Mohon tunggu...
Fajr Muchtar
Fajr Muchtar Mohon Tunggu... Guru - Tukang Kebon

menulis itu artinya menyerap pengetahuan dan mengabarkannya https://www.youtube.com/c/LapakRumi

Selanjutnya

Tutup

Segar Artikel Utama

Tetap Sehat dan Istiqomah Setelah Ramadan

6 Juni 2019   00:01 Diperbarui: 6 Juni 2019   16:47 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(credit to Canva/sumber istimewa)

Lebaran yang merupakan pesta perayaan kemenangan kaum muslimin merupakan masa yang ditunggu-tunggu oleh semua orang, terlebih yang melakukan puasa sebulan penuh. Setelah sebulan mengubah banyak hal tentu saja banyak perubahan fisik maupun mental. 

Dia bisa makan minum secara bebas dan tak perlu menunggu waktu berbuka. Dia juga tak harus bangun pagi sekali untuk melaksanakan sahur. Hal yang dilakukan selama sebulan penuh itu tentu memengaruhi fisik dan mental.

Sayangnya, setelah Ramadan usai, godaan datang bermunculan. Opor ayam dan berbagai hidangan Idulfitri merupakan godaan besar dan susah ditolak. Sekiranya perutnya tidak terasa sakit, mungkin semua makanan ingin dilahap. 

Makan besar di berbagai tempat akhirnya membuat tubuh terkejut. Yang biasanya pagi perutnya kosong tiba-tiba mendapat pasokan yang sangat banyak. Karena ada keterkejutan metabolisme, maka tak jarang setelah Ramadan banyak yang sakit.

Nah, bagaimana tips #antiribet dan #dibikinsimpel agar kita bisa mengantisipasi dan mengkondisikan perubahan pola hidup sehingga tubuh tetap sehat setelah Ramadan.

(foto TribunNews. Olah foto Canva)
(foto TribunNews. Olah foto Canva)
  • Makan skala mini


Selama bulan Ramadan, tubuh terbiasa dengan pasokan makanan yang minim. Agar tubuh tidak terkejut maka jangan makan dengan porsi banyak dalam satu waktu. 

Makanlah dengan porsi mini secara bertahap. Porsi mini ini memberikan kesempatan buat tubuh untuk melakukan perubahan dan persiapan menerima porsi yang lebih besar.

Dalam hal ini kita bisa menerapkan aturan 1/3 seperti yang diajarkan Rasulullah. Beliau bersabda "Tidaklah anak cucu Adam mengisi wadah yang lebih buruk dari perutnya. 

Sebenarnya beberapa suap saja sudah cukup untuk menegakkan tulang rusuknya. Kalau toh dia harus mengisinya, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernapas. (HR Turmudzi, Ibnu Majah, Muslim).

(foto TribunNews. Olah foto Canva)
(foto TribunNews. Olah foto Canva)
  • Kunyah Secara Perlahan

Mengunyah makanan sangat bermanfaat buat tubuh. Apalagi saat transisi dari pola puasa ke pola non puasa. Saat mengunyah makanan, air liur akan memecah partikel makanan dan melembutkannya. Hal ini membuat mudah untuk masuk ke sistem pencernaan.

Saat mengunyah, ludah yang dikeluarkan oleh mulut akan lebih banyak. Selain ikut mengubah tekstur dan melembutkan makanan, ludah yang diproduksi juga membunuh bakteri-bakteri yang tak baik buat tubuh. 

Masih ditambah lagi dengan jumlah kunyahan yang dilakukan merupakan sinyal yang diberikan oleh mulut ke otak, dari situ diteruskan ke lambung untuk menghasilkan enzim penghancur makanan. Jadi kalau makanan hanya dikunyah sedikit akan terjadi proses yang tak sempurna.

(foto TribunNews. Olah foto Canva)
(foto TribunNews. Olah foto Canva)
  • Lengkapi dengan buah-buahan

Kebanyakan makanan yang disediakan saat Idulfitri adalah makanan yang miskin serat. Oleh karenanya sisa-sisa makanan dalam perut akan menumpuk dan rentan menimbulkan penyakit. 

Sisa-sisa makanan itu harus dikeluarkan dari tubuh. Untuk melancarkan proses pembuangan pencernaan, kita memerlukan serta sehingga feses bisa dikeluarkan dengan mudah. 

Serat terbaik banyak dikandung dalam dalam sayuran dan buah-buahan. Oleh karena itu, untuk mengimbangi makanan tak berserat di hari raya fitri mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran segar sangat dianjurkan.

(foto TribunNews. Olah foto Canva)
(foto TribunNews. Olah foto Canva)
  • Lakukan aktivitas fisik

Saat melakukan puasa, kurangnya asupan makanan ke dalam tubuh membuat tubuh lemas dan cepat cape. Pilihan saat seperti itu memang mengurangi aktivitas tubuh. Saat Idulfitri, asupan melonjak dengan drastis. Jika hal ini tidak dikeluarkan dengan baik maka akan menumpuk menjadi lemak dan membuat tidak sehat.

Lakukanlah kegiatan-kegiatan yang bersifat melakukan banyak gerakan dan keringat. Kegiatan seperti olahraga dan berkebun akan membantu metabolism tubuh dan membakar lemak-lemak yang menumpuk akibat dari konsumsi makanan selama Idulfitri. 

Di samping itu, aktivitas gerak seperti olahraga membuat sirkulasi darah menjadi lebih lancar. Hasilnya tubuh lebih sehat dan kuat serta tak mudah terserang penyakit.

(foto TribunNews. Olah foto Canva)
(foto TribunNews. Olah foto Canva)
  • Puasa Senin Kamis

Untuk tetap mempertahankan performa pencernaan patut dicoba juga secara rutin berpuasa senin dan kamis. Dalam berbagai penelitian, puasa dua kali sepekan ini membantu mempercepat pembuangan limbah yang ditinggalkan sel-sel mati dan rusak dari tubuh. Puasa juga terbukti mempercepat aktivitas dan pertumbuhan sel-sel saraf.

Dalam sebuah sabdanya Rasulullah SAW berkata, "Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa." (HR Tirmidzi)

Nah inilah 5 tips #antiribet yang dapat dimanfaatkan untuk kesehatan setelah meninggalkan Ramadhan. Toh kita tak ingin sakit justru saat semua bergembira merayakan Idulfitri. Jadi mengapa tak #dibikinsimpel?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun