link zoom langganan." Mbak Siti mencari pandangan, siapa yang bisa dimintai tolong. Sekarang ini, mas Ony sedang dalam rangka pengobatan. Nggak ada waktu lagi sehingga zoomnya, di mana ia selaku juru kunci selama 130 kali zoom, harus dihentikan.

"Iya, mbak nanti barter sama logo di flyer yang disebar di medsos Koteka dan tentunya ada laporan artikel, foto di insta dan video di youtube." Aku menawarkan kerjasama sederhana yang bisa dilakukan Koteka. Win-win solution, sponsor dapat untung promosi, Koteka dapat sarana gratis.

"Manut." Mbak Siti ikut saja apa kataku, walaupun aku bukan bos dia. Wkwk. Tak berapa lama, aku kirim daftar pertanyaan yang aku, sebagai moderator akan aku ajukan. Supaya nggak gagu nanti kalau ditanya, alias sudah ada persiapan. Nah, mbak Siti ini memang keren  dan PD menyanyi di panggung tapi mengaku kalau menjadi speaker, ia deg-degan. "Disuruh ngomong apa?" Begitu akunya.

Lantas aku tanya biodatanya, supaya bisa aku ceritakan kepada teman-teman, apa yang sudah ia lakukan dalam hidup, selain bersepeda di 9 negara (kalau nggak salah), dengan sepeda bersama suaminya. Mau tahu catatan pribadinya? Begini ...

Mbak Siti Asiyah  lahir di Purworejo Jawa tengah. Pada tahun 1986 s/d 1993 kuliah di Pendidikan PGAN Kebumen (itu khusus Guru Agama di SD). Lanjut Kuliah di IKIP Muhamadiyah yang sekarang sudah menjadi Universitas Ahmad dahlan Yogyakarta Fakultas Sastra Ingris. Sayang baru satu semester sudah ditawarin untuk keliling dunia oleh Mayor Jendral Kapten Kolonel Marinir Jerman yang sedang bekerja di Indonesia. Dengan persetuan para dosen, mbak Siti mengikuti program keliling Sebagian dunia yang mana akhirnya  harus berlangsung selama 7 tahun lamanya. Kaki mbak Siti kuat banget menggenjot sepeda. Luar biasa!

Pada tahun 2008 - 2009 perempuan yang suka pakai topi putih ala Isaura itu pindah kuliah di Sawunggalih Aji Kutoarjo, karena yang dekat rumah. Apalagi melihat sikon orang tuanya yang sudah sakit-sakitan. Itu pun tidak sampai selesai karena saat itu programm Online juga kurang memadai.

Kemudian, pada tahun 2014 - 2023, wanita yang mendirikan yayasan pendidikan sosial budaya itu sangat bangga dengan apa yang dia lakukandi Jerman. Awalnya, dengan adanya situasi yang bolak balik Jerman Indonesia, dia memutuskan mengambil jalan pintas untuk menuju jenjang kariernya yaitu mendirikan satu yayasan pendidikan, sosial budaya dengan nama Pesangrahan Indonesia e.V yang di syahkan tahun 2014 di Bonn, Jerman. Groupnya sudah keliling Jerman untuk acara-acara khusus yang mengundang masyarakat Jerman dan Indonesia. Terakhir, mereka mempromosikan Yogyakarta.

Siti meniti kariernya sampai menjadi Projekt leiter atau ketua proyek untuk urusan musik di kota Bonn. Pararel siti membuka Barista di Hannover yang akhirnya menjadi Restaurant besar di th 2018 - 2023. Nggak hanya di situ. Mbak Siti membuka Air BnB pula sebagai tabungannya.


Mimpi adalah bagian dari masa depan. Dari sosial budaya, mbak Siti ingin mengembangkan dunia pendidikan Indonesia juga tahun 2023  - 2024. Tunggu nanti, proyek mbak Siti berikutnya, ya.

***

Hari H. Waktunya nge-zoom. Mbak Siti sudah rajin banget membuat PPT presentasi Kulonprogo. Ia kirim sehari sebelumnya melalui email. 

Jadi moderator (lagi) wkwk (dok.Gana)
Jadi moderator (lagi) wkwk (dok.Gana)

Mbak Siti sudah siap di hotel dengan laptop dan HP. Dobel. Ternyata waktu Bali sama Jakarta, beda. Mbak Siti lupa. Dia sudah duduk lama tapi aku belum buka karena jadwalnya belum tiba. Kalau dibuka terlalu lama, waktunya habis. Kan hanya 40 menit. 30 menit zoom lalu 10 menit perpanjangan. 

Aku sudah siap dengan baju lurik orang Jawa, yang ini kebetulan juga dipakai masyarakat Kulonprogo yang hadir pada acara Kedundung ke-140, di mana mbak Siti sekeluarga hadir membaur dengan masyarakat setempat. 

Obrolan kami berlangsung hangat. Sebelas peserta hadir dari seluruh Indonesia dan Jerman. 

Terima kasih kepada peserta yang hadir (dok.Gana)
Terima kasih kepada peserta yang hadir (dok.Gana)

Terlihat gambar pertama dengan tulisan "Kepungan Agung", bancakan desa. 

Dari Jerman, dikisahkan mbak Siti tiba di bandara internasional Yogyakarta. Walau ada grab dan penjemputan pribadi, mereka memilih naik kereta dengan tiket @Rp 30.000,00. Menikmati kuliner daerah dan pesona desa yang menawan, tentunya merupakan ucapan selamat datang yang luar biasa baginya.  Di Jerman nggak ada, tuh. Latihan pencak silat,  gorengan, ikan pedas, kambing lewat, penggilingan padi di sawah, panas matahari yang menyengat bikin gosong dan banyak lagi hal-hal menarik yang ditemukan.

Undangan di festival sebenarnya datang dari ibu Siwi, selain dari Noa yang mengajak untuk diskusi dengan kerabat keraton demi promosi di Jerman.  Kita jadi tahu bahwa acara adat di sana ada dana istimewa, di mana penduduk bisa pakai baju adat dengan dana yang disediakan. Super! Ini mendukung bangsa Indonesia dalam nguri-uri budaya lokal. Kalau tidak masyarakat setempat, siapa lagi, dong?

Kalian mau ikut mendukung Indonesia khususnya di bidang wisata? Simak acara Kotekatalk setiap hari Sabtu pukul 16.00 melalui zoom. Hanya satu klik, taraaaa! Kita dah jumpa.(G76)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun