Mohon tunggu...
Gabriella Lubis
Gabriella Lubis Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Gaby

halo

Selanjutnya

Tutup

Film

Resensi Film "?" (Tanda Tanya) : Hidup Berdampingan dalam Perbedaan

13 Maret 2022   23:09 Diperbarui: 17 Maret 2022   07:33 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Ketiga keluarga tersebut memiliki masalah masing-masing. Soleh yang merasa tidak cukup lantaran ia tidak memiliki pekerjaan. Rika yang harus berjuang setelah bercerai dengan suaminya dan memutuskan untuk pindah agama dari Islam menjadi Katolik. Adapun Tan Kat Sun yang meskipun juga menyediakan makanan halal yang dimasak menggunakan peralatan berbeda dengan alat untuk babi, tetap saja ada pelanggan yang menganggap restorannya hanya menjual makanan haram.

Masalah berkembang ketika putra Tan Kat Sun yang bernama Hendra mulai menjalankan restoran karena sakit yang diderita ayahnya makin parah. Hendra menjalankan restoran tersebut dengan mengutamakan untung dan mengembangkan bisnis restorannya menjadi besar. 

Sayangnya, untuk mendapatkan tujuan tersebut, Hendra menganggap perilaku toleransi yang besar kepada masyarakat Muslim harus dikurangi. Ketika sebelumnya Tan Kat Sun menutup restorannya selama lima hari saat lebaran, Hendra menyuruh karyawannya masuk di hari kedua lebaran. Tirai yang dipasang di depan restorannya untuk menghargai umat Muslim yang berpuasa pun dilepas. Perubahan yang dilakukan Hendra tersebut mengundang sekelompok massa Muslim untuk menyerang restorannya.

Hanung Bramantyo menggunakan "?" sebagai judul filmnya ini. Pemilihan judul yang sangat unik dan tidak biasa itu membuat orang-orang penasaran dengan isi film ini. Posternya yang simpel namun bermakna menjadikan film ini menarik. Pengambilan gambarnya pun cukup jelas untuk film pada tahun itu.

Film karya Hanung Bramantyo ini mengangkat isu-isu yang cukup umum di kalangan masyarakat, seperti bercerai, pindah agama, serta permasalahan dalam rumah tangga juga antara orang tua dan anak. Pesan moral yang terkandung dalam film ini sangat jelas. Dari awal langsung ditampilkan pelanggan Muslim yang protes di restoran milik Tan Kat Sun. 

Lalu sebuah pertikaian kecil antara Hendra yang merupakan keturunan Tionghoa dan beberapa orang Muslim akibat saling mengejek. Dilanjutkan oleh Rika yang mendapat cacian karena dianggap mengkhianati pernikahan dan Tuhannya. Maka, penonton dapat langsung menyimpulkan bahwa film Tanda Tanya mengajarkan tentang toleransi.


Selain toleransi, terdapat juga beragam nilai lainnya dalam film ini, yaitu kekeluargaan, persahabatan, dan pengorbanan. Nilai kekeluargaan ditunjukkan oleh Menuk dan Soleh yang bisa rukun kembali setelah Soleh sempat meminta cerai, juga hubungan Tan Kat Sun dan anaknya yang sebelumnya cukup jauh jadi membaik. Nilai persahabatan terdapat pada persahabatan antara Rika dan Menuk yang saling mendukung dan menguatkan. Terakhir, nilai pengorbanan ditunjukkan oleh Soleh yang mengorbankan dirinya untuk melindungi umat Katolik yang sedang beribadah di gereja.

Cerita dalam film berdurasi satu jam empat puluh menit ini cukup ringan dan tidak membuat penonton banyak berpikir. Kata-kata yang digunakan cukup mudah untuk dipahami. Bahasanya pun merupakan bahasa sehari-hari. Alurnya yang maju dan mengalir juga membuat penonton tidak bingung. Ditambah lagi, konflik pada film ini tidak banyak.

Namun, sebuah karya tak luput dari kekurangan. Ceritanya yang ringan dan konflik yang sedikit tidak hanya menjadi kelebihan film ini, melainkan juga sebagai kekurangan. Hal tersebut cenderung membuat penonton bosan ketika menonton film ini, mengingat durasi yang cukup lama hanya menampilkan sedikit konflik. Seharusnya dapat ditambah unsur komedi agar film ini tidak terlalu membosankan.

Dalam film ini, Hanung Bramantyo mengangkat isu-isu yang cukup sensitif, seperti perceraian dan pindah agama. Rika menyatakan bahwa ia pindah agama bukan karena ia mengkhianati Tuhannya, melainkan sebagai bagian pencarian jati dirinya. Pada kenyataannya, banyak juga orang yang tidak setuju dengan alasan Rika itu. Karena itu, sangat memungkinkan timbul kontroversi dari penonton-penonton film ini.

Terlepas dari segala kekurangannya, film Tanda Tanya dikemas dengan sangat baik. Film ini layak untuk ditonton karena mengandung pesan moral dan nilai hidup yang sangat baik. Saya merekomendasikan film ini bagi orang yang menyukai film dengan cerita yang ringan khususnya remaja yang sedang mencari jati diri atau orang-orang dewasa yang mengalami masalah seperti tokoh-tokoh dalam film ini. Tidak direkomendasikan untuk anak-anak usia di bawah 15 tahun karena terdapat kata-kata kasar yang tidak layak bagi anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun