Karena Perang, membuat tak harap

Tulisan ini aku tulis jam 11 malam setelah pulang dari menyelesaikan pekerjaan. 

Setiap harinya keinginan untuk menjadi lebih baik selalu ada. Meskipun tak setiap hari apinya sama. Hari kemarin apinya menyala-nyala, kemarinnya lagi sangat menyala, dan hari ini hanya menyala, tak terlalu terang, mungkin untuk besok apinya menjadi kecil seperti benih jagung.

Sangat nyaman sekali rasanya, ketika api-api terus ada, api untuk menjadi lebih baik dari kemarin.

Terlintas sebentar, bagaimana dunia hancur? Karena perang sudah dimulai pada negara bagian timur dan eropa. 

Dan  hal-hal baik yang telah kita cicil dari hari ke hari dalam hidup berakhir begitu saja. Hilang, tak ada yang bisa didokumentasikan. Semuanya hancur. Bahkan manusia baik yang tak tahu apa-apa hanya menjadi penonton riuhnya dunia,  tak punya kuasa, tak punya kekuatan untuk memelihara orang-orang itu.

Tapi bagaimana lagi? yang kita lakukan hanyalah bergerak dari keresahan. Dari keresahan memunculkan perlakuan dan memantik harapan.

Meskipun sudah banyak sekali harapan yang tak teramini. Jadi untuk apa berharap lagi. Sudah jangan berharap, macam tak terbiasa saja. Lakukanlah yang kita bisa. Jika tak terwujud juga mau bagaimana lagi? yang penting tak sakit seperti saat kita berharap.