Mohon tunggu...
Olahraga

Sudahkah Anda Mengenali Kemampuan Berlari dalam Diri Anda?

23 Oktober 2017   21:11 Diperbarui: 23 Oktober 2017   21:18 1590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

 Namun masalahnya pada topik penulis kali ini, tidak semua orang lahir dengan potensi sebagai pelari marathon karena masing-masing mitokondria pada setiap orang memiliki DNA-nya sendiri-sendiri, sehingga kemampuan mitokondria dalam membentuk atau menghasilkan energi pada tiap- tiap orang berbeda. Selain itu, kemampuan tubuh setiap orang untuk mendapatkan pasokan oksigen ketika sumber energi ATP habispun berbeda-beda setiap orangnya, sehingga terdapat bervariasi waktu kelelahan setiap orang.

            Selain itu, perlu juga didukung oleh kondisi ginjal dan jantung yang fit dan mampu menyesuaikan keadaan. Otot jantung atau miokardium memiliki sifat authorhythmicity yang artinya bekerja secara tidak sadar. Kontraksi jantung disebabkan adanya gelombang depolarisasi yang berasal dari atrium yan dinamakan Sino Atrial (S-A) node, atau pacemaker yang bekerja secara spontan dengan interval yang teratur.

 Curah jantung adalah indikator untama dari kapasitas fungsi sirkulasi untuk memenuhi kebutuhan darah selama melakukan kegiatan fisik. Aliran curah akan meningkat secara bertahap sesuai dengan meningkatnya intensitas latihan fisik yang dilakukan. Curah jantung pada orang yang terlatih lebih tinggi daripada orang yang tidak terlatih, hal ini dikarenakan semakin meningkatnya intensitas latihan sampai pada tingkat 40-50% dari konsumsi oksigen maksimal. 

Para peneliti menambahkan pula terdapatnya penurunan fungsi sekitar 53% pada ventrikel kiri bilik utama jantung yang terdiri dari 17 segmen, akibat peradangan karena tenaga yang diforsir. Walaupun begitu, kalau pelari sehat maka hanya akan ada 1 segmen yang tidak berfungsi karena isi kuncup tidak akan berkurang sehingga jantung para atlet terlatih akan tetap memompa darah sesuai kebutuhan

            Faktor berikutnya yang memperkuat pendapat penulis yaitu struktur tulang kaki pada pelari. Berdasarkan hasil riset dari Penn University disebutkan bahwa orang-orang yang memiliki kaki lebih panjang biasanya memiliki langkah yang lebih panjang. Ini yang menjadi keunggulan di tahap pertengahan balapan saat mereka telah mencapai kecepatan lari tertinggi, yang harus terus dipertahankan sampai garis finis. 

Struktur kaki yang panjang memungkinkan pelari untuk bisa menghemat waktu saat berlari. Karakteristik fisik ini benar-benar bisa memberikan keuntungan bagi pelari untuk menghasilkan kekuatan yang lebih besar selama berlari jarak jauh dalam waktu lama. Selain itu terdapat pula perbedaan struktur pada urat besar di belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis ke tulang tumit atau yang disebut tendon Achilles. 

Tendon Achilles berfungsi untuk mengangkat tumit, seperti saat jinjit ataupun mengerem. Pelari marathon harus mampu menghasilkan kekuatan otot kaki yang sangat tinggi berbanding dengan massa tubuh mereka dalam waktu yang sangat singkat ketika kaki menyentuh tanah. Pada seseorang yang terlahir memiliki gen seorang pelari, memiliki panjang lengan tuas tendon Achilles yang lebih pendek dan tulang jari kaki yang lebih panjang sehingga memungkinkan pelari untuk menghasilkan daya kontak yang lebih besar antara telapak kaki dengan permukaan tanah, juga untuk mempertahankan kekuatan tersebut untuk waktu yang lebih lama. Dengan adanya bantuan dari bentuk tulang yang mendukung, maka pelari akan menggunakan lebih sedikit energi, dan karena itu juga lebih sedikit pula asupan oksigen yang dikonsumsi, sehingga bisa digunakan untuk menghemat tenaga pelari.

            Tidak kalah penting, yaitu faktor ketahanan tubuh tiap-tiap orang yang berbeda-beda. Kebanyakan atlet marathon memiliki otot slow-twitch yang lebih tinggi daripada otot high-twitchnya. Otot slow-twitchini mengandung kapasitas aerobik lebih tinggi untuk menghasilkan energi dan ketahanan terhadap efek kelelahan. Sehingga para pelari dapat terus berlari tanpa merasa kelelahan. Kemampuan semacam ini diwariskan secara turun temurun, sehingga tidak semua orang memiliki proporsi yang sama, bagi orang normal yang memiliki proporsi high-twitch muscle harus bekerja keras untuk bisa mencapai level ketahanan yang sama. Hal ini pula yang menjadi salah satu alasan tidak semua orang bisa menjadi atlet marathon cepat.

            Menurut penulis, faktor- faktor tersebut merupakan hasil kajian pustaka yang penulis dapakan dan digunakan untuk memperkuat pendapat penulis yang menyatakan bahwa semua orang memiliki potensi untuk berlari, namun apabila didahapkan atau dibandingkan dengan orang orang yang terlahir dengan bawaan seorang  pelari dengan struktur khusus yang terdapat pada tubuhnya, maka hal tersebut sangat kecil kemungkinannya. 

Berdasarkan sebuah riset yang dilakukan oleh The Heritage Family Study,melakukan sebuah penelitian untuk menganalisa tiga hal, yang pertama efek yang yang ditimbulkan dari latihan ketahanan, respon tubuh terhadap olahraga yang teratur, serta menganalisa perbedaan ketahanan orang normal dengan atlet. Hasilnya diperoleh bahwa gen dianggap memainkan peran penting dalam segala aktifitas fisik reguler. Tujuan utama dari proyek ini adalah untuk mempelajari peran genotip dalam respons kardiovaskular dan metabolik terhadap latihan aerobik. 

Hasilnya diperoleh bahwa sekuat kuatnya orang normal, serajin rajin berlatihnya, orang normal berpotensi untuk meningkatkan kapasitas aerobik dalam menanggapi program pelatihan ketahanan hanya sekitar 15% dan masuk dalam kategori medium-low responder. "Knowing whether you are a low or high responder allows you to focus on realistic goals" (Timmons Demurs), yang berarti mengetahui sejauh mana tingkat respon tubuh terhadap olahraga dimaksudkan agar orang bisa memiliki dan berfokus pada tujuan yang realistis. Bukan berarti orang-orang yang termasuk tingkat non-respondersampai slow-responder tidak memiliki potensi untuk bisa menjadi pelari, hanya saja tidak cukup mampu menyaingi para atlet yang memang memiliki bawaan gen pelari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun