Penulis Bersama Bapak Taufiq Ismail(Penyair Nasional)
...kenalilah aku dari diriku, jangan dari orang lain, sebab tak semua orang berkata benar tentang aku...
Awal Tahun 1995, Batang Kapas Sirajul Fuad Zis Ya, begitulah nama gue yang diberikan oleh kedua orang tua. Setelah gue lahir kedunia Mr. Sirajul Fuad Zis alias Si Fufu, akrabnya gue dipanggil oleh teman yang bernama Abdul( nama tidak disamarkan) ,sebelum gue lahir kedunia ada peristiwa yang menarik di alami oleh nyokap dan bokap yang patut diceritakan ketika gue masih dalam kandungan. Meski gue belum lahir, gue udah bisa bercerita pada pembaca budiman. Gue Hebat kan? * tepuk tangan dong. Sebenarnya dalam benak gue ada ide mengangkat judul pada bab ini “Janin Yang Bercerita” tapi apalah daya, nanti akan menimbulkan kontroversi diantara dukun beranak dan gue merasa takut di santet dukun beranak. Dan pada akhirnya gue mengambil ide “ Gue Berkisah Sebelum Gue Lahir” haha. Sebenarnya gimana sih. Lahir aja belum kok sudah bisa bercerita. Makanya baca. Jangan komentarnya diawal. * pembaca jadi diam “...”(diam) suasana hening. Krik krik krik Gue mulai bercerita ya, simak dengan baik, duduk yang rapi Baca basmalah “Bismillahirrahmanirrhim” Hari begitu panas, siang yang menyengat di sebuah kota kecil di Sumatera, tepatnya wilayah Sumatera Barat, di Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Indonesia. Negri Minang yang kental dengan adat-adatnya. Dan yang paling tenar adalah rumah+makan= Rumah Makan yang sudah tidak diragukan lagi ketenaranya di Nusantara”Nasi Padang Ciek da? Ditambah jengkol yoda” bagi pembaca yang nggak ngerti lihat di Geogle yah atau lihat subtitle yang dibawah ini. * lengkap sudah tempat yang mau gue ceritakan ? Pada hari itu nyokap dan bokap melakukan perjalanan dari Batang Kapas menuju kota Painan, dengan jarak tempuh setengah jam perjalanan. By the way, ketika mereka diperjalanan hal yang tak di inginkan pun datang seketika. Kecelakaan … Blum paaaaark cusssssss Gue yang masih dalam kandungan nyokap tidak bisa melihat, merasakan bahkan tak dapat bisa membantu kejadian yang ada di luar. Kecelakaan datang tiba-tiba. Yang membuat kedua orang tua gue berada dalam keadaan gawat. Karena motornya lecet. Peristiwa ini gue dapat cerita dari nyokap dan bokap ketika gue udah remaja. (Iiiieech pengarangnya nyebelin), rintih para pembaca setia gue, kok peristiwa nya belum juga di kasih tau kronologisnya gimana sih? haha begitulah pembaca kesal karena peristiwanya belum juga gue ceritain secara detail.haha wkwkw. Tapi kesabaran itu bisa meluluhkan hati orang loh, cobalah selalu bersabar ketika Allah menguji kita, Allah menguji karena Dia perhatian sama kita, emang cewek ama cowok elo yang bakal perhatian banget ama elo gitu? Nggak gitu juga lah yau, mereka juga ada kesibukan tersendiri yang lebih penting dari mikirin loe soalnya mereka sedang mikirin gue(peace bro).jika pembaca emosi maka ingatlah kemarahan akan membuat suatu ketidak nyamanan didalam hati. ya sudah sekarang gue mau ceritain kronologis yang sebenarnya.
Mobil angkut VS Motor Bokap
Bokap dan nyokap gue ketabrak oleh sebuah mobil angkutan umum di sekitar Pasar, Ya alhamdulillah tentu nggak bokap dan nyokap yang ditabrak mobil, namun kondisi motor yang mereka miliki agak sedikit parah. Apalah daya gue yang masih dalam kandungan nggak bisa membantu. hahaha. Gue merasa nyaman-nyaman aja ketika itu didalam kandungan nyokap, Cuma kasihan nyokap sama bokap L .jika gue ikutan berada di luar pasti nangis seperti air terjun yang mengalir deras, ah sudahlalah.itu lebay, kecelakaan ini pun besar manfaatnya bagi kami sekeluarga,banyak hikmah. salah satunya gue dapat cerita sama pembaca budiman dalam story gue kali ini. Terima kasih pembaca J. Bokap dan nyokap jatuh ke aspal yang lumayan panas, sebab matahari menyinari aspal dengan Suhu panas menyengat. Ooh sungguh malangnya nasib dua pemuda pemudi ini yang akan pergi meminjam uang ke salah satu bank di Kota Painan. Tapi apalah daya seorang manusia, yang Maha kuasa Telah menetapkan hal yang demikian kepada catatan takdir mereka. Posisi nyokap berada dibawah kolong mobil saat terjadi kecelakaan.untung saja nyokap tidak ditabrak oleh ban mobil.galau ditabrak, mustahil gue bisa cerita kali ini. Nyokap gue pun dibantuin orang untuk melangkah dari aspal yang panas, tepatnya di bawah kolong mobil angkut ke tempat sebuah toko emas yang berada tidak jauh dari TKP, lain halnya dengan bokap gue, tangan dan kakinya sudah lecet. ia pun harus mengurus motor Astrea nya yang baru beberapa bulan dimiliki. dikala itu memiliki motor saja Alhamdulilah dengan rasa syukur yang begitu dalam kepada Yang Maha Kuasa. Bokap gue seorang perantau, tapi tak seganas pria yang ada didalam film Merantau. Namanya saja seorang perantau di negri orang, sudah seharusnya bokap gue yang mesti menyelesaikan masalah dengan kepala dingin dan damai. pada tahun 1995, bokap gue merantau ke “Pesisir Selatan. by the way pembaca budiman mungkin pada kagak tahu nama bokap gue, perkenalin bokap gue nama beliau Zainal Efendi, akrabnya di panggil “Inal” oleh siapapun, tapi kalau nyokap gue manggilnya dengan sebutan istimewa “Abang” hehe panggilan mesranya beliau tinggal di Malalo , sebuah perkampungan kecil di kota Tanah Datar. Bokap sering banget cerita tentang kehidupanya ke gue, jadi gue lah pendengar setia semasa kecil hingga sekarang , bukankah sewaktu gue dalam kandungan yang pertama kali berfungsi dalam janin adalah telinga untuk mendengar, kalau pembaca pada nggak percaya lihat di Alqur’an keagungan sebuah pendengaran yang di letakan pertama sekali dalam ayat ”waja’alalalum minas sam i wal absar wal af’idah, nah sam’i itu artinya mendengar, jadi awal diletakkan kalimatnya oleh Yang Maha Kaya, kenapa nggak af’idah aja? sesuai dengan nama gue kan? af’idah itu kata jamak dalam Bahasa Arab, but yang mufrad atau kata satunya yaitu ia menjadi “Fu’ad” artinya itu Hati. Gue banget Bokap pernah bercerita, sewaktu SD saja beliau sudah merasakan pahitnya hidup, ketika kelas 4 SD beliau sudah mencari duit sendiri dengan cara mencari ikan di Danau Singkarak, lumayan buat makan sehari-hari, pemuda yang memiliki tanda lahir hitam pirang di sebelah kiri pipinya ini adalah anak ke-5 dari lima bersaudara, sempat juga jualan kue Putu membantu kakaknya yang pertama. Biasanya memanggil beliau dengan sebutan pak Uwo(Almarhum) semoga beliau diterima disisi-Nya. Di antara teman-teman SD yang satu angkatan dengan bokap gue, hanya berdua orang saja yang merasakan berhasilnya perjuangan dan akhir puncak dari pendidikanya selama ini, yang berasal dari sebuah kampung yang bernama Malalo. Diantaranya yaitu Bokap gue yang bisa jadi PNS dengan usaha keras dan mengembara ke daerah lain hijrah dari kampung Malalo ke Padang dan Pesisir Selatan.sesuai dengan buku pertama gue yaitu “Cahaya Hati Sang Pengembara”, tentang mulianya seorang yang mengembara demi mencari ilmu.Dan yang kedua yaitu Bapak Supardi yang biasanya di kampung di sebut yaitu “ Pak Hakim” sebab beliau seorang Hakim di Pengadilan Negri Bukit Tinggi. Gue sering ke rumahnya sewaktu bersekolah di MAPK Koto Baru Padang Panjang, meski saat menulis kisah ini pun gue masih bersekolah di sekolah tersebut. Kadang gue kesana melihat dan menggunakan motor antik bebek beliau, begitu juga dengan motor kijang yang sangat langka saat sekarang ini. Hehe Tapi sayangnya motor itu kedua-duanya nakal , yang bikin nyebelin banget bagi gue. Setiap rusak pasti harus gue dorong dan dorong lagi sampai bengkel ketemu, tapi untungnya gue kan enggak pergi sendiri, melainkan kemana-mana gue kan ngajak teman . Kalau gue sendiri jujur capek banget lah ngedorong motor yang lumayan berat. Tapi Subhanallah tebar pesonanya sangat luar biasa ketika berada di atas motor di jalan raya. Siapapun yang ngelihat gue make motor itu, so pasti perhatiin gue, enggak tahu apa dan kenapanya mereka bisa seperhatian itu, mobil macet gara-gara yang paling depan menghormati kedatangan gue yang nyantainya crazy abis, sambil nyuruh gue agar berada di depan mobil yang terpesona dengan kedatangan gue, jadi artis neh motor gue. Suatu kali gue juga sempat service motor tersebut di Bukit Tinggi, ternyata eh ternyata yang tukang menservice malah nawar-nawar motor itu agar ia beli tapi gue nggak mau jual, karena motor antic nggak punya gue. HaHa
Bahaya banget bagi orang lain kalau gue udah sampai naik dan menghidupkan tuh motor, ada anak kecil yang ketawa histeris, sampe-sampe keluar air matanya dengan ketawa Over laugh, gue kasihan banget deh sama tuh anak-anak saking syoknya ngelihat motor yang gue kendarain. Terus ada lagi yang cengengesan, ada yang parahnya neh, cemeeh motor gue, tapi nggak terang-terangan sich, hanya senyum-senyum palsu dari belakang doang.
Gue sewaktu itu juga bertekad mau beli motor yang harganya 500 ribuanlah, yaitu Vespa, jujur gue senang punya motor yang unik, gue enggak butuh tu motor yang 50 jutaan tapi hati kagak senang menggunakanya. Eh coba kita bandingin saja deh mana besar angkanya 500 atau 50? Ya, jelas kali 500, gue yang bego MTK saja tahu bahwa angka 500 lebih besar dari 50, apalagi elo semua pada pintar , yang enggak pintar jangan ngerasa ya.HAHA Bokap gue sering cerita masa lalunya ke gue, butuh 1 buku pula mengisahkan cerita beliau dalam suka duka menjalani sebuah kehidupan. *makanya dari tadi cerita nggak nyambung, gue kan penjual es campur yang coba-coba bikin buku Back to story “maaf pak, jika sendainya motor saya yang menabrak mobil bapak” kata bokap gue dengan sopan dan ramah walau keadaan saat itu bisa saja meledakkan amarah yang sangat tinggi buat bokap. Menghilangkan suasana yang sudah hening.“oh tidak, itu yang salah saya pak, biar saya yang mengganti semua kerusakan, saya khilaf saat membawa mobil tadi, kepikiran istri yang lagi dirumah belum makan” jawab bapak yang mengendarai mobil angkut tersebut datar.Disanalah bokap gue keahlianya dengan jitu komunikasi yang baik bisa melembutkan hati lawan bicaranya,( yah mengalir deh ke gue sifatnya )”wah gue pede abis dibuatnya”. Seharusnya urusan ini di bawa ke kantor polisi dahulu untuk menyelasaikan masalah seperti hal yang biasanya gue ketemui, tapi kali ini nggak usah saja karena bokap gue nggak mau mempermasalahkan yang sedikit ini, walau nyokap gue sempat berada di bawah kolong mobil carry itu, bokap hanya bisa bersabar lihat nyokap dan Alhamdulillah udah pada di tolongi sama masyarakat yang tersentuh lihat bokap dan nyokap gue, hanya ke gue aja enggak tersentuh, masalahnya mereka semua kagak pada lihat, gue kan masih dalam kandungan nyokap ketika itu. Nah salah satu sikap lemah lembut inilah yang di pake kali ini oleh bokap gue. Ini pun sudah di tulis tentang lemah lembut jutaan abad silam oleh Sang Penulis tekemuka di dunia dan akhirat , Raja dari Maha Raja, Bukunya Bestseller International, bahkan Dia nggak butuh lagi uang untuk keperluanya, ya so pastilah . Begini ungkapanya yang indah” rahmatan minallahi linta lahum” maka disebabkan Rahmat Allah engkau berlaku lemah lembut terhadap mereka. Begitulah Nabi Muhammad memiliki sikap lemah lembut kepada kaum muslimin khususnya mereka yang telah melakukan kesalahan pun ia masih berlaku rendah hati dan lemah lembut. Bahkan sewaktu perang Uhud yang bisa mengundang rasa amarah manusia, namun demikian cukup banyak pula bukti menunjukkan kelemah lembutan Nabi SAW ia bisa berlemah lembut kepada para sahabat. Dari kata “ maka disebabkan rahmat dari Allah engkau berlaku lemah lembut terhadap mereka “ penafsiranya dalam tafsir Al-Misbah karangan M.Quraish Sihab yaitu dapat menjadi salah satu bukti bahwa Allah SWT. Sendiri yang mendidik dan membentuk kepribadian Nabi SAW, sebagaimana sabda beliau”aku di didik oleh Tuhanku, “maka sungguh baik hasil didikan-Nya” .kemudian gue berkata
” dalam setiap kisah ada ilmu yang bermanfaat yang bisa dipetik kemudian harus diamalkan”
Jadilah loe seperti Abu Bakar Siddiq yang murah mengeluarkan darmawannya
Jadilah loe kayak Umar bin Khatab yang selalu tegas dan shalat malam
Jadilah loe kayak Ustman bin Affan dengan kelemah lembutannya