Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

7 Tahun Melamar di 7 TK, Akhirnya Bisa Magang di TK Jerman

5 April 2020   18:42 Diperbarui: 5 April 2020   18:50 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama anak-anak itu sesuatu (dok.Fetzer Aldingen)))

Selama PKL, saya boleh istirahat 30 menit. Biasanya saya cek email atau whatsapp dan social media, makan dan minum. Jika tidak pause, saya tinggal di ruangan Bersama anak-anak untuk makan siang. Makan Bersama mereka dengan menu yang berbeda dari satu hari ke hari lainnya itu merupakan edukasi yang ditanamkan di TK. Apa yang ada dimakan bersama, menunya sama. Karena masing-masing anak punya alergi makanan yang berbeda, makanan dibuat koki TK supaya bisa dimakan semua. Misalnya karena ada anak-anak Turki, makanya tidak ada daging babi yang dimasak.

Guru kelas pernah menanyakan kepada saya, apa perbedaan TK di tempat saya mengajar dengan di sana. Saya jelaskan bahwa kami memakai seragam, baik guru dan anak-anak. Saya jelaskan bahwa di tempat kami dahulu, anak-anak makan sendiri dari bekal di rumah dan guru makan di ruang guru atau kantin sekolah. Anak-anak pulang siang jam 12 an. Tidak ada TK sampai sore kecuali kegiatan ekstra seperti mengaji atau drumb band.

Sedangkan di Jerman, ada beberapa kelas di sebuah TK; PAUD dan TK. Semuanya tinggal di TK dari jam 8-16.00 bahkan ada yang lebih karena orang tuanya bekerja lembur. Ada acara tidur siang segala.

Bersama anak-anak itu sesuatu (dok.Fetzer Aldingen)))
Bersama anak-anak itu sesuatu (dok.Fetzer Aldingen)))
***

Begitulah selama 7 tahun melamar di 7 taman kanak-kanak, baru kemudian saya diberi kesempatan untuk magang di taman kanak-kanak di Jerman. Berbekal titel magister pendidikan dari Universitas Negeri Semarang, Indonesia, rupanya belum cukup untuk begitu saja meraih apa yang saya impikan di negeri orang. Itu tak semudah membalikkan telapak tangan, guys. Masih ada kegigihan, keuletan, ide dan kesabaran yang diperlukan sampai titik darah penghabisan. Yang masih muda dan memiliki talenta serta pengalaman lebih dari saya nggak boleh kalah. Kalian pasti bisa.

Baiklah teman-teman, masih banyak pengalaman unik selama PKL di TK Jerman. Hal itu memperkaya hidup saya, meskipun usia tak lagi muda. Walaupun sudah pernah punya pengalaman di TK Indonesia, rupanya, saya masih merasa nol besar berada di sana. Banyak yang harus saya pelajari. Seperti mendidik anak ala Jerman, menyanyikan lagu-lagu anak Jerman, puisi atau deklamasi Bahasa Jerman, P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan) dan masih banyak hal baru lain yang pelan tapi pasti saya catat dan pelajari supaya tersimpan di memori.

Ahhhh, bersama anak-anak di taman kanak-kanak itu memang menyenangkan meskipun mereka bukan anak saya. Saya sudah kangen selama masa corona tetapi saya ingat, anak-anak juga the carriers, pembawa virus dan kawan-kawan yang harus diwaspadai. Saya di rumah saja dulu sampai keadaan reda. Hari ini sudah ada lebih dari 7000 orang terinfeksi dan 140 an meninggal dunia. Total angka yang pasti akan mencapai ratusan ribu orang minggu depan.

Sudahlah, mumpung semua lagi di rumah, saya nikmati hari-hari bersama anak-anak karena saya tahu hidup manusia sangatlah pendek. Mereka adalah juga pelita hati, harapan masa depan. Tanpa mereka, hidup serasa sunyi-senyap-sepi. Kompasianer, selamat menikmati hari di rumah saja. Selamat hari Minggu. (G76)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun