Mohon tunggu...
Irfani Zukhrufillah
Irfani Zukhrufillah Mohon Tunggu... Dosen - dosen

seorang ibu dua anak yang sedang belajar mendidik siswa tak berseragam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Suami Zaman "Now" Sukanya "Marung" Aja

4 Januari 2018   14:57 Diperbarui: 4 Januari 2018   15:26 1173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenapa kok 'marung'? Karena para istri bukanlah pembantu bagi suaminya yang harus selalu menyediakan masakan di rumah ibarat warung makan padang yang buka 24 jam

***

Bukan berarti saya selaku istri tidak pernah memasak untuk suami dan anak. saya pun ada kalanya memasak untuk mereka. terlebih jika saya luang dan memang ingin memasak.

tapi.. alangkah lebih baik jika memasak bukan menjadi prioritas tugas bagi seorang istri. karena istri bukanlah pembantu untuk disuruh-suruh dan bukan pula koki warteg yang harus siap sedia 24 jam 30 hari menyiapkan makanan dan cemilan untuk seisi anggota keluarga. 

Jika kalanya istri tidak memasak maka janganlah para suami menuntut. ajaklah ia 'marung', karena terkadang di balik marung ada kebersamaan, di balik marung ada penghormatan, di balik marung ada kebahagiaan tersendiri bagi seluruh anggota keluarga.

jika anda masih mendengar, masak sendiri bikin hemat, sedangkan marung bikin boros. maka sebaiknya jadilah kaya terlebih dulu sebelum memutuskan untuk menikah. agar kelak stigma masyarakat tentang tugas istri berubah.

iya.. sebaiknya berubah. stigma tentang 3 tugas istri;

-sumur = bagian bebersih dan beberes rumah

dapur = bagian memasak dan mengenyangkan si perut seisi rumah

kasur = bagian.... ya itulah..

aku sendiri kurang begitu paham dari mana stigma ini muncul. ada 2 kemungkinan;

dari belanda = pada masa penjajahan

dari india = kesamaan agama dan budaya

atau mungkin ada kemungkinan-kemungkinan lain yang intinya bertujuan mendiskreditkan kaumperempuan sebagai kaum yang lemah dan terjajah.

suatu cerita dari masa lalu. tentang seorang kerabatku, suami-istri. aku yang dulu masih kecil sering melihat bagaimana si suami memperlakukan istrinya. tentang amarahnya saat tidak cocok dengan menu masakan. saat ia berteriak akibat punggungnya digigit oleh kutu kasur.

Saat ia dengan nyata menendang si istri saat air kamar mandi belum penuh. padahal rumah mereka masih 'menimba' saat mengisi air. dan anehnya yang sering menjadi pertanyaanku, mengapa si istri tidur di kamar penyimpanan beras dan panci sedangkan suami tidur di kamar bersih berbau wangi. 

Dan perilaku aneh lain dari suami semisal ia yang sering menggodai perempuan-perempuan tetangga lain di depan si istri. bahkan nafkah materi yang tak pernah diberi. lebih aneh lagi si istri bertahan hingga akhir usianya.

Sepeninggal istri, nampaknya suami baru menyadari bahwa istrinya bukan hanya sekedar 'babu'. hingga stres menderanya dan menyusul istrinya 6 bulan kemudian.

Ini hanyalah satu cerita. Saya yakin masih banyak cerita serupa lainnya di luar sana.

Itulah mengapa jika para suami zaman now masih berpikiran zaman old, tolong baca kembali kisah kisah Rasul. Bagaimana beliau memperlakukan para istrinya. Dalam kisah rasul sering disebutkan tentang asisten rumah tangga yang membantu para istrinya. Jadi jika kalian para suami belum bisa menggaji seorang asisten rumah tangga, maka janganlah kau jadikan istrimu asisten rumah tangga.

Kalau istrimu belum memasak atau tak bisa memasak, come on 'marung' saja ya Pak'e,hehe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun