Mohon tunggu...
Gabriel Abastian
Gabriel Abastian Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

mengasihi sebagaimana Allah mengasihi Situs ini membagikan pembahasan-pembahasan terkait teologi, pengetahuan umum, renungan pribadi dan pengalaman perjalanan iman

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Identitas Diri

12 Februari 2024   20:27 Diperbarui: 12 Februari 2024   20:34 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibrani 3:1 (TB)  Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus,

Yohanes 17:3 (TB)  Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.

Paulus yang adalah seorang hamba dari Yesus Kristus telah dipercayakan untuk menyampaikan kebenaran dari Sang Tuan itu sendiri. Oleh karenanya otoritasnya bukan pada diri Paulus melainkan dari Dan Tuan, Yesus Kristus. Jadi dengan menjelaskan dirinya sebagai hamba Kristus dan kemudian melanjutkannya dengan menjadi rasul-Nya kita mendapati ada dua hal Penting yaitu;

Paulus adalah orang yang rendah hati. Dengan kata lain, segala hal yang dilakukan dan disampaikan itu bukan bersumber dari dirinya sendiri melainkan dari sang Tuan, Yesus Kristus.
Adanya kepatuhan yang total dari Paulus. Kepatuhan terwujud dari dirinya yang mau diutus oleh Tuhan dengan tidak menghiraukan nyawanya sedikitpun. Kisah Para Rasul 20:24 Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.

Noted:
Setiap kita yang percaya adalah hamba Kristus yang juga sekaligus rasul (utusan) Kristus yang juga diutus oleh Kristus untuk menyampaikan Firman Kebenaran-Nya bagi dunia yang penuh dengan dosa ini. Dengan memahami hal ini sudah semestinya kehidupan kita sebagai hamba-hamba Kristus 1) memelihara sikap yang rendah hati. Dalam pengertian lain tidak menganggap diri lebih hebat dan benar dari yang lain serta tidak mudah menyalahkan orang lain dengan hanya melihat satu atau dua kesalahan yang dilakukan. Sebab kita adalah sama-sama orang berdosa yang dipakai oleh Allah untuk menjadi alat/instrumen bagi kemuliaan-Nya.
Kalaupun kita bisa melakukan banyak hal itu karena Tuhan yang telah memampukan kita. Kemudian selain memelihara sikap yang rendah hati ada lagi yang disebut sebagai 2) kepatuhan total. Maksudnya lakukanlah semua yang kehendaki Allah bagi diri kita. Sebab kita adalah hamba segaligus utusan-Nya. Dalam mengutus tentunya Sang Tuan tidak akan membiarkan kita begitu saja, Dia juga akan memperlengkapi kita dengan berbagai karunia yang ada. Lebih lagi jaminan kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan dan damai sejahtera telah dan pasti disediakan bagi setiap kita yang patuh secara total.

3. Paulus menjadi milik Allah yang disucikan


Jaminan keselamatan, hidup yang penuh kebahagiaan, damai sejahtera merupakan suatu kepastian bagi orang yang percaya kepada Kristus. Hal ini benar karena kita adalah milik Allah dalam Yesus Kristus. Sebagai milik Allah kita dipisahkan dari kehidupan dunia yang penuh dengan kejahatan. Dalam mengutus hamba-Nya, Allah tidak sekedar mengutus begitu saja. Paulus tidak hanya sekedar seorang hamba dan rasul biasa melainkan hamba dan rasul yang dikuduskan oleh Kristus.

Dalam hal ini Paulus tidak menggunakan kata "hagios" melainkan Kata (having been set apart) yang berarti telah dipisahkan. Maksudnya Paulus ingin menjelaskan kepada pembaca termasuk kita semua yang percaya bahwa Paulus memang sudah ditentukan sejak awal oleh Allah untuk dipisahkan atau dikhususkan melayani Dia sebagai seorang yang menyampaikan dan memberi teladan kebenaran bagi kemuliaan-Nya.

Galatia 1:15 (TB)  Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, 

Jadi jelas bahwa kerasulan Paulus merupakan kasih karunia dari Allah semata dan itu sudah ditentukan sejak dalam kandungan.

Pemisahan harus terjadi supaya setiap orang tahu siapa Allah melalui utusan-Nya yang telah dipisahkan dan hidup sesuai dengan firman-Nya. Artinya bukan persoalan yang gampang untuk menjadi utusan karena Allah mau setiap utusan Allah harus menjadi cermmin bagi orang lain untuk melihat kemuliaan Allah. Sebagai cermin ada hal-hal yang harus diperhatikan;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun