Mohon tunggu...
Fuji N
Fuji N Mohon Tunggu... Penulis - Freelance

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain. Silakan kunjungi situs pribadi saya di

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Masuk Islam Tsumamah bin Itsal

5 April 2019   21:11 Diperbarui: 5 April 2019   21:14 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

'Aku tidak sudi mengucapkannya!', jawab Tsumamah keras.

'Katakanlah, Aku bersaksi tiada ilah selain Allah dan Muhammad itu Rasul Allah', pinta baginda lagi dengan kelembutan.

'Aku tidak akan mengucapkannya!' tegas Tsumamah lagi.

Mereka yang menyaksikan geram, marah, juga gregetan. Begitu jengkelnya mereka mendengar jawaban-jawaban keras Tsumamah. Ditengah suasana yang demikian, Rasulullah Saw. justru melepaskan Tsumamah dan memintanya segera meninggalkan Madinah. Tsumamah bangkit, dan baru beberapa langkah meninggalkan masjid, ia bersuara, 'Wahai Rasulullah, aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad Rasul Allah'.

Semua kaget, dan Rasulullah Saw. tersenyum. 'Mengapa engkau baru mengucapkannya?', tanya Rasulullah Saw.

 

'Ketika belum engkau bebaskan, aku tidak mengucapkannya, khawatir dianggap aku masuk Islam karena takut padamu. Setelah engkau bebaskan, aku mengucapkannya semata-mata karena mengharap ridha-Nya', jawab Tsumamah menggetarkan batin.

 

Barangkali inilah rahasia permintaan makan oleh Rasulullah Saw., yang tidak dimengerti para sahabatnya. Andaikan pembencinya Tsumamah dibunuh seketika itu, maka kematiannya akan tetap dalam kemusyrikan. Hatinya tetap menyimpan kebencian dan dendam. Namun, dengan memberinya pemaafan dan kasih sayang, kebaikan justru merasuk dalam dirinya. Dengan suka rela, Tsumamah memasrahkan dirinya pada ajaran kebaikan.

 

'Ketika memasuki Madinah, tidak ada yang lebih aku benci selain Muhammad. Setelah meninggalkan Madinah, tidak ada yang lebih aku cintai selain Muhammad Saw.', saksinya suatu ketika.

 

Disadur dari buku 'Samudra Keteladanan Muhammad' karya Nurul H. Maarif.

 

Wallahu a'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun