Menariknya dengan adanya kasus kopi sianida Mirna, penulis ini menulis hampir 40 judul, arahnya sama, Jesica harus di tuntut bebas demi "keadilan" , tentu saja keadilan versi mahasiswa Jayabaya ini. Tetapi untungnya majelis hakim jauh lebih jernih dalam memutuskan perkara. Keadilan bukanlah serentetan peristiwa yang bisa dipotong - potong parsial sehingga menghilangkan logika kebenarannya. Hakim lebih jernih berpikir dalam menimbang gejala, tendensi dan menggabungkan menjadi peristiwa yang utuh, bahwa kopi selama disajikan sampai diminum dalam penguasaan Jesica dsb dsb.
Pertanyaannya:Â Bagaimana mungkin admin kompasiana memberi label pilihan pada semua 40 judul tulisan tentang Kopi Sianida yang ditulis mahasiswa Jayabaya ini, jika sekarang terbukti logikanya salah 100%?
Dari sini terlihat bahwa subyektifitas admin dalam membeli label PILIHAN sangat ngawur. Harusnya Admin bertindak atas nama idealisme, bukan semuanya berdasarkan jumlah pembaca dan jumlah iklan. Mungkin admin berpikir bahwa idealisme hanya indah di ucapkan dalam seminar - seminar, tetapi jika idealisme itu 100% diabaikan, mungkin suatu saat akan  ada yang mempertanyakan sisi kemanusiaan seorang admin kompasiana.