Namun saya sadar, sekali lagi, gawe Kompasianival ini adalah gawe Kompasiana. Admin Kompasiana dan managemen berhak menentukan sistem, apa dan bagaimana pengaturan itu semua. Tapi jangan lupa, tanpa Kompasianer, kita-kita semua, Kompasiana tidak akan sebesar dan seawet ini. Yup, kita Kompasianer kudu PD. Xixixi.
Semoga artikel ini jadi bahan renungan kita semua bahwa pemenuhan kuota perempuan dalam deretan nominasi Kompasiana awards itu penting dan perlu. Khususnya saya colek, nih, Kompasianer yang perempuan atau Kompasianer laki-laki tapi pemerhati perempuan. Pengangkatan nama mbak Henni Triana dan Dewi Puspa dari 20 nama nominator Kompasiana awards 2020 itu bagus tapi ... minim!!! Andai satu kategori satu perempuan, baru pas menurut saya.
Semoga artikel ini berhasil menggugah teman-teman feminis, dan lega sudah menjungkal uneg-uneg dari dalam hati. Semoga mengingatkan kita semua, lain kali kita Kompasianer perempuan tidak boleh lupa untuk berani mencalonkan diri atau mendukung kuat calon yang berjenis kelamin perempuan yang berkompeten di bidangnya masing-masing. Kalau bingung siapa yang akan disokong, bisa melihat rekomendasi catatan nama Kompasianer perempuan yang sudah "teruji" di atas tadi. Menurut saya, Kompasianer-Kompasianer perempuan termasuk Anda, bukan hanya mampu mewakili suara perempuan tapi juga sudah banyak berpartisipasi di dalam dunia Kompasiana.com.
Thanks God, I am a woman. Perempuan itu kuat luar-dalam, lho. Mari-mari.... Yakinlah. Tahun depan, ya, yang perempuan calonkan diri atau mengajukan nama Kompasianer perempuan tiap kategori nominasi Kompasianival 2021! Terima kasih yang tak terhingga.
Salam hangat dari Jerman, negeri yang multikulti. (G76)