Mohon tunggu...
Funpol
Funpol Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tumbuh dan Menggugah

Selanjutnya

Tutup

Money

Menelisik Ekonomi Indonesia Q2 2022 Meroket, tapi Pengangguran Kian Bertambah

10 November 2022   20:35 Diperbarui: 10 November 2022   20:41 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tingkat Pengangguran Berdasarkan Pendidikan/Aristya Rahadian Krisabella/CNBC Indonesia

Mengambil data dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Pada November 2022 ekonomi Indonesia pada kuartal ke-2 Juli-September berhasil tumbuh hingga 5,72%.
Angka tersebut tertinggi selama lima kuartal terakhir. Capaian ini menjadi sangat fundamental di tengah terpuruknya ekonomi dunia hingga banyak negara terancam bahkan terkena resesi.

Dalam lansiran CNBC Indonesia, Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan bahwa pendorong dari ekonomi nasional salah satu sebabnya ialah efek global berupa tingginya harga komoditas internasional yang merupakan ekspor andalan Indonesia. Yakni batu bara, minyak kelapa sawit, besi hingga baja.

Uniknya, di tengah naiknya ekonomi nasional justru ada dampak yang berbalik dari segi pengangguran. Jumlah pengangguran justru meningkat cukup signifikan, angka pengangguran Indonesia mencapai 8,42 juta orang pada periode Agustus 2022, naik dari sebelumnya 8,40 orang pada Februari 2022.

Jadi yang mana yang benar?

Jika ditelisik, ternyata penduduk usia kerja berjumlah 209,4 juta orang. Artinya, usia jumlah tersebut berpotensi kerja ya sobat Funpol.id bukan sudah bekerja.

Sedangkan, dari jumlah tersebut yang terserap angkatan kerja adalah 143,72 juta orang atau naik 3,57 juta orang dan bukan angkatan kerja sebanyak 65,70 juta atau turun 0,86 juta orang.

Jadi, sebenanya secara fakta memang benar ekonomi kita naik lho! dan cukup diapresiasi karena kondisi ekonomi kita masih bisa bertahan di tengah ancaman resesi dari berbagai negara.

Sedangkan karena masa transisi yang menyebabkan turunnya serapan kerja masih terpengaruh dari berbagai hal. Bisa jadi dampak akibat pandemi Covid-19, kondisi ekonomi dan maraknya perusahaan yang efisiensi akibat turunnya performa dan pendapatan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun