Kenapa kok 'marung'? Karena para istri bukanlah pembantu bagi suaminya yang harus selalu menyediakan masakan di rumah ibarat warung makan padang yang buka 24 jam
***
Bukan berarti saya selaku istri tidak pernah memasak untuk suami dan anak. saya pun ada kalanya memasak untuk mereka. terlebih jika saya luang dan memang ingin memasak.
tapi.. alangkah lebih baik jika memasak bukan menjadi prioritas tugas bagi seorang istri. karena istri bukanlah pembantu untuk disuruh-suruh dan bukan pula koki warteg yang harus siap sedia 24 jam 30 hari menyiapkan makanan dan cemilan untuk seisi anggota keluarga.Â
Jika kalanya istri tidak memasak maka janganlah para suami menuntut. ajaklah ia 'marung', karena terkadang di balik marung ada kebersamaan, di balik marung ada penghormatan, di balik marung ada kebahagiaan tersendiri bagi seluruh anggota keluarga.
jika anda masih mendengar, masak sendiri bikin hemat, sedangkan marung bikin boros. maka sebaiknya jadilah kaya terlebih dulu sebelum memutuskan untuk menikah. agar kelak stigma masyarakat tentang tugas istri berubah.
iya.. sebaiknya berubah. stigma tentang 3 tugas istri;
-sumur = bagian bebersih dan beberes rumah
dapur = bagian memasak dan mengenyangkan si perut seisi rumah
kasur = bagian.... ya itulah..
aku sendiri kurang begitu paham dari mana stigma ini muncul. ada 2 kemungkinan;