Dengan memaafkan kesalahan orang lain, kita berdamai dengan diri sendiri, kita juga mengatur diri fokus kepada peran sini-kini, ketimbang terus menerus larut oleh masa lalu beserta sedugang masalah yang sudah expired.
Untuk berdamai dengan diri, dibutuhkan keberanian untuk menjadi pihak yang terlebih dahulu meminta maaf. Karena kalau tidak, kerikil itu akan mengganjal terus di hati dan mengganggu kedamaian lahir dan batin. Kerikil kecil itu akan memprovokasi hati untuk menyalahkan pihak lain, sikap terbiasa menyalahkan adalah bibit dari emosi-emosi yang tidak sehat.
Kekerasan fisik maupun verbal entah secara langsung maupun tidak. Bahkan sebelum hal itu berpotensi kekerasan, saling memaafkan sudah memadamkan api tersebut. Bagaimana mungkin indahnya momen lebaran tidak mampu meneduhkan kita dari perpecahan?
Dalam QS. Asy-Syura ayat: 40 "Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah swt. sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim."
Sebagaimana sebuah perayaan yang patutnya dimeriahkan maka dari itu mari kita viralkan cinta kasih kepada sesama dan bahwa saling memaafkan itu keren.