Mohon tunggu...
Herawati Suryanegara
Herawati Suryanegara Mohon Tunggu... Buruh - Penyuka Langit, penyuka senja.

aku... ya ...aku!

Selanjutnya

Tutup

Bola

Free Sex Masuk Kampung

26 Juni 2012   00:35 Diperbarui: 20 September 2017   23:42 9706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

oleh Herawati Suryanegara

Free sex rupanya bukan hanya milik orang kota. Dewasa ini free sex mulai mewabah sampai ke kampung. Perilaku free sex yang saya temukan umumnya dilakukan  remaja usia 15 – 20 tahun .Mereka ada yang masih duduk di bangku SMP, SMA dan yang baru lulus SMA. Betapa miris, bagaimana mereka bisa melakukan  hubungan sex  dengan mudah dan bercerita seolah hal tersebut hal yang biasa. Namun maaf, disini saya tak akan menyebutkan nama kampungnya ataupun nama orang.

Free sex atau seks bebas yang dilakukan disini adalah seks yang dilakukan remaja tanpa pernikahan/ikatan resmi, seks yang dilakukan secara gonta – ganti pasangan dan seks yang dilakukan dalam suatu tempat oleh beberapa pasangan secara bersamaan.

Umumnya mereka melakukan hubungan sex  dengan teman sebayanya. Namun ada pula dengan mereka yang lebih dewasa.  Bahkan mereka tak sungkan untuk memproklamirkan dirinya sebagai selingkuhan seseorang yang sudah beranak istri , tanpa malu – malu.

Inikah tanda akhir zaman?

Entah apa yang ada difikiran mereka dan entah ada apa dengan mereka sesungguhnya.  Beberapa gadis remaja yang saya tanya dengan siapa dia melakukannya, mereka ada yang menjawab, maaf bukan merendahkan sebuah profesi, mereka bilang dengan supir angkot atau tukang ojeg yang biasa mereka tumpangi saat pergi ke sekolah.  Gadis – gadis kampung ini cukup senang dengan ditaktir semangkok bakso..!

Saat lain , saya menangani pula kasus seorang gadis remaja  berusia kurang dari 15 th. Saat saya Tanya dengan siapa dia melakukan free sex , dia menjawab dengan tetangga dekat rumah yang istrinya tengah pergi ke Saudi sebagai TKW. Saya bilang itu tak boleh, kasihan istrinya. Dia bilang, kalau ada istrinya dia akan putus. Sebuah jawaban yang sangat simple!

Pada sebuah kasus yang cukup berat adalah saat ditemukan seorang gadis kampung yang baru berumur 15 tahun  hamil 5 bulan. Setelah saya diminta menengahi persoalan tersebut, saya cukup bingung. Saya tanya dengan siapa dia telah berhubungan? Dia menjawab dengan tidak kurang dari 3 orang lelaki yang usianya berkisar antara 16 – 20 th. Setelah dihubungi ketiga orang tersebut mereka tak ada yang mau bertanggung jawab dan tak mau bersedia mengawini karena mereka bilang melakukannya suka sama suka. Dan mereka saling tahu sama lain...!

Adalagi sebuah kasus gadis yang baru lulus SMA . gadis ini  menjadi selingkuhan seorang lelaki yang sudah beranak istri. Ternyata dia telah berkali – kali menjadi selingkuhan seseorang. Sayangnya pasangannya kali ini tertipu dengan wajah polos dan kemudaannya. Lelaki itu tak tahu kalau gadis ini pun sudah digarap beberapa pria sebelumnya. Dan pria yang pernah menjamahnya adalah teman lelaki selingkuhannya pula. Saat gadis itu hamil, dengan enteng dia meminta pertanggung jawaban lelaki terakhir yang menidurinya. Gadis itu beruntung,  lelaki tersebut mau meninggalkan anak istri untuk menikahinya dan ia  percaya bila gadis itu hanya melakukan seks dengannya saja. Lelaki itu tertipu, karena sebetulnya perempuan itu sudah pernah menggugurkan kandungannya sewaktu masih dibangku SMA.

Bila dilihat latar belakang para  gadis itu melakukan free sex diantaranya :

1. Kurangnya pengawasan orang tua.

Ada yang orang tuanya sibuk bertani sehingga rumahnya kerap kosong pada jam – jam tertentu yang tentu saja mereka hapal dan dijadikan peluang untuk  melakukan sex di rumah sendiri. Yang lainnya , karena memang orang tuanya tidak ada karena merantau atau menjadi TKI sehingga mereka ada yang hanya tinggal dengan adik dan kakaknya yang berusia tak jauh.

2. Faktor ekonomi

Ini masalah klasik, mereka umumnya ingin  bisa bergaul seperti gadis lainnya yang hidup berkecukupan . Seperti kasus yang saya temukan, ada seorang gadis yang memasang foto – foto seksinya yang keren dan wah di akun facebook untuk menjerat lawan jenisnya. Setelah melakukan kunjungan , miris hati ini, keadaannya jauh dari apa yang digambarkan di akun facebooknya.  Mungkin ini pula yang mendorongnya mau gonta – ganti selingkuhan, modusnya mencari uang. Dan banyak lelaki yang sudah tertipu bahkan orang tuanyapun tak tahu sepak terjang anaknya diluar.  Yang mereka tahu , anaknya bekerja disebuah perusahaan dan setiap hari pergi untuk bekerja.

3. Pergaulan  / salah memilih teman

Umumnya mereka yang melakukan free sex karena banyak berteman dan bergaul dengan teman yang free sex pula. Ini pula yang menyulitkan untuk mengajak mereka menyadari kekeliruannya. Setelah kita nasihati, mereka baik sebentar namun setelah kembali bergabung dengan teman – temannya, mereka kembali melakukan hal tersebut.

4      Kurangnya Penyuluhan tentang  seks bebas

Sekolah yang berada di perkotaan mungkin sudah memiliki jadwal penyuluhan yang membahas perilaku seks bebas l dengan baik. Yang penulis tahu, sekolah – sekolah di kampung jarang mengadakan  penyuluhan mengenai seks bebas  . masalah seks mungkin hanya dibahas sekilas di mata pelajaran tertentu. Tak heran kalau HIV AIDS dan penyakit kelaminpun mulai menyerang remaja – remaja kampung akibat ketidak tahuan mereka akan penyakit apa yang akan diderita seseorang bila  gonta – ganti pasangan dan apa akibat bila melakukan hubungan seks di usia dini.

5. Kurangnya Pendidikan Agama

Hal terakhir ini yang sangat penting. Tak ada agama yang membolehkan umatnya melakukan free sex.  Andai saja penghayatan agama dalam keluarganya cukup ,ini sudah dapat menjadi modal utama untuk menangkal bahaya seks bebas. Kenapa pendidikan agama dalam keluarga menjadi penting? Disekolah, jam pelajaran agama hanya 2 jam..!

Dan masih banyak latar belakang perilaku free sex dikampung yang tak bisa ditulis satu persatu . Dan kabar baru yang cukup mengejutkan  adalah mulai menjalarnya perilaku lesbian di sekolah – sekolah kampung namun penulis belum mendapat kesempatan untuk menangani permasalahan tersebut .



Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun