Mohon tunggu...
Fuad Saputra
Fuad Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa cum Jurnalis

Mahasiswa Universitas Negeri Malang. Alumnus Pesantren Imam Syafi'i, Aceh Besar, Aceh. Asal Bireuen Aceh.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tanah Tandus Berdebu

5 Maret 2018   18:17 Diperbarui: 5 Maret 2018   18:20 1302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harapan?

Masih adakah harapan di tanah tandus berdebu

Mengiris luka membawa bencana

Berteduh dari terik saja sudah tak bisa

Bisa?

Bisakah ku berharap

Bergantung pada impian dan angan

Dipunggung mereka yang duduk di Senayan

Punggung pemikul janji lima tahun sekali

Sekali?

Sekali lagi ingin ku nikmati waktu

Seperti anak yang kecil  yang bermain penuh fantasi

Di dunia penuh warna

Liar bebas tak terkekang

Kekang?

Badan lumpuh otak terpasung

Ide terpenjara mulut terbungkam

Tubuh bergerak dalam gelap tanpa cahaya

Cahaya?

Akankah ada cahaya untuk tanah tandus berdebu ini?

Tanah tanpa harapan

Tanah keputus asaan

Fuad Saputra

Malang, 05032018

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun