Mohon tunggu...
Fufut Tri Nur Indah
Fufut Tri Nur Indah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Ilmu Keluarga dan Perkembangan Anak

Pemerhati Anak dan Keluarga

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Terjadinya Pembunuhan Vina Cirebon Potret Buruknya Parenting Keluarga

22 Mei 2024   12:07 Diperbarui: 22 Mei 2024   22:38 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Instagram @deecompany_official

Tragedi pembunuhan sadis Vina Cirebon oleh geng motor yang difilmkan berhasil membuat gelombang antusiasme publik untuk mengulik siapa saja pelaku yang terlibat. Bagaimana antusiasme publik membuat banyak pihak bereaksi dalam kasus ini.  Namun, ada satu hal yang perlu dibahas lebih dalam selain pengusutan kasus, yakni terkait buruknya parenting  atau pengasuhan yang dilakukan oleh keluarga korban maupun keluarga pelaku.

Hasil penelitian Togiaratua Nainggolan tahun 2020 dari Kementerian Sosial Republik Indonesia menunjukkan bahwa Kota Cirebon merupakan salah satu kota di Indonesia dengan keberingasan geng motor yang tinggi. Penelitian tersebut menemukan fakta bahwa keberingasan meliputi pengeroyokan, kekerasan di muka umum, penganiayaan disertai pemerkosaan, bahkan pembunuhan. Anak-anak anggota geng motor akan mempertaruhkan nyawanya demi nama baik gengnya.

Geng motor merupakan kelompok non-formal yang memiliki keterikatan yang kuat antar anggotanya. Anak-anak terlibat dan masuk dalam geng ketika memasuki usia remaja. Pada usia ini pengakuan akan jati diri menjadi suatu kebutuhan. Apabila anak tidak mendapatkannya pengakuan di lingkungan keluarga, maka ia akan mencarinya di luar lingkungan keluarga.

Foto yang beredar di sosial media menunjukkan bahwa korban Vina pernah bergabung dalam kegiatan geng motor, dalam foto terlihat sosok Vina duduk di antara para geng motor. Hal tersebut menunjukkan bahwa korban memang berada di lingkungan yang kurang sehat. Korban Vina kurang mendapatkan arahan dari keluarga terkait bagaimana seharusnya memilih lingkungan pertemanan.

Apalagi melihat fakta bahwa korban Vina memiliki ibu yang bekerja di luar negeri. Tanpa bermaksud mendiskreditkan perjuangan seorang ibu dalam memenuhi kebutuhan keluarganya dalam ekonomi. Namun, banyak orang tua yang beranggapan bahwa tanggung jawab terbesar adalah memberikan ketercukupan fasilitas materi pada anak, padahal anak juga membutuhkan kelekatan dengan orang tuanya, serta perasaan dicintai oleh orang tuanya.


Pada orang tua dengan status long distance marriage, diperlukan strategi parenting khusus agar tangki cinta anak terpenuhi. Pengasuhan dengan orang tua tunggal atau salah satu orang tua tinggal di luar negeri seharusnya dapat dilakukan dengan pemberian sosok pengganti semisal kakak tertua dari si anak, nenek, bibi atau bude sebagai sosok pengganti ibu secara fisik. Perhatian kepada anak masih menjadi kewajiban bagi orang tua, meskipun melalui perantara saudara atau keluarga dari orang tua. Komunikasi terhadap keluarga besar memang perlu dibicarakan sebelum pengambilan keputusan meninggalkan anak yang masih dalam usia yang memerlukan arahan dan bimbingan.

Sosok pengasuh penganti ini nantinya, harus menerapkan pengasuhan proporsional dengan tidak terlalu memanjakan anak maupun terlalu keras ke anak. Pengawasan terhadap pergaulan anak juga sangat wajib dilakukan. Tentunya sosok pengasuh pengganti harus melakukan pengasuhan yang fleksibel dan masih dalam kontrol orang tua kandung.

Sementara itu, apabila melihat dari sisi pelaku sudah dapat dipastikan bahwa Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) memiliki pengasuhan yang salah di rumahnya. Keluarga yang utuh dan mampu menjalankan fungsinya dengan benar beresiko kecil untuk menghasilkan ABH. Sementara, keluarga yang memiliki pola asuh buruk, pengasuhan dengan kekerasan, keluarga berkonflik, dan keluarga kriminal lebih berpeluang menghasilkan anak dengan kriminal. Mayoritas para ABH lahir dan tumbuh dengan orang tua yang tidak hadir dalam perkembangan mereka. Orang tua berpisah, orang tua meninggal, orang tua ada tapi tiada dalam peran pengasuhan.

Menjadi orang tua tidaklah mudah. Lalu bagaimana agar anak terhindar dari lingkungan dan pergaulan buruk? Orang tua harus senantiasa meningkatkan ilmu parenting. Hadirlah dalam setiap tumbuh kembang anak, hindari pengasuhan dengan kekerasan, terapkan religiusitas dalam keluarga, jadilah role model positif bagi anak-anak, serta berikan keseimbangan peran ayah dan ibu dalam pengasuhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun