Mohon tunggu...
Miss G
Miss G Mohon Tunggu... Lainnya - Puisi, Cat Air dan Film Mandarin

Sekedar menitipkan remah-remah kata.-G

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jokowi, Kompeten. Yang Lain Kok? Lelet Bener...

3 Mei 2014   07:00 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:55 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama beberapa minggu ini kita disuguhi drama-drama seru jelang pemilu pilpres 9 Juli 2014, dan karena saya simpatisan Jokowi maka berita-berita tentangnya adalah yang paling saya minati, sehingga saat malam ini, sekitar pukul 7 di MetroTV ada Prime Time News yang menyiarkan bahwa Cawapres Jokowi sudah ditentukan, tapi belum diumumkan, saya langsung berseri-seri, meskipun masih harus menunggu beberapa hari lagi untuk mengetahui ow, ow siapa dia...

Selama beberapa minggu ini saya juga giat membaca-baca berbagai berita tentang pergerakan dari partai-partai dan calon Presiden yang mereka dukung atau akan mereka dukung.

Selama beberapa waktu, jauh sebelum Jokowi dimandatkan oleh ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri, untuk menjadi Capres dari PDIP, sudah bermunculan Capres dari partai-partai lain mengklaim kesiapan mereka menjadi orang nomor satu di Indonesia.

Selama bulan-bulan sebelum Jokowi akhirnya dicapreskan oleh PDIP, saya sudah menganggap diri saya kemungkinan besar golput daripada memilih yang sama sekali tidak menimbulkan selera makan dan kepinginnya pindah negara saja daripada dipimpin oleh penguasa yang begituan.

Syukurlah, Megawati cukup bijak dan berani mengambil keputusan untuk mendengarkan suara-suara dan desakan-desakan dari simpatisan/konstituen PDIP dan simpatisan Jokowi yang terang-terangan meminta agar Jokowi yang dijadikan Capres oleh PDIP.

Syukurlah, setelah bertahun-tahun rakyat cuma bisa mengeluh dan sebagian merasa apatis, sebagian lagi skeptis, akhirnya ada juga elit politik yang mau memberikan ruang untuk suara rakyat, yang mau menyendengkan telinganya untuk mendengarkan apa maunya rakyat dan mau membuka matanya untuk melihat siapa sosok yang diinginkan oleh sebagian rakyatnya untuk memimpin negara ini.

Syukurlah, Megawati masih mampu memisahkan milik pribadi dan milik orang banyak, sehingga ia mau mejadikan partainya sebagai fasilitator dari suara sebagian besar rakyat yang sudah sangat merindukan perubahan, yang sudah capek dan muak melihat wajah-wajah yang 'lu lagi, lu lagi' dan sudah merupakan rahasia umum siapa orang-orang itu, kita sudah hafal sampai tereneg-eneg dengan sepak terjang mereka yang bukan pro-rakyat, tapi pro-diri-sendiri dan pro-kelompoknya masing-masing itu.

Syukurlah Jokowi dihadirkan pada detik-detik terakhir sebelum pileg dan hal itu jelas berpengaruh pada keunggulan PDIP di atas partai-partai lainnya, walaupun nampaknya keunggulan itu sulit sekali diakui oleh lawan politik yang ngotot mengatakan Jokowi Effect nggak ngefek, malah mengge-erkan Rhoma Irama sampai ia percaya dirinya ngefek dan kecewa berat karena nggak bisa bikin dia ngefek jadi Capres PKB.

Syukurlah Jokowi yang dikata-katain sebagai capres wacana, capres boneka, capres tanpa program, capres klemar-klemer, capres survei, ternyata sekarang ini malah jadi satu-satunya Capres yang sudah jelas koalisinya dengan siapa, sudah jelas mampu memenuhi syarat Presidential Treshold, sudah memilih Cawapres dan tinggal diumumkan, dan masih tetap bekerja keras memimpin Jakarta sambil mempersiapkan diri untuk pilpres nanti.

Syukurlah Jokowi ternyata gesit dan fokus dalam menjalankan aktivitas dan kegiatan-kegiatannya sehingga walaupun sebagai Gubernur dia sibuk, tapi dia mampu mengamankan jalannya menuju pilpres, dan walaupun sebagai capres dia sibuk, dia mampu mengamankan pasokan daging sapi untuk Jakarta selama lebaran nanti.

Sementara itu, capres-capres lain yang masih blingsatan kebingungan lobi sana, lobi sini, cari koalisi tapi belum juga terisi-isi, padahal kerjaan mereka apa sih selain ngurusin diri sendiri dan pencapresan? Bayangkan, ngurus soal itu aja nggak selesai-selesai, gitu katanya mau ngurusin kita? Hahaha... Kasian. Contohlah Jokowi, semua dapat diselesaikannya, padahal tugas dia nggak cuma ngurusin copras-capres. Itu baru namanya: KOMPETEN.

*

Puisi-puisi Miss G

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun