Sudah sejak Maret bangsa Jerman bahkan sedunia merasa terkekang harus berada di rumah saja aka dikarantina. Meskipun dengan gawean seabrek yang bisa dilakukan di rumah, tetap saja, ada keinginan manusia untuk pergi keluar rumah. Misalnya mengunjungi tempat wisata.
Ketika penyebaran virus Covid-19 dianggap turun secara signifikan, tempat wisata di Jerman sudah mulai dibuka sejak Mei. Orang bepergian tanpa masker dan hanya wajib memakai masker jika berada di dalam ruangan saja seperti toko, pabrik, kantor, kereta api, bus dan sejenisnya.
Di ruang terbuka, tak bisa dijumpai wajah bermasker. Jadinya, ada rasa ngeri-ngeri sedap ketika mengunjungi tempat wisata. Jaga jarak itu harus dilakukan karenanya.
Sejak memasuki masa liburan musim panas, sudah ada daerah yang kembali lockdown menutup sekolah karena mereka yang pulang dari liburan ada yang terinfeksi.
Kebanyakan adalah mereka yang mengadakan perjalanan jauh menggunakan pesawat. Misalnya dari Turki. Sekembalinya ke Jerman dan dites, dinyatakan positif.
Labirin jagung yang baru saja kami kunjungi adalah salah satu alternatif bagus, aman dan nyaman untuk dikunjungi wisatawan. Karena selain ini ada di seluruh pelosok Jerman, tidak perlu pakai pesawat untuk menuju kebun. Pakai mobil sudah cukup. Menggunakan kendaraan pribadi adalah salah satu cara untuk melindungi keluarga dari penyebaran virus. Tidak perlu berjubel dengan orang banyak.
Selain itu, Indonesia bukan hanya terkenal sebagai bangsa pelaut tetapi juga salah satu negara yang memiliki sektor pertanian yang hebat. Alangkah baiknya jika mulai banyak petani mulai memberdayakan kebunnya tak hanya untuk mencari penghasilan dari jagung tetapi juga tambahan dari sektor wisata dengan menyulapnya menjadi labirin jagung.
Meniru kreativitas negara lain itu boleh-boleh saja, asal positif hasilnya. Untuk itu seiring dengan telah dibukanya pariwisata di Indonesia, warga yang berkecimpung di dunia bisnis pariwisata bisa mulai kreatif; bagaimana cara mengundang pengunjung datang.
Iya, dengan model kebun labirin jagung begini. Ide yang sederhana tapi patut dicoba.
Untuk itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memulai antara lain varietas jagung khusus yang dipilih, waktu penanaman yang 2-3 minggu lebih lambat ketimbang ladang konvensional, protokol kesehatan dan faktor keamanan (karena jangan sampai wisatawan tersesat dan call 911).
Selamat mencoba dan lihat apa yang terjadi. Ladang jagung bisa jadi ladang bisnis (wisata).(G76)