Mohon tunggu...
Fuji N
Fuji N Mohon Tunggu... Penulis - Freelance

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain. Silakan kunjungi situs pribadi saya di

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Masuk Islam Tsumamah bin Itsal

5 April 2019   21:11 Diperbarui: 5 April 2019   21:14 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Satu ketika, Tsumamah bin Itsal, lelaki asal Yamamah, pergi ke Madinah. Membunuh Muhammad Saw., menjadi misi besarnya datang ke Madinah. Senjata telah ia siapkan dengan matang.

Menangkap gelagat lelaki yang mencurigakan, insting Umar bin Al-Khattab mencium ada sesuatu yang tidak beres. Tsumamah, lelaki asal Yamamah itu lalu dihadangnya. 'Apa tujuanmu ke Madinah? Bukankah engkau seorang musyrik?', tanya Umar menginterogasi Tsumamah.

'Aku ke sini untuk membunuh Muhammad!', jawab Tsumamah tanpa ragu, sekaligus menantang.

Lelaki pemberani asal Yamamah itu begitu membenci putra Abdullah dan Aminah, Muhammad Saw. Ajaran Islam yang dibawa Muhammad Saw. menjadi akar kebenciannya yang memuncak. Pelak, keinginannya membunuh Muhammad Saw. begitu besar. Menjadi cita-cita hidupnya yang tak mudah dipadamkan. Keberhasilan membunuhnya dinilai sebagai kebaikan puncak.

Tak ingin kecolongan, Umar yang dikenal sebagai pegulat tangguh langsung menangkap dan meringkus Tsumamah. Kalah perkasa, Tsumamah tak berkutik dibuatnya. Tak kuasa lelaki asal Yamamah itu melepaskan pitingan Umar sang Singa Padang Pasir. Tangannya diikat, senjatanya dilucuti dan Umar pun menggiringnya ke masjid. Setelah diikat di tiang masjid, Umar melaporkannya kepada Muhammad Saw.

Muhammad Saw. memandang wajah lelaki Yamamah yang mengancam nyawanya itu dengan seksama. Tidak terlihat kebencian sedikitpun di wajah Muhammad Saw. yang ramah. Tidak ada bentakan dari mulutnya, tidak ada kekerasan dari tangan atau kakinya. Juga tidak ada instruksi pada sahabat-sahabat untuk mengeksekusinya.

'Apakah kalian sudah memberinya makan?', tanya Muhammad Saw. pada para sahabatnya.

Pertanyaan yang ganjil dan janggal. Bagaimana mungkin justru pertanyaan itu yang terlontar dari seorang Muhammad Saw. Di tengah ancaman kematian yang mengerikan, Muhammad Saw. justru menanya soal makan. Pertanyaan yang bikin kaget dan tidak dimengerti para sahabatnya kala itu. Padahal, Umar sendiri menunggu-nunggu Rasulullah Saw. memberinya aba-aba untuk memancung lehernya.

'Makanan apa wahai Rasulullah Saw.? Dia datang ingin membunuhmu, bukan ingin masuk Islam!', sergah Umar keheranan.

'Tolong ambilkan segelas susu dari rumahku dan buka tali pengikatnya,' pinta Rasulullah Saw. mengacuhkan pertanyaan sahabatnya itu. Dengan penuh heran, tentu Umar mematuhi instruksi kekasihnya itu.

'Ucapkanlah la ilaha illa Allah', pinta Rasulullah Saw. pada Tsumamah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun